10. Penyesalan

322 22 7
                                    

Selamat datang di cerita
"Namanya Sagara"
Wahai para Awirrrrrrr ku💓💓💓

Jangan lupa untuk vote dan komen ya, biar author ini semakin semangat nulisnya 🙂‍↔️

*******
"Penyesalan memang datang di akhir, tapi semuanya belum berakhir untuk memperbaikinya"

Sagara Caesar Airlangga


*******

Kini semua orang termasuk Reza, Malik dan Mila sedang berkumpul di depan ruang operasi menunggu dokter keluar untuk memberikan kabar akan keadaan Sagara.

Mereka berharap dokter keluar memberikan kabar baik atas keadaan Sagara saat ini. Jauh di lubuk hati Raga masih menyimpan rasa simpati kepada mantan temannya itu. Ia juga teringat dulu saat ia di siksa pun Sagara juga masih memberikan pengobatan yang maksimal agar ia masih bisa bertahan hidup.

'Ceklek'

Dokter membuka pintu ruang operasi yang telah tertutup selama kurang lebih delapan jam. Selama delapan jam pula, Reza tak henti-hentinya memanjatkan doa agar anaknya yang kini berbaring di ruang operasi itu bisa selamat dari maut.

"Dokter bagaimana keadaan anak saya?," tanya Reza langsung menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi.

Reza tak mampu menahan rasa khawatirnya terhadap anak semata wayangnya. Kini yang dimiliki Reza hanyalah Sagara, jika terjadi sesuatu yang fatal pada Sagara, pastinya Reza tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri karena sudah lalai menjaga Sagara.

"Selamat untuk bapak dan keluarga, karena operasi yang dijalani oleh nak Sagara berhasil" tak kuasa menahan rasa senangnya saat mendengar penuturan dokter itu, Reza langsung meneteskan air matanya yang semakin tidak bisa berhenti karena merasa lega atas berhasilan operasi anaknya.

"Sebentar lagi nak Sagara akan dipindahkan ke ruang rawat inap, dan untuk bapak Reza bisa menemui saya di ruangan saya" Reza pun mengangguk paham atas informasi yang di katakan oleh dokter tersebut.

Setelah Sagara di pindahkan ke ruangan rawat inap VIP, Malik dan Mila ijin pulang karena ada kepentingan mendadak yang tidak bisa di tunda lagi, jadi kini hanya tersisa Tasya, Bintang, Raga, Reza dan Sagara yang masih tidak sadarkan diri.

"Anak-anak, om minta tolong jagain Sagara dulu sebentar ya? Soalnya om mau keruangan dokter dulu" mohon Reza.

"Iya om" jawab Bintang.

Setelah mendapatkan jawaban yang memuaskan itu, akhirnya Reza bisa meninggalkan ruangan rawat inap Sagara dengan tenang.

Namun, tak lama setelah Reza meninggalkan ruangan rawat inap Sagara, Raga juga malah ikut pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Bin, tolong jaga Kak Sagara dulu ya! Aku mau nyusulin kak Raga" Bintang menganggukkan kepalanya dan Tasya pun segera pergi menyusul kakaknya.

Raga berjalan cepat hingga sampai di depan meja resepsionis, ia berhenti di kala Tasya memanggil namanya dengan keras, "Kak Raga mau kemana?," tanya Tasya.

"Pulang" jawabnya singkat.

"Kenapa? Tadikan om Reza minta tolong ke kita buat jagain kak Sagara" Raga memegang kedua pundak adiknya dan menatap mata nya intens.

"Kamu serius Ca? Kamu hampir kehilangan nyawa gara-gara dia untuk yang kedua kalinya! Kamu pikir kakak bisa terus diem aja? Engga Ca" tatapan elang milik Raga itu berubah menjadi tatapan teduh saat khawatir akan keadaan Tasya.

Namanya SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang