Absquatulate 48

4.2K 190 18
                                    

Alvin mencari keberadaan Evelyn dengan melacak lokasi terakhirnya lewat ponsel. Baru memasuki mobil, Joe langsung datang menghampirinya.

“Pak, Noe sudah ditemukan. Dia kecelakaan dan sudah dibawa ke rumah sakit oleh tuan Alex.” lapornya.

Tubuh Alvin bergetar hebat mendengar kabar itu. “Apa? Bagaimana keadaan putraku? Gerakkan semua untuk mencari informasi kejadian itu, dan cari Evelyn juga. Tiba-tiba dia tidak bisa dihubungi.”  Alvin pun bergegas ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan putranya.

Sejurus kemudian Alvin tiba di rumah sakit, dia mendapati Noe yang terbaring lemah di ranjang pasien. “Noe sayang, apa yang terjadi padamu, nak? Kenapa kamu bisa begini?” Dia memeluk anak itu sambil menangis.

“Dia belum sadar, Vin. Tapi lihatlah ini,” kata Alex seraya memberikan rekaman cctv yang menunjukkan seorang pria misterius mendorong Noe ke jalanan besar. Wajah pria itu tidak bisa di lihat karena membelakangi cctv.

“Sialan! Siapa dia?!” Tangan Alvin mengepal kuat.

“Kita akan menelusuri itu, tapi di mana Evelyn?" ucap Raya.

Alvin kembali panik. “Evelyn hilang kabar dengan tiba-tiba, ma. Sebelum ponselnya mati, aku mendengar suara ribut seperti kecelakaan." ucap Alvin dengan suara bergetar.

“Apa? Kalau begitu kalian cari Evelyn dengan segera! Mama akan menjaga Noe.” ujar Raya.

Saat mereka hendak pergi, Noe akhirnya sadar. “Daddy,” panggilnya lirih.

Alvin yang khawatir segera memeluk anak itu. “Ada apa, sayang? Katakan mana yang sakit dan siapa pelakunya!”

Noe langsung menangis. “Om itu ingin merebut mommy dari kita.” isak anak itu mengadu membuat Alvin mengerutkan keningnya dengan panik.

“Siapa? Siapa yang kamu maksud, Noe?”

--o0o--

Dalam ruangan yang remang dan dipenuhi aroma vanila bercampur mawar, terbaring lemah seorang wanita di atas kasur.

Pintu perlahan terbuka, dan seorang pria datang seraya membawa makanan. Dia meletakkannya di nakas dan bergegas masuk ke dalam selimut. Tangannya memeluk erat tubuh Evelyn dari belakang.

“Sayang, bangun. Tidurnya sudah cukup.” kata pria itu dengan suara yang serak. Tangannya menyingkap pakaian Evelyn dan mulai mengelus-elus kulit perut rata wanita itu.

Merasa terusik dengan sentuhan itu, Evelyn pun mulai sadar. Matanya perlahan-lahan terbuka, dia terbelalak melihat ruangan yang tidak dia kenali itu. Dengan segera dia bergegas, namun tangan pria itu begitu erat melilit tubuhnya.

“Si-siapa kamu? Apa yang kamu lakukan padaku?” Evelyn berupaya melepaskan tangan pria itu dari tubuhnya.

“Sayang, jangan takut begitu. Ini aku.”

Jantung Evelyn serasa berhenti berdetak sesaat setelah mendengar suara yang tidak asing itu. “Arlo?”

“Ya, sayang. Ini aku.” Pria itu membalikkan tubuh Evelyn dan menatapnya dengan lekat.

Sementara itu Alvin menggeram kesal di mobilnya. “Sialan, kurang ajar si brengsek itu!” ucapnya menggeram emosi.

Daffa yang ada di sampingnya menghela nafas. “Kamu bodoh, Alvin. Menjaga Evelyn dan Noe saja kamu tidak bisa!” kesalnya.

“Diam lah, sialan!” bentak Alvin.

Joe yang duduk dibelakang hanya bisa menelan ludah karena bosnya sedang ugal-ugalan seperti orang yang kesurupan, belum lagi senjata yang dia genggam erat itu. “Maaf, pak. Tapi saya mengingatkan bahwa polisi ikut serta, senjata anda sebaiknya ...”

ABSQUATULATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang