21. Kemalangan menimpa

451 61 7
                                    

Sunoo berlari secepat mungkin di sepanjang lorong rumah sakit itu.

Tadi begitu mendengar kalau Jungwon dilarikan ke rumah sakit, dia dengan panik langsung berlari keluar rumahnya, dan tanpa pikir panjang memesan taksi sambil berlari keluar komplek.

Sunoo berhenti di depan meja resepsionis, walaupun dalam kondisi tersengal dan merasa dadanya perih, dia bertanya ke perawat yang sedang berjaga..

"Maaf, saya cari adik saya, Kim Jungwon. Ada di ruangan mana?" Tanyanya masih dengan ngos-ngosan.

"Kim Jungwon?" Perawat tersebut tampak berpikir sebentar. Setelah itu dia menunjuk ke ruangan besar di belakang Sunoo. "Dia masih diruang gawat darurat! Sebelah sini!"

Sunoo berlari ke ruangan yang ditunjuk perawat tadi. Kemudian satu persatu dia memeriksa bilik ranjang yang ada di sana. Kebetulan semua tirainya terbuka.

Tapi Sunoo belum menemukan Jungwon.

Hingga akhirnya satu-satunya ranjang tersisa di ujung ruangan dan di ranjang itu sekelilingnya tertutupi oleh tirai.

Dengan dada yang berdegup kencang, sambil mengira-ngira bagaimana kondisi Jungwon, Sunoo membuka tirai itu..

Dan apa yang dia lihat, nyaris membuat Sunoo jatuh terduduk di lantai. Adiknya itu tergeletak tak sadarkan diri di ranjang dengan muka yang penuh memar dan luka. Kaos putihnya terlihat kotor oleh noda tanah dan darah. Lalu yang membuat Sunoo merasa hampir menangis adalah, di kedua tangan Jungwon terlihat banyak bekas luka sayatan, yang beberapa di tutupi oleh perban.

"Jungwon.." bisik Sunoo. Nafasnya seolah tercekat di tenggorokan.

Tiba-tiba perawat yang tadi berdiri di belakang meja resepsionis menghampiri Sunoo.

"Adik saya kenapa?" tanya Sunoo dengan tatapan yang terus tertuju ke Jungwon. "Apa yang terjadi?"

"Tunggu sebentar, adik anda masih dalam pengaruh obat penenang. Biar saya panggilkan dokter dulu." Setelah bilang begitu perawat tersebut pergi lagi untuk memanggil dokter.

Dan gak lama, dokter datang.

"Untuk sementara biarkan dia tenang dulu. Dia mengalami syok berat," katanya sambil melihat buku hasil pemeriksaan Jungwon. Dokter itupun menghela napas panjang. "Astaga.." gumamnya.

Dia lalu menatap Sunoo.

"Anda kakaknya?" Sunoo menoleh dan mengangguk.

"Ikut saya sebentar."

Sunoo keluar dari bilik dan mengikuti dokter yang dari name tagnya bernama Kim Taehyung itu ke koridor di depan UGD.

"Kondisinya cukup buruk. Bukan cuma luka-lukanya. Dari kondisi psikologisnya pun.." kata Dokter itu.

"Maksud dokter?"

"Sepertinya, adik anda baru saja mengalami penyiksaan yang cukup lama."

"Apa?" Sunoo tiba-tiba mendapat sentakan yang terasa tidak nyaman sekali di perutnya.

"Saya juga tidak tau apa yang sudah terjadi. Tapi melihat bagaimana responnya.. saya bisa menebak kondisi apa yang menimpa adik anda," kata Dokter Taehyung.

Dia lalu menambahkan, "untuk saat ini, temani dia terlebih dahulu, sampai nanti dia bisa ditanyai oleh polisi. Ada kemungkinan dia menolak untuk bicara karena rasa traumanya.."

Walaupun merasa kalut sekali, Sunoo menyempatkan untuk berterima kasih.

"Terima kasih.." katanya.

"Semoga hasil visum tidak menunjukan kerusakan yang serius." Setelah bilang begitu, Dokter itu berjalan menuju ke meja resepsionis untuk memanggil perawat tadi.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang