32. Nothing to lose

564 95 18
                                    

Kak Gunwook

Ada yang harus kita selesaikan
Bisa ketemu di tempat terakhir kita bertemu?
Jam tujuh malam
Ajak yang lain juga

Masih hidup ternyata?
Baru lolos dari malaikat maut udah berani merintah kita?

Gak mau?
Kenapa?
Takut?

Brengsek!
Awas lo!
Oke, gue hubungi yang lain
Liat aja nanti!

Kita udah disini
Mana? Lo gak muncul?

Pada akhirnya.. Sambil membaca pesan yang baru saja dikirim Gunwook di handphone milik Jungwon ini, Sunoo mengerti kalau memang dia yang harus menyelesaikannya sendiri.

Tugasnya adalah menghentikan penjajahan yang dilakukan Gunwook dan teman-temannya, sekaligus memutuskan hubungan antara mereka dan Jungwon.

Untuk sekarang tak terpikir olehnya sama sekali bagaimana cara mengatasi mereka selain dengan cara ini.

Maka ketika akhirnya Sunoo membulatkan tekad melemparkan diri menghadapi anak-anak itu, semua ini akan selesai. Dan dia juga akan selesai.

Tak seorangpun akan hidup, tak seorangpun akan selamat.

Sunoo menatap langit malam sementara dia merasakan gemuruh jantung yang berdenyut-denyut dalam dadanya.

Apa yang akan terjadi setelah dia melakukan ini?

Walaupun Sunoo sudah memikirkan akibatnya, tetap saja tidak bisa dipungkiri kalau dia juga merasa khawatir.

Namun bayangan Jungwon yang sedang terbaring putus asa di kamarnya memenuhi pikiran Sunoo begitu hebatnya.

Semua harus diakhiri.

Sunoo sudah mendekati ruang bawah tanah itu, sementara ingatan tentang peristiwa yang terjadi masa lalu kembali muncul dibenaknya.

Setelah semua ini terjadi berbagai macam penyesalan dia rasakan.

Seandainya saja anak-anak itu bisa dihukum sesuai dengan perbuatan mereka..

Seandainya saja dia mengikuti ajakan Sunghoon untuk pergi..

Atau seandainya saja dia tidak semudah itu menuruti keinginan Jungwon yang ingin bersekolah di sekolah itu..

Sekarang dia menyesal tidak mendengar perkataan bibinya. Karena tindakannya itu sekarang dia dengan kesadaran penuh harus melangkah menuju kehancurannya sendiri.

Dirasakannya jari-jemarinya agak gemetaran dan dia berusaha mengendalikannya meski tidak ada seorangpun yang melihat.

Jantungnya masih terasa berdegup kencang. Tapi dia tidak menoleh ke belakang ketika masuk ke ruang bawah tanah itu.

Jalan masuk di sana terlihat gelap. Dan atmosfir yang membuat merinding, seakan-akan sisa kehidupan tempat itu hanya terpusat padanya.

Sunoo turun lantai demi lantai menuju ke ruang utama. Dan dengan mudah dia melewati lorong panjang itu untuk sampai di depan pintu ganda.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang