19. Pantai

180 18 1
                                    

"Maaf karena telah menjadikannya sebagai alasan Aca menjauh dari Kak Saga"

~~Kalissa Anastasya Azzahra~~


*******
*Selamat datang di cerita*
"Namanya Sagara"
Wahai para Cawirku💓💓💓
*
*
*
EH IYA, KALAU KETUA ADA TYPO TOLONG KASIH TAHU YA.... ENTAR BIAR DI REVISI TULISANNYA
*
*
*
*
💗Happy Reading wir💗

******"Kenapa Kakak nyuruh aku manggil Kakak pakai nama 'Saga'?," tanyanya masih diliputi perasaan gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******
"Kenapa Kakak nyuruh aku manggil Kakak pakai nama 'Saga'?," tanyanya masih diliputi perasaan gelisah.

"Tiba-tiba banget nih?," Tasya tak menggubris pertanyaan Sagara, Ia hanya fokus untuk mendapatkan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang telah Ia lontarkan kepada Sagara.

Tetapi Sagara malah berdiri dari duduknya, lalu melepas jaket kebanggaan Ago miliknya dan dengan sengaja memakaikannya ke badan Tasya, saat dilihatnya Tasya menggosok-gosok kasar lengannya akibat terpaan angin malam yang dari waktu ke waktu semakin terasa dingin.

"Sebenarnya Kamu udah tahu jawabannya kan? Tenang aja Ca, nggak usah ngerasa terbebani. Aku juga nyuruh Bintang buat manggil kayak gitu" balasnya bersamaan dengan tangannya yang sedang memakaikan jaket kepada Tasya.

"Kenapa?," tanya Tasya kembali, Ia menolehkan kepalanya, juga sedikit mendongak agar bisa melihat dengan jelas raut wajah Sagara saat ini.

Hembusan angin malam memberikan belaian ringan kepada rambut Tasya yang tergerai bebas tak lupa dengan tempelan jepitan berbentuk pita yang tidak pernah absen dari rambut Tasya saat dirinya keluar kamar.

Pemandangan Tasya dengan rambutnya yang sedikit bergoyang membuat Sagara terbuai dengan keadaan, Ia menatap lekat wajah perempuan didepannya yang sedang fokus mendongak agar bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Tanpa sadar tangan Sagara bergerak menoel hidung Tasya, sehingga membuat Tasya mengerjapkan matanya kaget akan pergerakan Sagara yang tiba-tiba itu.

Sagara sudah duduk kembali ketempat asalnya, sedangkan Tasya masih tertegun dengan posisinya yang sekarang, semakin lama Tasya merasa kaget, maka matanya akan semakin membentuk bulat. Pemandangan didepan mata Sagara itu semakin membuat dirinya candu, tetapi dirinya tidak bisa terus terbuai dalam keindahan malam itu saja.

Ia tersadar jika semakin lama dirinya dan Tasya tak kunjung pulang, maka Raga pasti akan marah besar kepada dirinya, tetapi Sagara juga tidak bisa membiarkan Tasya terus menjauh dari dirinya.

Akhirnya, Sagara menepuk tangannya sekali tepat didepan wajah Tasya, agar Tasya kembali sadar akan percakapan keduanya. Tasya sendiri langsung mengalihkan pandangannya menghadap tepat kearah Sagara, "Ih! Aca serius Kak!," kesal Tasya setelah kesadarannya kembali.

"Mau banget diseriusin" balas Sagara tak kalah tengil dengan kelakuan Ciko dan Nando biasanya.

"Udahlah mending pulang aja!," hentakan kaki Tasya terasa sangat kuat, tentu saja Gadis itu sedang merasa kesal akan Pria yang sedang bersamanya itu.

Namanya SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang