Begitu mobil Heeseung sampai di halaman kantor polisi, Jungwon segera keluar dan berlari masuk ke dalam gedung diikuti Heeseung di belakangnya.
Sejak berangkat ke sini, tangisannya tak pernah berhenti.
Jungwon masuk, dan di ruang tunggu itu ada dua orang polisi yang sedang berjaga.
"Dimana kakak saya!!?" dia berteriak dengan putus asa.
"Kim Sunoo," kata Heeseung mencoba untuk menjelaskan. "Dia adiknya."
Hyunjin, salah satu dari polisi yang ada di situ tampaknya telah menunggu kedatangan Jungwon. Dia segera mengajaknya ke pintu yang tepat ada di belakangnya.
Pintu itu membuka dan terlihat koridor menuju pintu selanjutnya membentang di hadapannya, diterangi cahaya lampu terang. Mereka berlari cepat menyusuri lorong, berayun membelok di sudut dan setelah beberapa belokan mereka sampai di depan pintu ganda.
Hyunjin berhenti lalu menatap Jungwon.
"Kakakmu ada di sini."
Dia membukakan pintu dan membiarkan Jungwon masuk ke ruang interogasi itu.
Jungwon berjalan masuk, merasakan sekujur tubuhnya gemetar. Yang nyata dan tak bisa dihindari adalah perasaan tertekan menyakitkan di dadanya.
Jungwon berjalan dengan sempoyongan, lebih takut daripada yang telah dirasakannya hari itu, lebih takut, mungkin daripada yang pernah dirasakan seumur hidupnya.
Dia bergerak, seperti robot sampai ke samping Sunoo yang kini tengah menoleh menatapnya. Tampak terkejut melihat kedatangan sang adik.
Dengan perlahan Jungwon berjalan sampai tiba di tempat Sunoo duduk. Dia lalu memutar kursi itu agar Sunoo menghadapnya.
Jungwon memegang pundak Sunoo sambil memeriksa setiap bagian tubuhnya. Setelah itu dia berpindah menyentuh lengannya lalu turun ke kedua tangan Sunoo yang terbalut perban.
Dan tak bisa dihindari, tangis Jungwon akhirnya pecah. Dia berlutut di depan kakaknya sambil menciumi tangan yang terluka itu.
Jungwon menangis kencang sekali, sementara Sunoo justru tidak berekspresi apapun. Dia tetap tenang dan menatap datar ke Jungwon.
"Jungwon.." panggilnya pelan.
"Lihat Kak Sunoo.. Kak Sunoo mau bicara.."
Masih sambil menangis, Jungwon mengangkat wajahnya untuk menatap Sunoo.
Tangan Sunoo menyentuh pipi adiknya.
"Sekarang mereka tidak akan mengganggu kamu lagi.." katanya.
"Jadi.. setelah ini tolong lanjutkan hidupmu. Kak Sunoo mohon, jangan pernah bilang kalau kamu mau mati."
Rasa penyesalan yang tergambarkan merasuk ke diri Jungwon. Kenapa dia selalu menjadi penyebab kakaknya menderita?
"Kamu harus kembali bersekolah, masuk ke universitas dan bekerja di tempat yang lebih baik. Untuk saat ini, Kak Heeseung akan bantu kamu, kamu bisa kerja di sana untuk mencukupi keperluan hidupmu."
"Dan juga.."
Sunoo diam sebentar, suaranya seperti tercekat di tenggorokan.
"..seandainya mereka mati, mungkin seumur hidup Kak Sunoo akan dihabiskan di dalam penjara setelah ini."
"Kak Sunoo minta tolong.. kamu jangan melakukan apapun buat kakak. Biarkan saja.."
Jungwon menggeleng.
"Bagaimana.. mungkin aku tidak membantu Kak Sunoo?"
"Dengar.. Kakakmu ini.." ucapan Sunoo terhenti dan setetes air mata jatuh membasahi pipinya, "sudah jadi pembunuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Home
FanfictionKarena Sunoo tidak membutuhkan siapapun. Kenyataan bahwa dia tidak memiliki siapapun sebagai tempat bersandar, membuatnya belajar untuk mengandalkan diri sendiri. Dan Sunoo percaya, dia jauh lebih bisa diandalkan daripada orang lain. Warn: Genre ce...