28. Permainin?

119 8 2
                                    

*******

*Selamat datang di cerita*
"Namanya Sagara"
Wahai para Cawirku💓💓💓
*
*
*
Eh iya, kalau seumpama ada typo tolong kasih tahu ya, nanti biar di revisi ulang.
*
*
*
*
💗

Sagara kembali menghampiri teman-temannya yang sedang asyik melahap makanan pemberiannya, disana pun juga ada Tasya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sagara kembali menghampiri teman-temannya yang sedang asyik melahap makanan pemberiannya, disana pun juga ada Tasya.

Dilihatnya sekilas kearah Tasya hingga keduanya saling bertatapan, walaupun sekejap tetapi Tasya mampu memperlihatkan senyuman tersipunya, 'Barusan Aca senyum ke gue? Seriusan? Aca senyum manis banget Ya Tuhan' batin Sagara, tanpa disadari Sagara pun juga ikut tersenyum.

"Woi! Kalian berdua ngapa dah senyum-senyum ga jelas kek gitu!," sentak Kenzi yang menyadarinya lebih dulu dibanding inti Ago lainnya.

'Bejir bisa gawat kalau ketahuan yang lain nih' batinnya lagi, lalu seperkian detik kemudian Sagara langsung mengubah raut wajahnya menjadi setelah awal yang sok cool.

"Gak, ga ada apa-apa" jawabnya sebelum pergi duduk bersama yang lainnya.

Tasya duduk tepat disamping Ciko, lalu setelah kedatangan Sagara, Tasya menggeser tubuhnya agar ada jarak antara dirinya dan Ciko, "Sini kak duduk" ucap Tasya, Sagara pun duduk diantara Tasya dan Ciko.

Tak dipungkiri jika jantung Sagara sekarang sedang berdisko, bagaimana tidak? Gadis pujaan hatinya baru saja tersenyum kepadanya lalu sekarang ia duduk disampingnya.

'Ya Tuhan bantu kuatkan hati makhluk ciptaanmu ini Ya Tuhan. Lemah sekali hati ini kalau didekat Aca Ya Tuhan' batin Sagara.

"Ini kak pizza nya dimakan, pizza nya enak buanget loh" Tasya menyodorkan pizza tersebut kepada Sagara.

Lagi-lagi dan lagi Sagara harus menahan rasa salah tingkahnya, ia membuang mukanya ke arah sebelah kanan sembari menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak menampakkan dengan jelas senyuman salah tingkahnya.

Sagara mengambil pizza yang diberikan Tasya, lalu dengan sombong ia pamerkan kepada Ciko,"Lihat gue dapet dari Aca, Lo dapet gak?," ujarnya penuh kesombongan.

Bukannya apa, tetapi selama ini lawan terberat Sagara setelah Raga adalah Ciko, tampak sekali jika Tasya paling dekat dengan Ciko. Tetapi Ciko memang hanya menganggap Tasya sebagai seorang adik, tidak ada perasaan lebih dari seorang adik untuk Tasya, begitu pula dengan Tasya.

"Apasih kak, kayak anak kecil" sahut Tasya yang secara kebetulan mendengar ucapan Sagara untuk Ciko.

"Wah... Kebangetan kamu Ca, masa Saga aja yang kamu kasih, kakak Ciko mu ini juga maulah diambilin pizza sama adik perempuannya, ah... Kayaknya Aca udah gak nganggep aku sebagai kakaknya deh" ujar Ciko penuh dramatis.

"Gak gitu kak maksud Aca. Aduh.... Ini-ini Aca ambilin khusus buat kak Ciko" Tasya memberikan sepotong pizza yang baru ia ambil kepada Ciko.

"Khusus? Tadi kok ke aku gak ada ucapan apa-apa? Cuma nyuruh makan aja? Jadi yang khusus cuma punya Ciko aja? Parah sih!," Sagara langsung melahap pizza yang potongannya masih berukuran besar dalam satu kali suapan. Hal itu untuk menunjukkan rasa kekecewaannya kepada Tasya.

Namanya SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang