Brides 36

3K 120 3
                                    

Happy reading😘

Hari ini acara syukuran rumah Fayza dan Davin berjalan lancar,semua keluarga berkumpul termasuk Robby dan Aslan yang datang pagi tadi.

Davin hanya mengundang anak-anak dari panti asuhan dan juga beberapa kerabat dekat saja, Davin juga meminta doa kepada anak panti agar segera diberi keturunan.

Malam harinya rumah Davin tak seramai tadi,semua anak panti sudah pulang, beberapa kerabat juga sudah meninggalkan rumahnya,Robby dan Aslan juga tidak menginap,sore tadi mereka sudah pulang karena beberapa pekerjaan yang memang tidak bisa mereka ditinggal.

"Fay."

"Iya mah."sahut Fayza yang sedang membersihkan sisa sampah didapur.

"Istirahat gih,biar Aini aja yang beresin."ucap Rima.

"Ini juga udah siap kok mah,daritadi Aini sama bi Ira repot banget jadi biarin mereka istirahat dulu."

Rima hanya mengangguk lalu ikut mengikat sampah dalam plastik dan mengambilnya dari tangan Fayza, beberapa hari tinggal dirumah menantunya, satu hal yang Rima mengerti Fayza tidak suka merepotkan orang lain.

"Udah beres,sekarang kamu istirahat!"tegas Rima dan Fayza hanya mengangguk sambil terkekeh. Mertuanya memang sangat baik padanya padahal ia memiliki banyak kekurangan tapi tak sekalipun Rima protes atau menegurnya.

Sampainya dikamar Fayza melihat Davin tengah sibuk dengan Laptopnya, ia pun menghampiri Davin lalu mengecup pipi suaminya sekilas."kok pipi sayang,bibirnya mana?"protes Davin tapi Fayza hanya menaikkan bahunya acuh lalu berjalan kekamar mandi.

Kini Fayza sudah merebahkan diri dikasur hari ini begitu melelahkan,tapi ia juga senang melihat mama dan mertuanya bisa berkumpul bersama. Walau tanpa kehadiran Yasmin tapi ia senang melihat baby Alva tumbuh dengan sehat.

Alva diurus oleh Adel dan juga dibantu oleh suster,Adel yang meminta izin untuk mengurus Alva karena kakak iparnya itu sudah tidak bisa memiliki anak lagi,rahimnya sedikit bermasalah jadi saat Keira lahir dokter juga mengangkat rahim Adel.

Waktu itu Fayza sangat sedih melihat kakak iparnya terpuruk karena tidak bisa memiliki keturunan lagi dan kini Adel sangat bersemangat karena Devina memberinya izin untuk mengurus Alva.

Fayza juga sangat ingin mengurus Alva tapi ia tak bisa karena ada bayi besar yang harus ia jaga perasaannya.

"Mas."

"Ehh sayangnya Mas udah disini aja."sahut Davin lalu mengecup bibir Fayza sebentar. 

Davin meletakkan Laptopnya lalu menarik Fayza kedalam pelukannya, seharian penuh ia tak bermanja pada istrinya dan itu membuat daya dalam tubuhnya melemah. Davin menghirup wangi tubuh Fayza yang terasa tidak seperti biasa."sayang,wangi kamu kok beda?"

Fayza mencoba menghirup wangi tubuhnya sendiri."Mas suka gak?"

"Mau wangi apa aja Mas tetap suka,asal itu kamu."

Fayza hanya tersenyum lalu menatap wajah Davin yang terlihat mulai ditumbuhi rambut-rambut halus didagu."Mas belum cukuran ya?"

"Sengaja biar ada sensasi gelinya disini."Davin memegang area kewanitaan Fayza.

Fayza sendiri tersentak lalu memukul tangan davin disana,ucapan Davin membuat wajah Fayza memerah karena malu. walaupun mereka sudah sering melakukan hal itu tetap saja Fayza selalu malu setiap kali Davin membahasnya disaat sedang santai seperti ini.

"Mas."

"kenapa sih,Mas disini daritadi sayang!kamu kenapa ada yang mengganjal dalam hati_ hum?"

"kalo nanti aku gak bisa kasih Mas keturunan,apa Mas bakal nikah lagi?atau tinggalin aku?" tanya Fayza membuat Davin membulatkan matanya,pasalnya Fayza mengatakan hal tersebut sangat santai seperti tanpa beban.

The BridesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang