Brides 15

4.9K 174 4
                                    

Happy reading😘

Pintu rumah Davin terbuka menampilkan pembantu rumah tangga yang menyambut kedatangan Fayza dan Davin."Mas Davin, astagah."ucap bi Arum terkejut lalu segera mendorong koper yang tak terlalu besar.

"Bibi apa kabar?"tanya Davin tersenyum.

"Baik mas, alhamdulillah." sahut bi Arum lalu melirik Fayza.

Davin memperkenalkan Fayza pada bi Arum. "Ya ampun, cantik banget mbak Fayza, ayok mbak bibi antar ke kamar."

Davin menggengam tangan Fayza yang terasa dingin, sepertinya istrinya ini sedang gugup, mereka segera mengikuti langkah bi Arum tapi_

"Masih berani kamu pulang setelah buat malu mama!"

Rima menatap Davin tajam dan tangannya mengepal kuat, masih berani putranya pulang dan malah membawa seorang perempuan. Hari yang seharusnya membahagiakan untuknya malah menjadi hari yang paling memalukan bagi keluarganya.

Davin adalah satu-satunya putra yang ia harapkan untuk bersama Shila, putri tunggal dari sahabatnya. tapi kini tak ada yang bisa Rima harapkan lagi, marah pun rasanya percuma tanpa ia sadari ternyata sifat teguh menginginkan sesuatu pada Davin adalah turunannya.

"Eh menantu papa udah sampai." sambutan hangat suaminya pada wanita yang dibawa oleh Davin membuat Rima mengerutkan dahinya. Ada hal yang suaminya ini sembunyikan! pikir Rima.

Melihat raut wajah membara dari istrinya membuat Robby menyuruh bi Arum untuk membawa Fayza ke kamar Davin dahulu, Robby ingin memberikan waktu untuk anak dan istrinya agar bisa bicara dari hati ke hati.

"Dari awal Davin udah bilang sama mama sampai kapan pun Davin gak pernah bisa kasih hati untuk shila, tapi mama ngotot buat nikahin Shila sama aku!" ujar Davin.

Rima menarik napasnya lalu menatap putra bungsunya. "Gimana kamu mau punya perasaan sama Shila nak, setiap bulan kamu pergi keluar kota buat lihat cafe-cafe kamu itu, kamu bahkan lebih memilih bisnis sendiri dari pada nerusin perusahaan papa, gimana kamu mau punya waktu buat Shila, mama mohon sama kamu cobalah buat terima Shila, dia udah gak punya siapa-siapa lagi, Vin." Rima berusaha bicara selembut mungkin agar putra tidak pergi lagi dan memohon agar Davin menyetujui pernikahan dengan shila.

"Mah aku sama Fay udah nikah, suka atau enggaknya mama sama keputusan aku, terserah!"

"MAKSUD KAMU APA?! kamu nikah tanpa restu mama, gitu?" Rima memekik lalu melihat suaminya yang tampak tenang. "Jangan bilang papa udah tau?!" ucapnya lagi sambil menatap Robby.

"Mah, dari awal papa udah bilang jangan ada jodoh-jodohan, yang ngejalani anak-anak kita seharusnya kita membebaskan mereka untuk memilih." ujar Robby mencoba memberi pengertian kepada istrinya.

Dari awal Robby memang tak pernah setuju dengan apa yang istrinya lakukan, menjodohkan anak hanya karena sebuah persahabatan. Robby tak masalah jika anak-anak mereka memang menyukai satu sama lain tapi jika terpaksa, itu sama saja seperti mendorong darah daging sendiri kedalam jurang.

"Mah, Fayza itu gadis yang Davin ceritain dulu, gadis yang buat Davin gak bisa berpaling kemanapun. Davin mohon mah restuin kita."ucap Davin yang kini sudah berlutut dan menangkupkan kedua tangannya.

Rima benar-benar tak tau harus apa?ia tak mungkin memaksa anaknya dan disisi lain juga kasihan terhadap Shila. Cintanya dengan Davin begitu besar padahal Davin meninggalkannya di saat hari pernihakan.

Setelah meyakinkan mamanya dengan segala alasan yang dia punya akhirnya Rima menerima keputusan Davin dan merestui pernikahannya dengan Fayza. Davin tau mamanya akan mengerti jika dijelaskan dengan benar, walaupun cara ia pergi dari pernikahan itu adalah salah tapi Davin bersyukur Rima mau memaafkannya.

The BridesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang