Brides 25

3.6K 134 2
                                    

Happy reading 😘

Kedatangan Shila membuat Fayza tak tenang,dirinya ingin melarang Shila untuk menginap di apartementnya, tapi ia takut Rima berpikir yang tidak-tidak.

"Sayang kok belum tidur?kenapa?"

Fayza menggelengkan kepala lalu menutup matanya dan menarik selimut kembali, ia lebih memilih diam jika tak menyukai sesuatu, dirinya terlalu takut untuk mengutarakan perasaannya yang tak nyaman.

"Kakak tau ya kamu belum tidur." ucap Davin lalu memeluknya dari belakang. Sepertinya ia harus segera menyuruh Shila pergi.

Kini Davin sudah terlelap sambil memeluk Fayza, sedang Fayza sendiri tak bisa tidur, segala ketakutan entah kenapa datang tak menentu, ia bahkan sampai berkeringat karena gelisah dan dadanya terasa sesak.

Perlahan Fayza turun dari kasur lalu membuka laci dan mengambil obat dari sana. Ia pun langsung meminumnya satu butir  dengan air yang tersedia di samping tempat tidur.

Setelah merasa lebih tenang Fayza naik ketempat tidur dan ikut merebahkan diri bersama Davin.

"Eunghh,sayang darimana?"Davin terbangun karena pergerakan Fayza.

"Hmm dari kamar mandi."jawab Fayza lalu segara masuk kedalam dekapan suaminya dan mereka mulai terlelap bersama.

Paginya Fayza bangun tanpa Davin disampingnya,ia pun segera beranjak dari kasur lalu segera  masuk kedalam kamar mandi,setelah rapi Fayza menghampiri Davin didapur tapi kehadiran Shila membuat paginya memburuk.

"Pagi sayang,sini peluk dulu."

Fayza segera memeluk Davin sambil memperhatikan wajah Shila yang menatapnya tajam.

"Seharusnya istri duluan yang bangun dan buatin sarapan bukan sebaliknya,kasian banget kamu Mas."

"SHILA."tegur Davin tak suka.

Sedang Shila menaikkan bahunya tak perduli dan melanjutkan sarapannya. Fayza sendiri mencoba menahan kesalnya ia tak mau ketakutannya terjadi lagi seperti tadi malam.

Davin mengajak Fayza untuk duduk lalu menyuapi roti bakar keju yang ia buat. "Sayang,hari ini mau kemana?" tanyanya.

"Aku mau temenin Riri lagi buat cari suvenir, habis itu mau ketemu papa dikantornya."

"kakak antar ya."ucap Davin dan Fayza mengangguk.

Shila menghentakkan sendoknya di atas meja lalu segera pergi menuju kamar, dirinya merasa muak melihat sepasang suami istri didepannya sedang mengumbar kemesraan.

Tak lama Shila keluar dari kamar, wanita itu terlihat sudah rapi dan hanya membawa tasnya.

"Shil,kopernya mana?katanya cuma semalam?!"sarkas Davin tak mau berbasa basi.

"Nanti aku ambil."sahut Shila lalu pergi.

Fayza sama sekali tak perduli dengan kepergian Shila,ia merasa lebih cepat wanita itu pergi maka semakin bagus.

"Sayang kamu jadi gak belajar mobilnya?"

Fayza menggeleng."gak jadi deh kak, aku mau naik taksi aja lebih aman.

"Yang aman itu cuma sama kakak bukan taksi!"

"He he he,iya deh yang aman cuma sama suami aku tersayang,suami aku yang bucin ini,suami aku yang mesum ini."

Davin menggigit bibirnya gemas mendengar nada bicara Fayza yang manja,tangannya langsung menangkup kedua pipi istrinya."minta dimakan ya bibirnya hum_"

Cengiran Fayza membuat Davin  mencium bibirnya dengan mesra, ciuman Davin disambut oleh hangat oleh Fayza, mereka pun melumat satu sama lain.

The BridesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang