5. Teman baru

675 83 2
                                    

"Ni-ki?"

"Ya, pak?"

"Bawa ini ke kelas baru kamu, letaknya ada di lantai dua. Nanti biar kesiswaan yang antar kamu ke sana."

Ni-ki menerima lembaran kertas yang baru saja dikasih sama pak guru di depannya.

Dia menatap guru itu. Badannya sedikit gemuk, rambutnya hitam berminyak, dengan hidung bengkok dan kulit pucat. Matanya besar dan sedikit menonjol.

Saat guru itu tertawa, Ni-ki bisa melihat deretan gigi bawahnya yang kekuningan.

Sempat bengong selama beberapa detik, dia lalu membungkukkan badannya dan tersenyum singkat.

"Terima kasih."

Guru itu mengalihkan pandangannya ke seseorang yang duduk di kursi pojok pinggir pintu.

"Pak Hakyeon silahkan antar anak ini ke kelasnya."

Kesiswaan berbadan jangkung yang namanya Pak Hakyeon itu berdiri, lalu mengangguk.

"Baik."

Ni-ki gak pikir panjang langsung menghampirinya.

"Kelas berapa kamu?"

Ni-ki melihat lembaran di tangannya. "10-3."

"Ooh, ikut saya."

Mereka keluar dari kelas, terus berjalan di lorong, berbelok, dan menaiki tangga pualam di dalam. Mereka lalu melewati kelas-kelas yang terdengar suara guru mengajar, dan berjalan lagi menyusuri lorong-lorong.

Setelah beberapa saat, Pak Hakyeon berhenti di depan sebuah kelas. Dia membuka pintu dan menjulurkan kepalanya ke dalam.

"Permisi.."

"Ya?"

"Maaf Bu Wendy, mau nganter murid baru."

"Oh! Iya pak!"

Pak Hakyeon membuka pintu kelas lebih lebar biar Ni-ki masuk ke dalam.

"Sana masuk.." kata guru itu.

Ni-ki dengan wajah datarnya menunduk singkat.

"Terima kasih.."

"Terima kasih, Pak Hakyeon," kata guru berwajah blesteran itu.

Pak Hakyeon balas senyum. "Sama-sama Bu Wendy."

Baru kemudian Ni-ki masuk. Di tatapnya belasan murid berseragam sama yang ada di depannya. Sebagian besar murid perempuan yang ada di kelas itu bisik-bisik. Beberapa ada nutup mulut mereka.

"Silahkan kamu perkenalan dulu," kata Bu Wendy.

"Saya Nishimura Riki, panggil aja Ni-ki, saya pindah dari Jepang." Terdengar suara waaaah dari mereka.

"Kamu orang Jepang asli?"

"Mama saya."

"Berapa lama di Jepang?"

"Dua minggu."

"Laah?"

"Gak betah, bu."

Bu Wendy mengangguk-ngangguk. Lalu dia nunjuk ke kursi deretan paling kiri, nomor dua dari belakang.

"Silahkan duduk. Kamu bisa nempatin kursi di depannya Junghwan."

Ni-ki mengangguk, lalu dia jalan ke kursi yang masih kosong itu. Dan sebelum duduk, dia taruh dulu tasnya di cantolan yang ada di sebelah mejanya.

"Woi.." tiba-tiba dia merasakan tepukan di pundaknya. Ni-ki nengok, dan cowok di belakangnya itu mengulurkan tangannya.

"Gue Seo Junghwan."

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang