17. Saga

269 22 7
                                    

"Aku bisa berpura-pura melupakannya, tetapi aku tidak bisa benar-benar melupakannya"

SAGARA CAESAR AIRLANGGA


*******
*Selamat datang di cerita*
"Namanya Sagara"
Wahai para Cawirku💓💓💓
*
*
*
EH IYA, KALAU KETUA ADA TYPO TOLONG KASIH TAHU YA.... ENTAR BIAR DI REVISI TULISANNYA
*
*
*
*
💗Happy Reading Wir💗

 ENTAR BIAR DI REVISI TULISANNYA****💗Happy Reading Wir💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mama!," teriak Sagara.

Sontak ia mendudukkan dirinya, jantungnya berdebar tidak karuan, nafasnya naik turun tidak beraturan, terlihat wajahnya dibaluri begitu banyak keringat.

Sagara menutup wajah pasrah menggunakan tangannya, "Udah lama nggak mimpi Mama, Saga rindu Mama" ujarnya.

Entah Ia harus merasa senang atau sedih, Ia senang bisa merasakan pelukan dan kasih sayang hangat Fika kembali, walaupun hanya sebatas mimpi yang hilang dalam sekejap saja.

Tapi, Ia juga merasa sedih dengan akhir dari mimpinya yang tidak pernah berubah. Akhir dimana Ia harus kehilangan perempuan berharganya.

"Kak Sagara? Kakak nggak papa?," suara itu terdengar seperti suara perempuan.

Sagara celingukan mencari sumber suara tersebut, Ia baru tersadar ternyata panggilan video nya dengan Tasya masih berlanjut hingga pagi hari.

Sagara menarik napas panjang dan membuangnya perlahan, "Nggak papa, ini kemarin malam nggak ada yang matiin video call nya?," tanya nya balik, berniat untuk mengalihkan pembicaraan.

"Kemarin malam Aca juga ketiduran, kayaknya kita ketiduran bareng jadi nggak ada yang matiin video call nya" jelas Tasya.

"Oalah gitu" Sagara menganggukkan kepalanya paham akan penjelasan Tasya.

"Kak Sagara mimpi Mamanya kak Sagara ya?," terlihat sekali bahwa Tasya sangat penasaran dengan mimpi Sagara sehingga mampu membuat Sagara berteriak seperti tadi.

Bukannya langsung menjawab, Sagara masih merenungkan jawaban yang tepat untuk Tasya, "Engga kok" jawabnya.

Selama ini Sagara memang tidak ingin menceritakan tentang Mamanya kepada siapapun, kecuali kepada inti Ago.

"Bohong ih! Jelas-jelas tadi kak Sagara teriak 'Mama!' gitu " Tasya mempraktikkan bagaimana Sagara berteriak tadi yang malah membuatnya terlihat imut.

Sagara tersenyum tipis di sudut bibirnya saat melihat Tasya yang mempraktikkan bagaiman dirinya berteriak.

'Brak brak brak'

Terdengar ada yang menggedor-gedor kamar Sagara.

"Woi kebo! Bangun! Ini kita telat kerja ege!," bahkan sebelum orang itu berteriak, Sagara sudah sangat paham siapa yang berani melakukan hal ini kepada dirinya selain Raga.

Namanya SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang