21. Welcome

136 11 2
                                    

"Keputusan itu tidak salah, hanya keadaan saja yang membuatnya seolah-olah terlihat salah"

~~Sagara Caesar Airlangga~~




*******
*Selamat datang di cerita*
"Namanya Sagara"
Wahai para Cawirku💓💓💓
*
*
*
Eh iya, kalau seumpama ada typo tolong kasih tahu ya, nanti biar di revisi ulang.
*
*
*
*
💗Happy Reading wir💗

****💗Happy Reading wir💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


******

Sesampainya di Jakarta, inti Ago lebih memilih mendatangi markas besar Ago terlebih dahulu, dibanding Ago Food. Sebelumnya Sagara sudah memberi informasi kepada seluruh anggota aktif Agofras, untuk berkumpul di markas besar.

Seluruh karyawan Ago Food pun juga diambil dari anggota Ago, sehingga kini tidak ada seorangpun yang berada di Ago Food, lebih simple nya seluruh anggota Ago benar-benar berkumpul di markas besar Ago, tanpa ada yang tertinggal satupun.

Sagara membuka pintu markas yang di dalamnya sudah ada puluhan orang. Nafasnya memburu, keringat di dahinya berjatuhan membasahi lantai, matanya mengedar mengamati remaja-remaja di dalam markas besar.

Perlu diketahui bahwa seluruh anggota baru Agofras tidak ada yang lebih tua dari inti Ago, mungkin ada beberapa yang seangkatan dengan inti Ago.

Dadanya mulai terasa panas disaat dirinya memperhatikan satu persatu anggota Ago yang saling mengobati luka satu sama lain.

'Bruak'

Teguh meninju pintu disampingnya, membuat seluruh atensi mata puluhan anggota Ago beralih menatap kedatangan inti Ago, "Makin lama dibiarin, si Rendy makin nglunjak anj*ng!," teriaknya kesal.

Sudah paham akan bagaimana reaksi Teguh, Ciko berusaha menenangkannya dengan menepuk-nepuk pelan pundak Teguh. Perlahan-lahan emosi Teguh mulai mereda, dadanya yang tadinya naik turun tidak beraturan, kini mulai kembali seperti semula.

"Jangan pada emosi dulu! Kita fokus kasih perawatan buat junior dulu" tegas Raga, lalu pergi mendahului inti Ago lainnya untuk mendekat kearah anggota Ago yang sedang saling mengobati.

Begitu juga dengan Sagara, Ia mendekat kearah juniornya yang baru bergabung 4 bulan yang lalu. Junior itu bernama Revan, umurnya baru menginjak 17 tahun. Revan juga bersekolah di SMA Bima Sakti, sama seperti dirinya dahulu.

Dengan telaten Revan mengobati lukanya sendiri, bukan karena Revan tidak disukai oleh anggota Ago lainnya, tetapi dirinya sendiri yang tidak mau dibantu sebab Revan memegang prinsip untuk tidak bergantung kepada siapapun, dirinya ingin kuat bahkan ketika tidak ada orang yang memperhatikan dirinya di dunia ini.

Hal itu diketahui Sagara sewaktu wawancara tes masuk Revan agar menjadi anggota resmi Agofras. Jujur saja, Sagara merasa salut kepada juniornya itu atas prinsip yang Ia pegang. Tetapi, disini Agofras adalah satu jiwa dengan seribu tubuh, maka tidak ada istilah jika salah satu anggota Ago sakit maka yang lainnya hanya diam saja.

Namanya SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang