"Tidak semua orang yang terlihat baik akan baik, tetapi ada beberapa orang yang jahat menyamar menjadi orang baik."~ Jingga Senjana ~
Diani tengah memantau ponselnya. Ia sangat gelisah. Tiba-tiba saja gadis itu menangis.
Senjana baru saja tiba di kelas, merasa bingung mengapa Diani tiba-tiba menangis. Senjana segera duduk dan merangkul pundak Diani dengan lembut. Senjana menatap Diani. "Ada apa, Diani? Kenapa nangis?" tanya Senjana dengan lembut, berharap sahabatnya mau bercerita.
Diani menatap Senjana. "Gue habis buka pesan pacar gue di media sosialnya, Senjana," lirih Diani.
"Hm, terus kenapa sama pesannya?" tanya Senjana ingin tahu sambil mengusap punggung Diani.
"Gue kan, tukeran media sosial sama pacar gue, ternyata banyak pesan dari Larasati ke dia. Larasati godain pacar gue, Adrian," jelas Diani dengan mata yang berkaca-kaca.
Senjana terbelalak mendengar ucapan Senjana barusan. "A-apa? Larasati? Kayak apa pesannya?"
Diani menunjukkan ponselnya mengenai isi pesan Larasati dan Adrian. "Larasati godain Adrian terus. Dia nggak masalah jadi pacar kedua Adrian. Dia tanya sama Adrian kalau cantikan dia kan, daripada gue? Adrian malah bilang cantikan Larasati daripada gue. Gimana bisa begini, Senjana? Ada lagi Larasati bilang kalau gue kekanakan, sebaiknya Adrian putusin gue aja daripada dia stres menghadapi sikap kekanakan gue. Tapi, Adrian? Dia bilang stres menghadapi gue. Rasanya sakit banget, Senjana ... pacar gue direbut sahabat gue. Apalagi mereka udah jadian ...." Diani langsung memeluk Senjana dengan erat.
Senjana berusaha menenangkan Diani. "Diani, gue nggak nyangka setelah baca pesan-pesan ini. Kenapa Larasati tega sama lo? Kenapa dia tega ngambil Adrian dari lo? Gue nggak habis pikir, padahal lo nggak ada masalah apa-apa kan, sama Larasati?" tanya Senjana memastikan sesuatu.
Diani mengembuskan napasnya. "Ya, mana ada masalah sama dia. Ya, kalau berantem kecil pasti ada, lo juga tahu sendiri. Tapi, masalah besar, nggak pernah. Gue bingung sekarang harus gimana ...."
Senjana masih mengusap punggung Diani dengan lembut untuk menenangkan Diani. "Terus hubungan lo sama Adrian? Kalian masih pacaran, kan?"
Diani mengangguk. "Masih, tapi gue mau putusin aja. Gue nggak mau pacaran sama cowok yang mengkhianati gue bersama sahabat gue sendiri. Gue harus ketemu sama Adrian, Senjana."
"Ya udah, kalau itu udah jadi keputusan lo, gue dukung, Diani. Lo harus kuat, ya? Cowok di luaran sana banyak yang lebih baik dari Adrian, kok. Suatu saat pasti lo bakal dapat yang lebih baik lagi," tutur Senjana.
"Iya, lo benar juga. Semoga setelah ini gue bakal dapat cowok yang lebih baik lagi. Kan, selama ini gue cepet dapat cowok. Jadi, gue nggak perlu terlalu sedih," sahut Diani.
Kemudian, Najwa tiba di kelas dan duduk di kursi. Wajah Najwa terlihat cemberut dan kurang bersemangat, membuat Senjana dan Diani bingung.
"Woy, kenapa lo, Najwa? Kok, muka ditekuk gitu? Jelek tahu!" ejek Diani, kemudian tertawa.
Najwa mencubit pelan lengan Diani. "Berisik! Jangan ngeledekin gue! Gue lagi kesel banget!" gerutu Najwa.
Senjana mengerutkan keningnya. "Ada apa sama lo, Najwa? Lo mau cerita nggak? Kita pasti bakal dengerin."
Najwa menarik napas. "Gue kesel banget sama Larasati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Campur Gengsi [SELESAI]
Teen Fiction(Fiksi Remaja - Romance - Humor) "Apa sih, alasan lo ganggu gue terus, hah? Gue bosen tahu lo ganggu terus!" gerutu Senjana "Suka-suka gue, lah!" sahut Fajar dengan ketus. "Ih, kok, nyebelin banget, sih! Lo suka ya, sama gue?" tanya Senjana. "Janga...