Selamat datang di cerita
"Namanya Sagara"
💓💓💓
Bin, kita bagi tugas ya. Kamu selidikin kak Raga terus aku selidikin kak Sagara" tangan Bintang yang awalnya sedang mengupas kulit kacang langsung berhenti.
"Ih mana bisa gitu? Aku juga mau kali deket-deket kak Sagara terus. Pesona laki-laki bening yang menarik hati wkwkwk"
"Maksud kamu kak Raga gak bening dan gak menarik gitu?," Tasya melemparkan sebuah bantal boneka kecil berbentuk hati ke arah Bintang.
Sontak bola mata Bintang membulat sempurna "Ya gak gitu weh. Seorang kak Raga gak menarik? Kak Raga itu udah diatas level menarik, tapi kak Sagara itu malah lebih susah gitu di jelasinnya" tentu saja bagi Bintang seorang Raga itu adalah sosok laki-laki yang perfect luar dalam.
Bagi Bintang Raga adalah seseorang yang sangat lembut hatinya dan tutur katanya, tidak kasar, sayang keluarga, tentu saja juga sangat tampan. Intinya semua kriteria laki-laki idaman bagi Bintang berada di Raga seluruhnya. Sebenarnya Bintangpun juga tidak terlalu tertarik untuk menyelediki Sagara, ia memang benar-benar hanya bercanda.
Tapi sebenarnya Bintang juga sedikit takut jika ia menyelidiki Raga, maka detak jantungnya tidak bisa terkontrol. Jujur saja, Bintang pun juga merasakan hal yang sama dengan Raga, dimana setiap kali mereka berdekatan maka, detak jantung mereka seakan-akan sedang berdisko.
Hanya saja, Bintang mampu menyembunyikan kegugupannya itu dengan sangat baik, Tapi ia juga tidak tahu apakah masih bisa terus menyembunyikan kegugupannya itu, jika selalu berada di dekat Raga.
"Maksud aku bagi tugas kayak gitu itu karena kamu kan udah kenal sama kak Raga, sedangkan sama kak Sagara kamu belom kenal, makanya bakalan susah dapet informasi kalau yang nyeledikin kak Sagara itu kamu"
"Iya-iya. Lagian aku cuma becanda kali Ca, serius amat"
Setelah saat itu Bintang hampir setiap hari datang ke rumah Tasya, bahkan saat hari libur Bintang bisa sampai seharian berada di rumah Tasya.
Keduanya melakukan tugas masing-masing dengan baik. Saling memberi kabar ketika mendapatkan informasi yang membantu.
*****
Tok tok tok
"Kak Raga ini Bintang" ujar Bintang dari luar kamar Raga sembari mengetuk-ngetuk pelan pintu kamar Raga.
"Iya masuk" bohong jika Raga tidak kaget saat mendengar suara Bintang dari luar kamarnya, apalagi Bintang meminta ijin untuk masuk kedalam kamarnya
Jantung dan pikirannya sama sekali tidak kompak, pikirannya berusaha untuk terlihat biasa saja, tapi jantungnya malah berdetak tidak karuan dibalik balutan kaos yang ia pakai.
Ceklek
"Ada apa? Tumben banget nemuin kak Raga?," tanya Raga setelah Bintang membuka dan melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar Raga.
Samar-samar Raga tersenyum simpul saat melihat wajah Bintang, ia merasa rindu akan kehadiran sosok Bintang. Tapi itu adalah hal yang agak aneh, karena selain Bintang kemarin ada di rumahnya dan menemuinya juga, mereka ini tidak punya hubungan apa pun. Lalu untuk apa senyuman itu?.
"Bintang di suruh bunda nganterin makanan buat kak Raga" Bintang berdiri tepat di samping Raga yang sedang duduk di meja belajarnya sembari membawa makanan yang sudah di siapkan oleh Mila.
Jujur saja, setiap kali Bintang memanggil 'bunda' pada Mila, selalu membuat Raga seolah ingin pingsan. Saat mendengar panggilan 'bunda' yang keluar dari mulut Bintang untuk bundanya, terdengar seperti calon menantu yang ingin segera ia dapatkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Namanya Sagara
Fiksi RemajaKata orang di dunia ini kita hidup berdampingan dengan Cinta dan Karma. "Gue gak nyangka, lo beneran ngejar adek gue"~Raga Keven Arkasa "Bukannya bagus? Lo bakalan punya ipar kayak gue"~Sagara Caesar Airlangga "Apasih? Emang Aca mau?,"~ Kalissa An...