Absquatulate 01

21.4K 744 4
                                    

  Seorang anak lelaki berumur lima tahun berlari penuh semangat. Kaki mungilnya meloncat-loncat karena kegirangan.

Setibanya di tujuan, dia mendorong pintu sebuah toko roti, membuat suara lonceng terdengar setiap pintu terbuka dan tertutup.

“Mommy! Noe dapat nilai bagus,” ujarnya penuh semangat membuat para pengunjung menoleh gemas padanya.

Anak bernama Noe itu berlari menghampiri mommynya yang sedang sibuk menata kue, dan memeluknya erat.

“Eh, Nono sudah pulang, ya. Maaf mommy tidak bisa menjemput mu, sayang. Sini mommy cium,” ujar wanita bernama Evelyn itu. Dia berjongkok dan menciumi putranya dengan gemas sampai anak itu terkekeh.

“Tidak masalah, mom. Lihatlah nilai berhitung ku,” ucap Noe seraya menunjukkan selembar kertas.

Wanita berumur dua puluh lima tahun itu tersenyum. Dia mencium kembali putranya dan menepuk tangannya untuk mengapresiasinya. “Karena Noe dapat nilai bagus, mommy akan kasih hadiah. Mau apa, sayang?” tanya Evelyn.

“Kita jalan-jalan dong, mom. Noe sudah lama tidak menonton ke bioskop dan bermain ke time zone.”

“Eh... Kebetulan sekali,” ujar seorang pria menghampiri. Dia tersenyum  menampilkan lesung pipinya yang manis seraya ikut berjongkok. “Om Daffa lagi gak sibuk, kita jalan-jalan mau?”

Noe mengangguk antusias. “Serius, om?” tanyanya.

Daffa mengangguk.

“Ya sudah, sore nanti kita jalan-jalan. Tapi bukannya kamu sibuk, Daf?” ucap Evelyn.

“Pekerjaanku sudah beres, Elyn. Ngomong-ngomong aku ingin menumpang makan siang, masakin, dong,” ujar Daffa.

“Mm... Noe lapar, mom.” Noe mengelus perutnya dan menatap wanita itu.

“Iya, kalian ke belakang dulu. Nanti mommy nyusul.”

--o0o--

Setelah menonton film, Daffa keluar bersama Noe.

“Sebentar, om angkat telepon dulu.” Daffa meninggalkan Noe di kursi lantai tiga mall itu. Tidak jauh, dia masih bisa melihat anak itu dari sana.

Noe nampak melihat-lihat sekitar. Dia begitu iri dengan sebuah keluarga yang tidak jauh darinya sedang memakan es krim bersama.

Setelah beberapa saat, Daffa pun menghampiri Noe. “Maaf Noe, om ada pekerjaan mendadak. Om izin pulang lebih dulu, boleh kan?” tanya Daffa.

Noe mengangguk. “Tidak masalah, om.”

“Lain kali om Daffa akan mengajak mu lagi. Om sudah memberitahu ini pada Evelyn. Dia akan datang sebentar lagi,” ujar Daffa. Dia pun langsung pergi karena keadaan yang begitu mendesak itu.

“Mommy kok lama, ya? Padahal cuman ke kamar mandi doang. Apa mommy masih sedih karena filmnya?” Anak itu bergumam.

Dia pun kembali menatap keluarga harmonis itu. “Kemana perginya daddy ku?”Matanya menyelidik pria yang membersihkan bibir anaknya dengan sapu tangan.

Noe pun langsung pergi dari sana dengan perasaan iri dan sedih.

Noe pergi ke toko es krim seorang diri. Pekerja di sana nampak bingung dengan anak kecil itu. Tapi saat melihat sosok pria yang membelakangi mereka seraya menelpon, dia berpikir bahwa Noe datang bersama pria itu.

“Mau yang mana, dek?” tanyanya ramah.

“Noe mau coklat dan matcha. Yang coklat untuk mommy dan matcha untuk Noe,” jawab Noe. Dia membuka tas lebahnya dan mengambil lembaran uang dari sana.

Pegawai itu menerima uang Noe dan memberikan pesanan anak itu.

Dia pun kembali ke kursi tadi seraya menunggu mommynya yang ternyata belum datang.

Noe menunggu, namun es krimnya akan segera cair. Dia meletakkan cup coklat itu, dan memakan es krim hijaunya.

Noe menatap pria yang duduk di sampingnya sambil mengerjakan sesuatu di tabletnya. Dia menatap pria itu dari bawah sampai ke atas.

“Om?” Dia memanggilnya.

Pria itu menoleh. Tampilannya begitu rapi, menandakan jika dia adalah seorang pebisnis. Wajahnya tampan dan tubuhnya tegap.

“Om mau?” tanya Noe menyodorkan es krimnya.

Pria itu menggeleng acuh. Tapi setelah kembali fokus pada layar tabletnya, dia kembali menoleh pada anak itu. Dia mengamatinya dengan seksama. Mata, hidung, bibir, rambut, semua diperhatikannya dari bawah sampai ke atas.

Pria itu mendekat dan mengambil sapu tangannya. Dia membersihkan pipi Noe yang terkena es krim itu.

“Terimakasih om tampan. Siapa namamu?” tanya Noe.

“Nama mu siapa?” tanya pria itu balik.

“Aku Noe Ardiona W. Nama om siapa?”

“W-nya apa?” tanya pria itu.

“Tidak tahu. Mommy bilang W saja. Om bisa panggil aku Noe.” ujar Noe.

Pria itu mengangguk-angguk. “Dimana orangtuamu, kenapa kamu sendirian?” tanyanya kemudian.

“Mommy lagi di kamar mandi. Tadi Noe datang sama Om Daffa, tapi omnya sibuk.” jawab Noe seraya memakan es krimnya.

“Begitu, ya?”

Noe mengangguk. Dia memutar sedikit pergelangan tangannya yang sedikit ngilu, lalu menyibakkan rambutnya ke belakang. Hal yang sama dilakukan oleh pria itu juga, namun keduanya nampak tidak sadar karena kesibukannya masing-masing.

Pria itu kembali memutar dan menekan pergelangan tangannya, lalu menyalakan tabletnya.

Noe masih saja menatap pria itu.

Setelah beberapa saat, dua orang pria bertubuh besar menghampiri mereka. “Tuan, sudah siap. Kita berangkat sekarang,” ujar salahsatunya.

Pria itu mengangguk. “Aku pergi dulu. Tunggu orangtuamu di sini," ujarnya pada Noe.

“Baik om tampan, sampai jumpa." Noe melambaikan tangannya.

Mereka pun pergi. “Tuan, maaf tapi ada apa? Anda tidak menyukai anak-anak, bukan?” Pengawal itu mencoba memastikan.

“Dia tidak mengganggu seperti yang lainnya. Sepertinya anak itu dididik dengan baik,” jawab pria itu acuh. Sebenarnya dia risih bersama anak-anak, namun keberadaan Noe sedikit berbeda. Anak itu tidak mencipta kekesalannya tadi.

“Mommy!” Noe berlari memeluk Evelyn.

Pria itu menoleh sekilas. Dia menatap wanita yang membelakanginya itu seraya memeluk Noe dengan erat.

Dia pun melanjutkan langkahnya.

==============

Hy Ezeng, ini Tania Ssi.

Selamat datang di karya baru author. Terimakasih sudah mampir dan semoga kamu suka ♥️

ABSQUATULATE
Sabtu, 02 Maret 2024.

Tania Ssi.

ABSQUATULATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang