Brides 50

3K 117 3
                                    

Happy reading😘

Hari ini Davin tidak kekantor karena semalaman Fayza tidak bisa tidur,Fayza terus bergerak kekanan dan kiri karena perutnya kram.walaupun pagi ini Fayza sudah baik-baik tapi Davin tetap khawatir jadi ia memutuskan untuk dirumah saja menemani istrinya.

Davin pergi kedapur sebentar untuk mengambilkan Fayza sarapan dan juga teh hangat.sudah seminggu ini Fayza lebih suka minum teh dengan aroma Melati kerena menurutnya itu membuat suasana hatinya bagus.

"Sayang kok turun,bentar lagi Mas siap."

Fayza menggeleng, ia ingin berjemur sebentar di halaman belakang sambil menikmati udara pagi yang sejuk setelah hujan tadi malam."aku pengen dikursi taman belakang."pintanya.

Davin membawa nampan berisikan potongan buah,roti gandum dan juga teh beserta kopi miliknya."Mas,beneran gak ngantor?"tanya Fayza memastikan.

"Enggak, sayang."

Fayza mulai menikmati sarapannya, beberapa hari ini Fayza dilanda ketakutan akan melahirkan. seminggu yang lalu ia baru saja membaca artikel yang memberitakan seorang ibu meninggal karena melahirkan anaknya.

Waktu itu ia langsung menceritakannya pada Davin tapi ia malah dimarahi dan Davin menyita ponselnya selama dua hari. Saat ponselnya kembali ia mencoba menghubungi Riri untuk menceritakan kegelisahannya.Riri menyarankan agar dirinya lebih banyak melakukan aktifitas berenang dan juga yoga karena itu bisa membantu memudahkan proses lahiran.

"Mas."

"Iya sayang, kenapa?pengen sesuatu."

Sedari tadi Davin terus mengelus perut istrinya mencoba memberi ketenangan, ia juga merasakan selama mendekati proses lahiran Fayza lebih banyak diam tidak seperti biasanya.

"Mas, udah siapin nama belum buat anak kita."

Davin mengangguk,tentu saja ia sudah menyiapkan nama untuk anaknya, bahkan Davin sudah menyiapkan beberapa opsi jika sekiranya Fayza tak menyukai nama yang ia berikan untuk anaknya nanti.

"Sayang, kamu jangan pernah takut ya_ karena Mas akan selalu berada disamping kamu, menurut Mas gimana kalo nanti lahirannya Caesar aja."Saran Davin.

"Aku pengen normal,katanya kalo melahirkan normah proses sembuhnya lebih cepat Mas." ucap Fayza walaupun sebenarnya ia sangat takut.

Davin tidak masalah dengan proses lahiran yang dipilih istrinya, Karena ia mau keduanya selamat dan itu yang paling penting untuknya."Ya udah deh kalo gitu,Mas cuma saran aja."

Tak lama Davin mengajak Fayza untuk masuk karena matahari mulai tinggi dan Davin harus mengecek beberapa berkas yang dikirim oleh Arman, Ia menidurkan Fayza kekasur lalu ia beralih kesofa dan mulai mengambil Laptopnya.

Setelah sejam lebih Fayza tidur,Davin beralih melihat ke arah kasur. istrinya tidur dengan gelisah sambil terus memegang perutnya, suara rintihan juga terdengar walaupun samar.

"Sayang kenapa,sakit lagi perutnya?" tanya Davin sambil mengelus perut istrinya.

Fayza membuka matanya lalu mengangguk, sedari tadi ia tidur tapi tidak terlelap, perut bagian bawahnya terasa nyeri dan seperti ingin buang air kecil terus.

"Mau pipis Mas."

Davin segera membawa Fayza ke kamar mandi untuk buang air kecil,tak lupa ia juga membasuh kewanitaan Fayza dengan air, tapi ia merasa Fayza masih mengeluarkaan cairan dari kewanitaannya."sayang masih mau pipis?"

"Enggak."

Davin segera memeriksa tangannya yang baru saja menyentuh milik istrinya, ia sedikit terkejut menemukan darah segar yang keluar dari sana.

The BridesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang