6. Pembullyan?

345 21 4
                                    

Selamat datang di cerita
"Namanya Sagara"
💓💓💓

Jangan lupa vote, dan komen untuk dukung author ya🫶🫶🫶

Akibat kejadian itu Tasya masih mengalami shock, bahkan selama perjalanan pulang kerumah Tasya hanya terdiam dengan tatapan kosong, serta air mata yang mengalir dengan sendirinya, juga detak jantung yang berdegup kencang tak karuan.

Akibat kejadian itu Tasya masih mengalami shock, bahkan selama perjalanan pulang kerumah Tasya hanya terdiam dengan tatapan kosong, serta air mata yang mengalir dengan sendirinya, juga detak jantung yang berdegup kencang tak karuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untung saja saat sampai di rumah tidak ada orang sama sekali. Malik dan Reza sudah pergi sejak pagi ke kantor, sedangkan Mila beberapa saat yang lalu pergi ke kantor juga untuk mengirim makanan kepada suaminya dan rekan kerja suaminya itu ke kantor.

"Dek, tenang ya. Kita sudah sampai di rumah" ujar Raga sembari mengusap lembut rambut adiknya.

Perlakuan lembut Raga kepada adiknya itu mampu mengembalikan kesadaran Tasya yang telah menghilang sejak beberapa waktu yang lalu. Tubuh mungil Tasya langsung menubruk tubuh besar milik Raga, Tasya memeluk erat tubuh kakaknya. Tangisan yang keluar dari bibir mungil Tasya semakin keras, ia tidak mampu menahan rasa takut yang ia rasakan.

Jujur saat ini Raga sangat sedih, dadanya serasa dicabik-cabik saat melihat perempuan yang selama ini ia jaga harusa menangis hingga tersendu-sendu di dalam pelukannya. Raga membalas pelukan Tasya tidak kalah erat, air mata yang ia jaga agar tidak keluar sejak tadi sudah tidak bisa ia tahan, butiran air mata itu mengalir jatuh perlahan.

Tak lama Bintang datang ke kamar Tasya membawakan segelas air putih untuk Tasya."Ca minum dulu" ujarnya sembari mengulurkan segelas air putih yang ia bawa.

Segelas air putih itu diambil oleh Raga lalu dengan perlahan Raga melepaskan pelukan adiknya dan menyuapi Tasya dengan minuman yang ia pegang sedangkan Tasya dengan perlahan meminum minuman yang di siapkan oleh kakaknya.

Bintang merasa prihatin atas keadaan sahabatnya itu, bagaimana tidak? Tatapan Tasya yang kosong disertai tangisan tanpa suara semakin menjelaskan keadaan tasya saat ini sedang tidak baik-baik saja, "Udah Ca tenang ya" ujar Bintang berharap agar Tasya bisa merasa lebih tenang.

Setelah merasa keadaan Tasya menjadi lebih baik, Bintang memberanikan diri membuka mulutnya,"Sebenarnya apa yang terjadi Ca?," tanyanya.

"Aku gak tahu Bin, rasanya semua terjadi begitu saja. Tadi aku sama kak Sagara mau beli telur di toserba, tapi kak Sagaranya bilang lagi laper, jadi kita mampir buat makan dulu. Awalnya gak terjadi apa-apa dan gak ada yang aneh tapi, pas pulang tiba-tiba dua laki-laki itu mukul kak Sagara dari belakang sampai akhirnya mereka berantem di situ" suara tangisan Tasya yang sempat tidak terdengar kini terdengar kembali, walaupun tidak separah sebelumnya tapi tangisan itu mampu membuat hati Raga terasa sakit.

"Ca udah ya main-main nya? Jujur kakak gak bisa lihat kamu kayak gini. selama ini kamu kakak jaga bahkan dari nyamuk yang mau gigit kamu. Jadi kakak ngga mau lihat kamu bareng-bareng sama Sagara lagi! Kali ini bukan permintaan tapi perintah!" Perintah itu keluar dari mulut Raga dengan lantang, namun penuh ketulusan di dalamnya.

Namanya SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang