part. 36

459 64 4
                                    

_
_
_

"Semua salah eoma, Jimine eoma tak pernah siap kehilangan Yoongi bahkan sampai saat ini, maafkan kami......"

Suga dan JK serentak berteriak ketika melihat Jimin kembali tak sadarkan diri dalam pelukan eomma Yoongi.

Kedatangan Jimin bukan nya membuat tenang, tapi malah memuncak nya ketegangan dan kepanikan.

Jimin dilarikan kerumah sakit, menurut dokter Jimin tak hanya pingsan tapi jauh lebih parah dari yang di bayangkan.

Dokter memarahi Suga, karna dia sudah memperingat kan nya untuk menjaga emosi Jimin agar tetap stabil

Fungsi kerja hati nya menurun, dan dokter harus langsung mengambil tindakan operasi.

Semuanya ikut berlari kerumah sakit, Suga dan JK yang paling terpukul dan paling khawatir.

Semua yang ditakutkan akhirnya terjadi, hantaman besar itu pasti menjadi pukulan berat untuk Jimin.

Kenyataan tentang Suga dan apalagi kenyataan tentang Yoongi yang sudah tiada.

Segala macam cara Suga menutupi dari Jimin, kini semua berakhir sudah dengan tragis.

Suga nyaris tak bisa berfikir normal, bayangan dan trauma nya menghadapi Jiyoon dan sakit nya dari kecil membuat Suga sangat kacau saat ini.

Tanpa disadari semua orang, Sebenarnya Suga juga harus disembuhkan dari traumanya.

Dia selalu bereaksi berlebihan bahkan ketika Jimin hanya menangis, apalagi sekarang bahasa kedokteran yang menakut kan itu membuat Suga berfikir lebih baik dia yang mati saja dari pada melihat keadaan Jimin.

Cukup lama menunggu, operasi akhirnya selesai, menurut dokter operasinya cukup berhasil, tapi semua alat bantu menempel dibadan Jimin.

Jimin tak juga bangun dan masih tetap diruang ICU, tak ubah nya seperti papi nya yang masih koma.

Bahkan menurut dokter kondisi Jimin jauh lebih parah dari papi nya.

Suga terlihat kacau, menghabiskan waktu di ruang tunggu di depan ruang ICU.

V hampir tak meninggalkan nya karena khawatir, begitu pun ke dua orang tua nya yang berulang kali mencoba menenangkan Suga.

"Yoongi, ayo kita pulang sebentar, setidaknya kamu juga harus makan, eomma mu sekarang juga sakit memikirkan mu". Bujuk papanya.

"Kalian bukan orang tua ku, aku tak ingin melanjutkan kepura-puraan ini" jawab Suga ketus.

Pukulan telak untuk Jung Hoseok yang terlahir dari trah keturunan keluarga yang harus serba sempurna.

Dari awal Hoseok memang tak pernah tertarik terhadap lawan Jenis, tapi tetap harus menikah dengan pasangan sempurna pilihan keluarganya.

Sejatinya secara batin Hoseok tak pernah jadi suami yang sempurna bagi istrinya, tapi karna tuntutan harus sempurna itulah, ide ide gila dan kebohongan demi kebohongan harus mereka lakukan.

Mengadopsi anak secara ilegal dan kehamilan palsu sang istri, salah satu orang kepercayaan Hoseok membawa bayi yang baru lahir kerumah sakit agar membuat kelahiran palsu istrinya seolah Yoongi benar-benar adalah anak kandung mereka.

Setelah Yoongi meninggal, takdir mengaturnya bertemu Suga kembaran Yoongi dan lagi-lagi demi terlihat sempurna, mengharuskan nya kembali membuat kebohongan selanjutnya.

Tapi saat ini semua diluar kendalinya, Suga tak ingin melanjutkan kesepakatan mereka.

Semua perhatian dan kasih sayang yang benar-benar tulus dari mereka tergadap Suga selama beberapa tahun terakhir ini ternyata tak cukup kuat untuk mengikat hati Suga.

Jauh didalam hati Suga, menyadari dia berasal dari orang tua yang tidak jelas, dibesarkan oleh orang yang sama sekali tidak pantas disebut ayah.

Pada akhirnya bertemu papa dan eoma baru, walau dengan bagaimanapun caranya, tapi Suga benar-benar merasakan kenyamanan keluarga dan kasih sayang dari orang tua.

Tak ingin dan tidak pantas juga rasanya melawan mereka, namun saat ini fokus Suga hanyalah Jimin.

Tak peduli Jimin ingin bertemu dia atau tidak, membenci dia atau tidak, tapi rasanya sesak sekali jika sekarang tetap harus bersembunyi dibalik nama Yoongi.

Suga yang paling jahat, Suga yang paling di benci Jimin, apa pun itu membuat Suga merasa sesak.

Menyesali semua nya, bahkan menyesal karna bertemu Jiyoon dan juga Jimin.

"Jika boleh, atau jika bisa aku ingin lari dan pergi jauh dari semua ini" ucap Suga dengan suara berat menahan tangis.

V yang selalu mendampingi nya, menepuk pundak Suga, tak mengucapkan sepatah katapun, karna banyak kata-kata sudah dia ucapkan dan tak pernah di respon Suga.

Seminggu berlalu dan ini terasa sangat lama, Jimin tetap dengan kondisi yang masih sama.

Dokter mendatangi Suga, mengatakan "dia sudah sadar" setidaknya itu yang didengar Suga.

Mengira Jimin yang sudah sadar, tapi ternyata papi Jimin yang pagi ini membuka matanya, seperti sedikit ke ajaiban datang membuat salah satu dari mereka yang dikhawatirkan Suga akhirnya membuka mata.

Suga bergegas menemui Jin, yang walaupun belum bisa diajak berkomunikasi, tapi bibirnya seolah tersenyum melihat Suga.

Suga menggenggam tangan papi Jimin, dan ternyata dibalas oleh Jin, walaupun dibadannya masih terpasang berbagai alat medis.

Jin tak tau apa yang terjadi pada Jimin, pasti pukulan lagi untuknya ketika sadar tapi mengetahui Jimin juga lagi koma.

Lagi-lagi Suga berada diposisi sulit dan serba salah menghadapi situasi ini.

"Yoongia, Jimin mana ?" tak jelas apa yang diucapkan Jin, tapi gerak bibirnya seperti menanyakan keberadaan Jimin.

Makin hari kondisi Jin makin membaik, alat bantu pun mulai dilepas satu per satu.

Banyak alasan tentang keberadaan Jimin sudah Suga utarakan.

Walapun aneh tapi Jin berusaha mempercayai nya, apalagi kedatangan Hoseok sahabatnya itu memberi dorongan besar bagi Jin bersemangat untuk secepatnya pulih.

Sudah terhitung dua minggu sejak Jin membuka mata, itu artinya sudah tiga minggu Jimin masih terbaring koma.

Jin merasa aneh jika Jimin masih belum menemuinya, walaupun Yoongi mengatakan Jimin sedang ada event di luar kota, tapi setidaknya pasti Jimin menyempatkan diri untuk menelephone nya.

Hari ini Yoongi dan kedua orang tuanya mengantarkan Jin kerumahnya, mereka sudah mendiskusikan cara memberi tahu Jin tentang keadaan Jimin yang sebenarnya, karena dirasa Jin sudah terlihat jauh lebih baik.

"Hahhh, sungguh mukjizat dari Tuhan, anugrah tak terhingga akhirnya DIA mengizinkan ku kembali kerumah ini" ucap Jin begitu memasuki rumahnya.

Suga berdiri dibelakang Jin sambil mendorong kursi roda yang diduduki papi Jimin itu.

"Jin, sebenarnya ada yang harus kami sampaikan". Ucap Jung Hoseok, dan lalu memilih dan menyampai kan kata - kata dengan sangat hati - hati sebisa mungkin tidak membuat Jin shok dan panik.

Hoseok mulai menjelaskan kondisi Jimin yang sebenarnya.

--- to be continued ---

WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang