Brides 44

2.9K 113 4
                                    

Happy reading😘
Davin menunggu gelisah di depan ruangan IGD rumah sakit,tangannya gemetar menunggu kabar dari dokter. Ia takut ada sesuatu yang ia tak tau tentang kesehatan Fayza. Pikirannya melalang buana takut ada penyakit didalam tubuh istrinya.

Seharusnya tadi ia berhenti saat Fayza memintanya bukan malah melanjutkan hawa nafsunya,Davin memukul kepalanya sendiri. Ia marah pada dirinya yang tak bisa mengontrol nafsu.

"Davin."

Davin langsung berdiri saat Hilman menghampirinya."papa."

"Gimana keadaan Fay?"tanya Hilman khawatir.Saat Fayza masuk keruang IGD tadi Davin langsung menghubungi mertuanya memberi kabar.

"Udah setengah jam pah tapi dokter belum kasih tau,masih didalam."

Hilman menepuk-nepuk punggung Davin pelan memberi ketenangan pada menantunya."Kita tunggu aja,papa yakin Fay baik-baik aja."

"Iya, pah."

Selang beberapa waktu dokter keluar dari ruang IGD dan langsung memanggil keluarga pasien.

"Saya suaminya dok."ucap Davin tergesa ingin segera tau keadaan istrinya.

"Pak Davin sebaiknya jangan berhubungan dulu saat istri dalam keadaan hamil muda karena itu bisa membahayakan janin."jelas Dokter membuat Davin menngeryitkan dahinya.

"Maksud dokter?"

Dokter wanita yang menangani Fayza sedikit bingung dengan pertanyaan tersebut."apa Bapak tidak tau, jika istri bapak sedang hamil 6 minggu?"

"Hah_ anak saya hamil dok, Alhamdulillah."Hilman langsung memeluk Davin yang terlihat masih bingung.

"Pak Davin_ pak!"panggil dokter saat melihat Davin tidak memberi respon apapun.

"Fayza hamil Vin,kamu bakal jadi ayah!" Ucap Hilman dan barulah Davin sadar jika ia sedang tidak bermimpi.

Davin menatap sang dokter dan dibalas dengan anggukan,ia langsung bersujud syukur atas apa yang ia dengar hari ini, hal yang paling istrinya rindukan kini telah hadir ditengah mereka,Davin bahkan sampai menangis karena terlalu bahagia.

"Makasih dok, terima kasih banyak."

Dokter hanya mengangguk sambil tersenyum."setelah ibu Fayza pulih segera periksa kan kedokter kandungan ya pak,agar bisa ditangani lebih tepat mengingat kandungan ibu Fayza tergolong lemah."

Davin mengangguk paham."Apa saya udah bisa liat istri saya dok?" tanyanya.

"Tentu, tapi Ibu Fayza sedang di pindahkan keruang rawat inap,jadi bapak mohon tunggu sebentar."beritahu Dokter.

Menunggu sekitar setengah jam,kini Fayza sudah bisa ditemui diruang inap, Karena memang kondisinya yang tak memungkinkan untuk pulang.

Hilman duduk dikursi yang ada disebelah ranjang Fayza,ia menatap putrinya sendu sekaligus bahagia. Mendengar Fayza yang berkeluh kesah dengan istrinya karena belum juga hamil membuat Hilman sedikit terluka tapi sekarang, Ia tak berhenti mengucap syukur atas kehamilan putri kesayangannya ini.

"Ini kedua kalinya papa liat Fay pake baju pasien."ucap Hilman tiba-tiba membuat Davin menatap lekat papa mertuanya.

"waktu itu hati papa hancur banget, langit terasa runtuh dan bumi tak bisa lagi menjadi pijakan untuk papa, saat Fay menjauh gak mau ketemu siapapun. waktu itu usia Fay baru 5 tahun tapi dia sudah mengalami hal yang begitu berat. Saat itu papa berjanji aku selalu membahagiakan Fay apapun caranya." Lanjut Hilman lalu melihat Davin yang sedang menatap dirinya.

"Terima kasih ya Vin,uda sabar banget menghadapi putri papa yang satu ini."

Davin segera menggeleng."Davin yang makasih karena papa udah izinin Davin buat nikahin Fay."

The BridesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang