Brides 8

5.4K 204 13
                                    

Happy reading😘

Sepanjang perjalanan kerumah mertuanya Davin terus memandangi Fayza. istrinya tampak gelisah tak nyaman, padahal sebelum pergi Davin sudah bertanya terlebih dahulu agar tidak usah ikut dengannya, tapi Fayza menolak dia tak enak dengan Robby.

Tadi pagi Robby meminta untuk diantarkan kerumah Fayza. Robby ingin bertemu dengan orangtua Fayza sekaligus ingin meminta maaf, karena seharusnya ia datang sebelum pernikahan.

Davin mengetuk pintu rumah dan kebetulan yang membukanya adalah Devina, mama mertuanya.

"DAVIN!kamu sama si_ sayang." Devina langsung memeluk putrinya, sudah dua minggu lebih ia tak bertemu semenjak Fayza pergi meninggalkan rumah.

"Mama apa kabar?" tanya Fayza dalam dalam pelukannya.

"Baik sayang, kamu kelihatan makin berisi, mama seneng liatnya."ucapnya lalu melirik pria seusia suaminya sedang berdiri disebelah Davin."Ini_?"

"Ini papa Davin, ma."

Devina dan Robby langsung bersalaman mengenalkan diri satu sama lain lalu Devina mempersilakan masuk. "Kebetulan banget mama baru masak, sekalian makan siang bareng aja ya, semua juga lagi ngumpul tuh."ujar Devina.

"Siapa mah?"t anya Hilman.

"Ini pah pak Robby, papanya Davin."

Hilman pun langsung beranjak dari duduknya lalu menyambut hangat sang besan."Silakan pak Robby."

Kini mereka semua berkumpul untuk makan siang bersama tak terkecuali Bian dan Yasmin.

"Sebelumnya saya ingin bilang terima kasih sama pak Hilman dan keluarga karena menerima anak saya dengan sangat baik, saya juga ingin meminta maaf seharusnya saya datang melamar putri bapak terlebih dahulu, seperti yang seharusnya tapi anak ini baru bilang setelah mereka menikah."tutur Robby merasa tak enak dengan keluarga Hilman.

"Pak Robby tak usah khawatir, sebelum menjadi menantu, saya sudah mengenal Davin sejak dia sekolah, dia sudah seperti anak kami sendiri."

Hilman merasa tersanjung, Davin memiliki seorang ayah yang santun sama seperti dirinya, ia sangat beruntung memiliki menantu seperti Davin.

Makan siang berjalan dengan sangat hangat diiringin obrolan ringan antara orangtua, apa lagi melihat Fayza sudah mulai tertawa dan sesekali Davin menyuapinya membuat Devina bernapas lega karena putrinya sudah baik-baik saja.

Dari semua orang yang berada dimeja makan hanya ada satu orang yang sedang menahan emosinya, melihat mantan kekasihnya bermesraan dengan suaminya. Bian menggenggam sendok dengan sangat kuat, matanya menatap tajam Davin yang megusap pipi Fayza berulang kali.'seharusnya gue yang disitu,sialan.' Batinnya.

Yasmin yang melihat tingkah aneh suaminya langsung mengusap lengan Bian, menyadarkan Bian bahwa mereka sedang bersama keluarga tapi pria itu tak menghiraukan peringatan istrinya.

Enam tahun mereka bersama tapi dengan mudah Fayza melupakan dirinya begitu saja tanpa sadar Bian menghentakkan sendok ke piring membuat semua orang menatapnya.

"Kenapa?!"hanya Hilman.

"Bian duluan pah, ada kerjaan yang harus Bian kerjain, permisi!"ucapnya lalu pergi meninggalkan meja makan.

Davin menyeringai melihat kepergian Bian, hatinya sedikit bahagia melihat bajingan Bian kesal ditambah lagi Fayza tak menoleh sedikitpun.

Robby merasa aneh dengan menantu besannya itu, sesekali ia memperhatikan Bian menatap tajam pada putranya.

"Maaf pak Robby, silakan dilanjutkan."

Robby tersenyum."Iya pak Hilman,tidak apa."

Setelah makan siang selesai Fayza membantu mencuci piring didapur, hari minggu ini bibi mereka sedang izin tidak masuk karena sakit.

The BridesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang