Brides 26

3.4K 129 2
                                    

Happy reading😘

Nisya mengambilkan baju tidur untuk Fayza,kebetulan dirinya dan Fayza memiliki postur tubuh yang sama.

"Ini kak."Nisya memberikan baju dan membiarkan Fayza kembali ke kamarnya.

Sedari tadi Nisya tak berani bertanya apa yang terjadi sampai kakak iparnya itu tak mau pulang,ia berpikiran mungkin sedang berselisih paham dengan Davin.

Jadi Nisya membiarkan Fayza untuk menenangkan dirinya sendiri tapi sepertinya ia juga harus memberitahu Davin.

Setelah merasa lebih tenang Fayza keluar dari kamar lalu menghampiri Nisya yang sedang memasak mie instan.

"Kakak mau?"

Fayza mengangguk lalu membantu Nisya memanaskan air."Maaf Sya jadi ngerepotin kamu."

"Iihk kak Fay ngomong apa sih,siapa juga yang repot."

"Sya."

"Iya kak."

Fayza diam sejenak lalu_ "apa kamu kenal sama Shila?"

Nisya mengangguk."kenal, emang kenapa kak?"

Fayza menceritakan apa yang ia lihat tadi, dirinya juga menceritakan apa yang ia rasakan saat melihat kedekatan Shila dengan keluarga Davin. entah apa pandangan Nisya terhadap dirinya tapi ia merasa lega karena bisa mengungkapkan isi hatinya.

"Kakak sabar ya,Shila tuh emang ngeselin kak, aku juga males liatnya dan untung Kak Davin gak jadi nikah sama tu perempuan."ujar Nisya yang juga tak suka melihat Shila.wanita itu selalu menempel dengan Davin sampai kakaknya itu tak nyaman berada di rumahnya sendiri.

"Tapi kak,aku yakin kak Davin gak akan berpaling dari kakak hanya karena wanita kayak begitu."Nisya bisa melihat kekhawatiran dari wajah Fayza.

"Bisa aja Sya,kakak kan banyak kurangnya."cicit Fayza.

Nisya memang belum menikah jadi ia tak bisa memberi saran untuk kakak iparnya ini tapi dirinya cukup mengenal Davin dengan baik, Davin telah memilih Fayza itu artinya kakaknya itu menerima segala kekurangan dan bersyukur atas segala kelebihan.

"Apa kakak gak mau dengerin penjelasan kak Davin dulu?"

Fayza menggeleng."besok aja."sahutnya.

Kini kedua wanita itu sedang menikmati masakan mereka sambil menonton Film, saat makan Ponsel Fayza terus berbunyi tapi ia tak memperdulikan hal tersebut, ia tau saat ini Davin tengah mencarinya tapi mengingat saat Davin dan Shila berpelukan membuat Fayza mengacuhkan panggilan ponselnya.

"Sya,kakak ngantuk nih."

Nisya mengangguk."ya udah, kakak tidur duluan aja." sahutnya dan Fayza langsung masuk kekamar tamu lalu merebahkan diri disana.

Pikiran Fayza jauh melalang buana memikirkan hubungan Davin dan Shila, bagaimana jika Davin meninggalkannya dan lebih memilih Shila yang jauh diatas dirinya, wanita itu cantik, pintar, mandiri dan juga memiliki kemampuan untuk memimpin perusahaan.

Sedang dirinya hanya wanita biasa yang tak bisa apa-apa selain menulis, memasak dan mengurus semua kebutuhan Davin saja ia tak bisa, wajah dan penampilannya juga tak menarik sama sekali,Fayza benar-benar merasa buruk.

Tanpa ia sadari pipinya sudah basah karena airmata yang mengalir dari sudut matanya. rasa khawatir berlebih yang Fayza rasakan membuatnya sedikit sesak, ia mencoba mengatur napasnya setelah merasa lebih baik ia mulai tertidur karena lelah menangis.

Saat tengah malam Fayza bangun dan menyadari jika ini bukan dikamarnya,ia pun segera turun dan keluar dari unit apartemen Nisya lalu melangkah menuju unit kamar Davin, jika dirinya berada ditempat Nisya itu berarti ia meninggalkan Davin bersama Shila.

The BridesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang