Brides 14

4.9K 178 3
                                    

Happy reading 😘

Davin dan Fayza baru saja menginjakkan kaki mereka di pulau dewata bali, keluarnya mereka dari bandara sudah ada seseorang yang menjemput. "Apa kabar pak Adi?"sapa Davin.

"Baik Mas, alhamdulillah."sahut Adi, supir pribadi Robby.

sepanjang perjalanan menuju villa milik Davin, mata Fayza disuguhkan pemandangan laut dan juga pantai, banyak orang-orang mengendarai sepeda dipinggir pantai membuat Fayza juga ingin.

"Ini rumah kakak?"tanya Fayza sedikit bingung lalu melihat-lihat sekitar. ia tak menemukan siapapun dan tak ada yang menyambut mereka.

"Bukan, ini villa punya kakak. kita disini dulu besok baru kerumah mama."

Fayza hanya mengangguk lalu mengikuti Davin yang berjalan sambil menarik koper. "Kita berapa hari kak?"tanya Fayza saat mereka telah memasuki villa.

"Mungkin sebulan sekalian_ bulan madu." ucap Davin menggoda istrinya.

Buugh.

"Apa sih, cuma bercanda juga!"sanggah Davin cepat sebelum istrinya uring-uringan.

Saat memasuki kamar Fayza langsung menuju kamar mandi ia harus membersihkan diri terlebih dahulu, perjalanannya memang tidak terlalu lama tapi keramaian di bandara membuatnya lelah. Setelah membersihkan diri ia harus tidur untuk mengembalikan energinya.

cup

"Wangi banget sayangnya aku, nanti malam kita makan di pinggir pantai aja ya. Kebetulan temen kakak punya resto disana."

Fayza hanya mengangguk lalu merebahkan dirinya di tempat tidur, melihat istrinya berbaring membuat Davin juga ingin, tapi sebelum itu ia akan membersihkan diri terlebih dahulu.

Keluarnya dari kamar mandi, Davin segera mengambil ponselnya yang terus berdering. Terlihat nama papanya yang sedang memanggil.

"Iya pah, besok Davin baru ajak Fay kerumah."

"Gak usah buru-buru, ajak aja dulu menantu papa jalan-jalan lagian dirumah masih ada Shila, padahal papa udah suruh dia pulang tapi dia gak mau."

Davin menghela napasnya saat mendengar nama Shila. "Kapan papa serahin hak shila, Davin capek berurusan sama dia."

"Papa udah urus tapi dia sendiri yang gak mau, papa juga pusing liatnya tapi papa berharap setelah dia tau kamu udah nikah,dia berhenti ngejar-ngejar  kamu."

"Hum_ semoga aja."

"Ya udah gak usah kamu pikirin biar itu jadi urusan papa, kamu senang-senang aja, kalo gitu papa tutup teleponnya. Titip sayang papa buat Fay dan segerakan cucu kedua untuk papa.

Davin hanya terkekeh mendengar ucapan terakhir papanya, ia sangat bersyukur Robby yang menjadi  papanya, orang yang selalu mendukung keputusannya.

Davin ikut membaringkan tubuhnya disamping Fayza, memeluk istrinya saat tidur membuat ia terlelap dengan cepat dan tanpa ada gangguan membuat mereka tidur hingga matahari tenggelam.

Drrrtt

Suara dering ponsel membuat Davin membuka matanya, ia melirik jam dinding dan sudah pukul 8 malam. "Astaga!" kagetnya lalu segera mengangkat panggilan telepon dari Aslan,kakaknya.

"Vin, kata papa lo udah disini?kok gak kerumah?"

"Fay kecapean, lusa deh kesana sekalian bawain oleh-oleh buat Mora."

"Oh ya udah kalo gitu, jangan lupa kerumah mama dulu, sekalian lo suruh deh si Shila pulang,kesel gue!

"Iih apaan, lo dong seharusnya! sebagai kakak harusnya melindungi adiknya dari wanita bar-bar itu."

The BridesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang