Brides 7

5.4K 228 6
                                    

Happy reading 😘

Semenjak Fayza mengiyakan pernyataan Davin untuk membuat akhir cerita yang bahagia. Kini mereka berdua semakin dekat, Fayza semakin tak sungkan meminta ini itu kepada Davin, hal itu tentu saja membuat Davin senang. Sebagai pria ia merasa seperti di butuhkan oleh wanita yang ia cintai.

"Kakak masak apa?"tanya Fayza pada Davin yang sibuk memasak untuk makan malam mereka.

"Masak brokoli daging dan telur gulung nori." jawab Davin lalu menyendokkan masakannya ke mulut Fayza."Gmana?kurang apa?"

"Enak, kurang nasi."

Davin tertawa mendengar ucapan Fayza, gadis itu mengatakan dengan wajah datarnya membuat Davin gemas.

"Duduk sana, bentar lagi siap."

Fayza pun menurut dan duduk sambil memperhatikan Davin menata satu-persatu makanan yang suaminya itu buat.

Mereka mulai makan dengan hening. Saat makan Fayza tak banyak bicara, gadis itu selalu menikmati makanannya dengan tenang dan yang Davin suka, Fayza selalu menghabiskan apapun yang Davin masak.

"Mau nambah?"tanya Davin dan Fayza menggeleng.

Tiing

"Aku aja yang buka, kakak lanjut aja." Fayza beranjak dan segera membuka pintu.

"Cari siapa ya pak?"

Pria paruh payah didepan Fayza tak mengatakan apapun, ia hanya memperhatikan Fayza dari atas sampai bawah. "Pak, cari siapa?!"Fayza mulai kesal karena tak mendapat jawaban.

"Siapa Fay_ PAPA?!"

Pria yang Davin panggil papa langsung menerobos masuk dan menarik telinga Davin hingga ia memekik sakit.

Fayza yang bingung mencoba menghentikannya, tapi papa Davin tak perduli. "Om uda om, kasihan telinga kak Davin." mohon Fayza sambil memegangi tangan papa Davin agar berhenti.

Setelah lebih dari 15 menit pertarungan antara anak dan bapak itu akhirnya selesai. Akhirnya Fayza bisa bernapas lega, kini mereka bertiga tengah duduk bersama.

"Maaf Fayza mungkin kamu kaget tadi, tapi papa tidak bisa menahan emosi semenjak turun dari pesawat tadi, papa ingin segera menjewer telinga suami mu ini."

"Iya om." sahut Fayza tersenyum canggung.

"Saya Robby, papa Davin tapi sekarang papa kamu juga, Davin sudah cerita semuanya, jadi kamu gak perlu sungkan."

Fayza hanya mengangguk lalu tersenyum, jika Davin menceritakan semuanya yang terjadi bukankah seharusnya Robby marah padanya tapi ini tidak! Robby justru sangat hangat padanya.

Robby memberikan kotak kecil berisikan sesuatu sebagai hadiah."Terima kasih om hmm pa."

Robby tersenyum."Tidak apa Fay, papa maklum."

"Om eh maksudnya, papa mau minum apa?Biar Fay buatin?"

Robby menggeleng."Gak usah papa mau istirahat aja, kamarnya dimana ya?"

"APA?!papa mau tidur disini?"tanya Davin dan Robby langsung mengangguk.

"Biasa papa juga gak pernah mau tidur di apart Davin kalo datang." ucap Davin bingung.

Bagaimana ini? di apartemennya hanya ada dua kamar, ia bisa dimarahi lagi jika ketahuan tidur terpisah dengan Fayza.

Fayza sendiri tak tau harus merespon seperti apa, dia dan Davin hanya saling pandang seolah berdiskusi melalui mata.

"Kalian kenapa?papa cuma sehari kok, papa juga gak ganggu kalian."ucap Robby lalu segera memandang Fayza yang sedang tersenyum kaku. "Kamu keberatan Fay?"

The BridesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang