Brides 1

15.2K 354 2
                                    

Selamat datang di cerita aku yang kedua,makasih ya 😊 yang uda mau baca dan vote di cerita aku yang pertama.
Semoga cerita yang ini kalian juga suka😘
Happy reading😘

Fayza menatap dirinya di cermin besar yang ada dibutik keluarganya, dirinya sangat anggun dan juga cantik. Gaun pengantin impiannya sudah siap dan tak ada kekurangan satu hal pun, rasanya tak sabar untuk memakainya diacara akad nanti.

"Sayang,aku cantik gak?"tanya Fayza pada Bian,calon suaminya.

"Cantik."

Pacaran selama 6 tahun dengan Bian membuat Fayza yakin menerima lamaran Bian untuk menjadi suaminya.

Walaupun awalnya tak disetujui oleh papanya tapi dengan segala kesabaran dan usaha yang Fayza lakukan mampu meluluhkan hati Hilman,papa Fayza.

"Sayang, kamu kenapa sih? kayak gak semangat gitu mau nikah?" tanya Fayza yang sedari tadi memperhatikan Bian, dari kemarin Bian terlihat banyak diam seperti memikirkan sesuatu tapi entah apa.

Bian menggeleng lalu tersenyum. "Gak papa, gugup aja takut gak bisa nikahi. kamu." Ujarnya.

Fayza segera memeluk kekasihnya itu lalu mengecup bibirnya."Masa gak bisa, 6 tahun aja bisa kita lewati bersama." ucapnya membuat mereka tertawa bersama lalu saling memeluk satu sama lain.

Setelah mengambil baju pengantin tadi, kini kedua menuju hotel tempat acara pernikahan berlangsung, karena acara diadakan di hotel mewah berbintang jadi seluruh keluarga sudah berada disana.

"Kita kan mau nikah besok,apa kita gak satu kamar aja." ucap Fayza Manja mencoba menggoda.

Bian mencubit pipi kekasihnya gemas. "Nakal ya sekarang."ucapnya lalu memeluk erat Fayza.

"Kamu istirahat gih, besok kan mau jadi Ratu seharian dan nanti malam jangan nulis lagi."titah Bian.

Fayza mengangguk dan mengecup kedua pipi Bian lalu masuk kedalam kamar.

Sebelum merebahkan diri, Fayza membersihkan diri dulu dikamar mandi tapi saat ia hendak membasuh muka, tanpa sengaja netra matanya menangkap bungkusan yang belum masuk sempurna ke tong sampah yang ada di kamar mandi hotel.

Fayza mengurungkan niat untuk membersihkan muka lalu memeriksa isi dari tong sampah tersebut, ia mengerutkan dahinya melihat sesuatu yang tak asing. "Bungkusan tespack?punya siapa?"tanyanya sendiri.

Saat membukanya ia lebih terkejut lagi. "Positif!" Dengan segera Fayza menyimpannya lalu segera membersihkan diri, ia harus mencari tau  siapa yang ada dikamarnya tadi.

Kini Fayza sudah berada di tempat tidur tapi kepalanya masih memikirkan hasil tespack yang ia temukan di kamar mandi, saat matanya mulai terpenjam suara pintu terbuka menampilkan Yasmin disana.

"Kak."

Fayza mengucek matanya. "Kamu dari mana jam segini baru masuk."ucapnya.

"Aku udah dari siang disini tadi habis ketemu temen." Yasmin langsung melangkahkan kakinya kekamar mandi.

Saat keluar Yasmin tampak seperti mencari sesuatu. "Cari apa?"tanya Fayza yang sedari tadi memperhatikan.

Yasmin menggeleng lalu merebahkan dirinya disebelah Fayza. "Kak."

"Kenapa, kamu mau cerita?"

Yasmin mengangguk."habis kakak nikah aku pindah kuliah ya ke bandung." ujarnya.

Fayza langsung menatap adiknya tajam."kenapa gitu,gak boleh!walaupun setelah nikah kakak gak dirumah kamu tetap kakak awasi."

Yasmin hanya diam dan matanya melihat kearah atas. "Kamu ada masalah?"tanya Fayza lagi.

"Aku pengen dibandung kak,dijakarta sumpek." ucap Yasmin lalu memejamkan matanya. "Udah ahk aku mau tidur, besok mau Party."

Fayza hanya memandang wajah adiknya dari samping, Yasmin terlihat menyimpan satu masalah tapi Fayza tak tau apa? mungkin Yasmin sedih karena sebentar lagi ia akan pergi dari rumah, pikirnya.

Pagi hari ini Fayza bangun lebih pagi karena ini adalah hari bahagianya jadi ia harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, tapi saat fayza membuka mata adiknya sudah tak berada disampingnya. "Lah nih anak kemana?"

Tok tok

Ketukan pintu membuat Fayza segera melihat siapa yang datang. "Mbak Fayza uda bangun, ayok mbak kita mulai." ucap seseorang yang akan mendadani Fayza menjadi pengantin.

Sementara dikamar orangtuanya, Yasmin berlutut memohon maaf kepada  Hilman karena telah melakukan kesalahan yang fatal. "Jawab papa, Yasmin?siapa orangnya?!" bentak Hilman yang sudah tak sanggup menahan emosinya.

"Sabar pah, kita tanya baik-baik."ucap Devina mengelus punggung suaminya.

Sedari tadi Hilman sudah bertanya baik-baik tapi anaknya tak kunjung menjawab, pagi ini Hilman menemukan anak bungsunya tengah hamil, kenapa ini harus terjadi dikeluarganya?disaat seperti ini. Padahal acara akad nikah Fayza hanya tinggal beberapa jam lagi tapi ia malah dikejutkan oleh Yasmin.

"Papa pasti marah kalo aku kasih tau siapa orangnya."cicitnya takut.

"Papa gak akan marah kalo kamu bilang siapa orangnya, papa akan minta dia langsung nikahin kamu sekarang juga."ujar Hilman lembut agar anaknya mau bicara siapa ayah dari bayi yang sedang di kandung anaknya.

"Jawab Yas, setelah acara kak Fay kita selesaikan masalah kamu."ucap Devina frustasi. Selama ini ia pikir Yasmin selalu mendengarkan kata-katanya untuk menjaga diri sebagai seorang wanita tapi_

Devina hanya menangis melihat apa yang dilakukan Yasmin, Dirinya telah gagal menjadi  seorang ibu.

"Ma, maafin Yasmin."ucap Yasmin yang kini berlutut didepan Devina.

"Papa tanya sekali lagi Yasmin, siapa ayah dari bayi yang kamu kandung!"cecar Hilman

"BAYI_"

Fayza langsung menghampiri Yasmin yang sedang berlutut didepan mamanya. "Jangan bilang tespack yang kakak temui di kamar mandi hotel itu punya kamu!"

Yasmin mengangguk samar lalu memandang Bian yang datang bersama Fayza.

"Maafin Yas, mah. pah, kak. Udah ngecewain kalian semua."Yasmin tertunduk lalu berdiri hendak melangkah pergi.

"Kalo kamu pergi, papa gak mau liat kamu lagi!" bentak Hilman membuat langkah Yasmin terhenti. "Sekarang bilang Yasmin siapa ayahnya? kalo kamu gak bilang juga papa bakal cari tau sendiri dan menghabisi pria brengsek itu." ancam Hilman yang  kesabarannya sudah habis menghadapi putri bungsunya ini.

"PAPA!"

Yasmin memekik ancaman papanya, papanya tak pernah seperti itu tapi kini_ Yasmin mulai takut,papanya mungkin tak main-main dengan ucapannya.

"Yas, bilang sama kakak siapa yang hamilin kamu? kakak gak akan marah, dia harus bertanggung jawab." ucap Fayza lembut, ia tau adiknya sedang ketakutan tapi ia juga gak bisa menyalahkan Yasmin, semunya sudah terjadi.

Yasmin memandang Bian yang tertunduk, pria itu sudah rapi dengan setelan jas dan juga rambut yang tersisir rapi.

"Yas." panggil Fayza lagi karena Yasmin tak juga memberitahu siapa yang menghamilinya dan terus memandangi Bian.

Bian terlihat gelisah saat Fayza mengikuti arah pandang Yasmin. "Bian!" tebak Fayza.

Yasmin mengangguk mengiyakan tebakan Fayza.

"Sayang aku bisa jelasin, ini gak se_"

Buuughh

Tbc...

The BridesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang