19. Kepanikan Sunghoon

504 54 9
                                    

Setelah mendapatkan kabar yang mengejutkan itu, Sunghoon segera pergi ke rumah sakit, ditemani oleh Huening Kai.

Huening Kai muncul tepat waktu untuk mengantarnya, setelah berhasil mengambil mobilnya di parkiran. Setelah itu mereka berangkat.

Sunghoon benar-benar merasa kalut disepanjang perjalanan itu. Dia terus menerus menggigiti kukunya, dan tidak memperhatikan jalanan sama sekali.

Disebelahnya, Huening Kai yang tengah menyetir, memandang Sunghoon dengan prihatin.

Perjalanan ke rumah sakit sangat cepat karena sangat sedikit lalu lintas di jalan-jalan.

Barisan kendaraan pribadi sedang melaju pelan-pelan di depannya untuk masuk melawati pintu masuk halaman rumah sakit.

Huening Kai menyetir mengitari sudut untuk memarkirkan mobilnya. Setelah itu dia dan Sunghoon dan keluar dari mobil.

Mereka setengah berlari masuk ke gedung rumah sakit dengan tergesa. Mereka menyusuri koridor, melalui serangkaian pintu ganda dan seketika itu menemukan orang tua Minju sedang berdiri di depan ruang gawat darurat.

Mereka berdua terlihat kacau sekali.

"Ibu!" panggil Sunghoon.

Orang tua Minju mendongak, dan mamanya yang mukanya sudah dibanjiri air mata, sontak berdiri. Wanita itu mencengkeram kerah jaket Sunghoon.

"Kamu kejam sekali!" teriaknya sembari mengguncang-guncang badan Sunghoon.

"Ini gara-gara kamu! Gara-gara kamu Minju seperti ini!" tangisnya histeris.

Dibelakang, Papa Minju berusaha menenangkan istrinya. Dia peluk istrinya itu dari belakang. "Tenang.. tenang.."

"Kondisinya Minju bagaimana? Dia selamat kan?" tanya Sunghoon sambil memegang kedua tangan Mama Minju.

Tapi Mama Minju gak menjawab, badannya ambruk ke lantai dan dia menangis sekeras-kerasnya.

"Anakku..." Isaknya.

Huening Kai menatap nanar Sunghoon yang juga berjongkok di depan mamanya Minju. Dia gak tau apa yang sedang terjadi, tapi yang dia lihat sepertinya saat ini Sunghoon sedang dalam situasi yang gak baik.

"Keluarga Nona Park Minju?" tiba-tiba seorang dokter keluar dari ruang UGD. Dia menghampiri orang tua Minju.

"Pasien sudah siuman. Tapi kondisinya masih sangat lemah," kata dokter itu. Terdengar helaan nafas lega dari Mama Minju.

"Semua racun yang dia minum sudah berhasil kami keluarkan."

"Boleh saya melihatnya?" tanya Sunghoon tiba-tiba.

Mama Minju seketika menatapnya geram.

"Beraninya kamu!" katanya dengan marah. "Kamu yang membuat dia jadi begini! Ini semua salahmu!"

Sunghoon yang dimaki-maki seperti itu, gak tau harus berkata apa. Dia hanya menghela napas frustasi.

--

Setelah cukup lama, situasi sudah mulai kondusif. Sunghoon masih diam disana. Sementara mamanya Minju masuk ke ruang gawat darurat.

Huening Kai memutuskan untuk menunggu di luar. Sunghoon sudah menyuruhnya untuk pulang, tapi temannya itu gak mau.

Kerena tidak diperbolehkan masuk oleh mamanya, Sunghoon duduk di kursi koridor bersama Papa Minju. Situasi terasa canggung sekali. Papa Minju tidak berhenti mengusap wajahnya kalut.

"Apa kamu menyesal, melihat dia seperti itu?" papanya mulai bertanya.

Sunghoon menunduk. "Saya minta maaf?" bisiknya.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang