PROLOG

6K 421 16
                                    

Bukan hanya ada satu makam, tapi ada lima gundukan makam baru di depan mata. Tanah masih basah. Bunga yang bertaburan di atas tanah pun juga masih segar. Tanggal lahir mereka berbeda, tapi tanggal kematian mereka semua sama, 31 desember 2023.

Walau sudah lebih dari satu jam berlalu sejak pemakaman selesai dan semua orang pergi, tapi masih ada dua orang yang tetap tinggal. Bahkan langit yang mendung pekat, hujan yang sepertinya siap turun kapan saja tidak menjadikan dua orang itu ingin beranjak. Mereka berdua hanya menatap kosong lima makam itu dengan kesedihan tanpa akhir.

Tahu-tahu saja satu dari dua orang itu kembali terisak hebat. Suaranya yang berteriak terdengar serak karena sempat menangis tak berujung selama beberapa hari terakhir. Bayangan masa depan dirinya yang sendiri, lalu kesepian mulai membuatnya takut. Dia yang selama ini selalu menjadi manja dan mengandalkan orang-orang yang bersemayam dalam makan itu, kini tidak lagi bisa melakukannya. Tidak akan pernah bisa.

Tanpa bisa gadis itu cegah, badannya kini tersungkur di tanah liat dan agak basah. Tidak peduli gaun hitam panjang berharga belasan jutanya yang kotor. Dia hanya memedulikan bagaimana caranya jenazah-jenazah di dalam makam itu kembali hidup bersamanya.

"Serafina." Pria tinggi yang sejak tadi ikut mematung di sebelah Serafina ikut berlutut di hadapannya. Tangannya mengusap pipi gadis itu dan menghapus air mata yang luruh di pipinya. "You'll be okay."

"Didi." Serafina ikut memanggil nama buatannya untuk pria itu yang benarma Adipati itu.

Agak kesal Serafina memukul lengan Adipati. Apalagi pria itu tidak menangis sama sekali dari kejadian nahas berhari-hari lalu hingga detik ini. Selama pemakaman pun Adipati juga selalu memasang wajah datar. Tidak banyak komentar. Satu-satunya yang dilakukan hanyalah menggenggam tangan Serafina dan terkadang merangkul gadis itu.

Namun baru kali ini Serafina menemukan mata Adipati berkaca-kaca. Kesedihan yang sejak awal pria itu tahan sepertinya sudah tidak sanggup lagi dibendung.

Perlahan tangan Serafina juga terangkat. Dia mengusap sisi wajah Adipati. Dia berbisik, "Didi ... Didi juga bakal baik-baik aja. Didi nggak sendirian."

Adipati mengangguk. "Rara juga nggak sendirian, kan?"

Dua orang yang selama ini tak terlalu akur, hobi bertengkar karena hal remeh mendadak menjadi dua orang yang saling menyemangati satu sama lain. Momen yang mereka bahkan tidak pernah bayangkan, tapi hari ini mendadak mereka lakukan.

"Rara," panggil Adipati dengan nama julukan darinya untuk Serafina. "Mari menikah, Serafina."

Mata Serafina melebar, lalu mengerjap beberapa kali. Mulutnya terbuka sedikit, tapi langsung terkatup tanpa mengucapkan satu kata pun. Kepalanya mendadak kosong. Ajakan ini jelas tidak akan pernah gadis itu bayangkan akan diucapkan seorang pria di depan makannya.

Tiba-tiba saja Adipati meraih tangan Serafina. Dia menggenggamnya kuat-kuat. Mata pria itu juga mengunci tatapan Serafina yang dipenuhi air mata.

"Aku tau ajakan ini nggak seharusnya aku ucapin di sini." Adipati melirik makam lima orang di depan mereka. "Tapi kalau kamu inget, aku udah janji sama orang tua kamu, orang tuaku, dan adik kamu, Theo, buat selamanya jagain kamu. Apalagi kamu inget obrolan kita beberapa waktu lalu, kita ... nggak boleh berpisah. Kita harus sama-sama selama yang kita bisa, Rara."

Selama beberapa detik keheningan panjang, di tengah isakan lirih dari bibir Serafina, pada akhirnya gadis itu mengangguk. Suaranya pelan berkata, "Mari menikah."

Adipati tersenyum lemah, sebelum menarik Serafina ke dalam pelukannya. Selang beberapa detik, isakan Serafina berubah menjadi raungan menyedihkan. Keluarga mereka kini sudah pergi, semuanya. Sekarang satu-satunya yang mereka miliki hanya satu sama lain, Serafina maupun Adipati tidak mau kehilangan lagi.

***

Surabaya, 10 Mei 2024

Hai hai, aku tahu aku menjanjikan Raja dan Kristal, tapiii aku pengen nulis ini jadi mari bereksperimen. Karena aku belum pede nulis thriller, jadi aku tetep masukin ini ke romansa biasa. Ya ... semoga kalian suka yaaa. BAB 1-nya ditunggu aja. Karena ini naskah santai, insyaAllah aku nggak kepikiran masukin ke KK alias gak ada early access ya guys!

Love,

Desy Miladiana

Till The Death Do Us Apart [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang