Terlalu banyak pertanyaan, terlalu banyak kecurigaan, hingga terlalu rumit sampai tidak tahu mana yang harus diluruskan lebih dulu. Adipati dan Serafina pun mau tak mau berpikiran lebih terbuka. Berdua mereka bingung, maka Riyo, petugas polisi yang bertugas menyelidiki kasus kebakaran villa diminta menemui mereka detik itu juga.
Baik Adipati dan Serafina butuh informasi lain juga dari pihak kepolisian. Berbagi informasi mungkin akan lebih memudahkan mereka menarik simpul demi simpul keruwetan kebakaran villa ini. Apalagi informasi mengenai sekuriti di vila, bisa saja selain mereka berdua ternyata ada saksi hidup lain dari kebakaran itu.
Jadi, begitu Adipati dan Serafina membawa pulang berkas-berkas yang dibutuhkan terutama foto-foto villa yang mereka temukan, keduanya langsung meminta Riyo untuk datang ke kediaman Gunawan. Keduanya sengaja mengajak bertemu di rumah karena di kantor terlalu banyak pasang telinga dan mata. Mereka juga tidak mau membuat para pegawai berbisik-bisik semakin keras karena kasus kebakaran yang mengenaskan itu.
Lagi pula di rumah masalah rahasia juga aman. Semua pekerja wajib menjaga kerahasiaan saat kontrak, sekalipun sudah angkat kaki dari rumah. Di sini juga CCTV 24 jam menyala dan terpantau melalui ponsel. Adipati juga sudah meminta Andri memastikan area lorong kosong begitu Riyo datang.
"Didi."
Panggilan Serafina mengalihkan perhatian Adipati. Pria itu segera meraih tangan istrinya yang berada di sebelahnya, lalu dia genggam erat-erat. "Kenapa, Ra?"
"Aku degdegan," bisik Serafina. Dia mengusap dadanya. "Kayak takut aja buat denger fakta apa lagi yang berhubungan sama villa itu."
Perlahan Adipati mengusap puncak kepala Serafina. Dia menyunggingkan senyum tipisnya. "Ra, semua bakal baik-baik aja. Kamu nggak sendirian menghadapi apa pun di depan mata karena aku ada sama kamu selalu."
Serafina mengembangkan senyumnya, sebelum memeluk erat Adipati. Pria itu mendesah napas panjang. Sambil mengusap puncak kepala istrinya itu, dia berharap memang ke depannya semua akan baik-baik saja.
Setengah jam menunggu, bunyi pintu dibuka terdengar. Sosok Riyo dalam balutan seragam coklatnya muncul seorang diri. Adipati dan Serafina sontak berdiri, lalu mempersilahkan polisi muda itu untuk duduk di seberang mereka.
"Maaf membuat Pak Adipati dan Bu Serafina menunggu lama," ucap Riyo berbasa-basi.
"Nggak masalah, Pak." Adipati menggeleng. "Kita sama-sama orang sibuk dan kebetulan ajakan ketemu kami juga mendadak, jadi wajar saja kalau sedikit terlambat."
Setelah Adipati mengatakan itu, dia segera menepuk punggung tangan Serafina sebagai kode. Sebelum akhirnya istrinya itu mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tas mini berharga miliar itu untuk diserahkan kepada Riyo.
"Kami ... menemukan foto-foto ini, Pak," terang Serafina.
Segera saja Riyo meraih amplop foto itu, lalu dia buka satu per satu. Pria itu menekuni semua fotonya sambil mengerutkan kening. Sebelum dia berkata, "Ada yang salah dengan foto-foto ini, Pak, Bu? Karena saya belum menemukan ada yang salah."
"Ada," jawab Adipati.
Dengan secepat kilat Adipati menarik salah satu foto yang sedang Riyo pegang. Kemudian, menaruhnya di meja kopi di antara mereka. Pria itu menunjuk foto pos sekuriti dengan dua sekuriti yang berjaga.
"Seperti yang pernah saya ceritakan, sore hari sebelum kebakaran saya dan ... Serafina baru saja sampai di villa itu. Kami baru saja pulang dari London dan langsung ke puncak saat itu juga," terang Adipati. "Ketika sampai di area villa, saya melihat para sekuriti itu menyapa."
"Tapi, Pak." Serafina melanjutkan. "Malam harinya, saya nggak lihat ada sekuriti yang menjaga. Saya sampai kesal karena harus berhenti bentar buat buka pagar, lalu pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Till The Death Do Us Apart [COMPLETE]
Romance"Mari menikah, Serafina." Ini lamaran pernikahan pertama Serafina. Harusnya lamaran ini membahagiakan. Sayangnya, tidak. Lamaran Adipati kepada Serafina di sebuah pemakaman di tengah-tengah hujan yang baru turun. Orang gila mana yang akan menerima...