12. ending

305 23 8
                                        

Selamat datang di cerita
"Namanya Sagara"
Wahai para Cawirku💓💓💓
*
*
*

AYOK DONG WIRR KOMEN² BIAR KETUA MAKIN SEMANGATTTT BANGET NULISNYA😖BTW KETUA LAGI SAKIT WIR🤒🌡️
*
*
*

*******
"Sejauh apapun aku berlari dari masa lalu ku, aku tidak akan bisa menghindarinya sebelum menyelesaikannya"

Raga Keven Arkasa

*
*
*

******

Masih dengan tempat yang sama, tempat dimana setiap keluarga selalu berdoa agar tidak pernah memasukinya. Tempat dimana suara-suara doa terdengar dimana-mana, tempat dimana tangisan menusuk ketelinga ketika ada yang memasukinya, dan rasa syukur akan mereka panjatkan ketika berhasil keluar dari tempat itu.

Kini matahari sudah mulai tenggelam menyembunyikan sinarnya dari dunia yang indah ini. Satu jam telah berlalu sejak Raga dan Bintang meninggalkan ruangan Raga, "Ca, kira-kira Arka bisa maafin kita-kita ngga ya?," celetuk Nando di sela-sela keheningan ruangan itu.

Tasya mengedarkan pandangannya, memandang satu persatu wajah ke-empat laki-laki yang sedang termenung di depannya. Tak bisa Tasya pungkiri bahwa ia pun bisa merasakan betapa menyedihkannya keadaan para laki-laki itu saat ini.

Tasya berdiri dari duduknya, lau perlahan ia melangkahkan kakinya mendekati Nando yang sedang bersandar di dekat jendela sembari terus menatap pemandangan diluar sana, "Kak Nando tenang aja, sekeras-kerasnya batu kalau terus menerus di tetesi air akan berlubang. Sama kayak kak Raga, sekecewa apapun kak Raga sekarang sama kalian, kalau kalian terus menerus membuktikan bahwa kalian sudah menyesal, pasti kak Raga akan luluh juga hatinya" ujarnya menyemangati Ke-empat lelaki itu.

Sudah satu jam berlalu sejak kepergian Raga, sebenarnya juga membuat Tasya merasa khawatir akan keadaan kakak dan sahabatnya, tanpa perintah dari siapapun ia mengambil hp di saku seragamnya, lalu ia mencoba menghubungi Bintang.

Sayangnya Bintang tidak menjawab panggilan dari Tasya, Tapi Tasya yakin bahwa Bintang bisa membuat kakaknya yang kini sedang gelisah itu merasa lebih baik, bahkan ia yakin bahwa Bintang bisa melakukannya lebih baik dari dirinya.

Beberapa menit setelah panggilan Tasya yang tak terjawab itu berlalu, akhirnya Bintang dan Raga kembali membuka pintu kamar rawat inap dan perlahan memasukinya.

'ceklek'

"Kak Raga?!," panggil Tasya membuat seluruh atensi mata di dalam kamar itu mengarah kearah kedatangan Raga dan Bintang.

Seluruh mata yang menatap ke arah Raga itu membuat kegugupan di dalam dirinya kembali menghampirinya. Tanpa sadar Raga sudah ingin membalikkan dirinya ingin menjauhkan dirinya lagi dari situasi yang asing ini, tapi dengan cekatan Bintang memegang lengan Raga lalu memberikan gelengan kepala untuk Raga agar ia tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.

"Gue beli es krim, ada yang mau?," ujarnya sembari membalikkan badannya menghadap kearah teman-teman lamanya.

Semua orang terdiam, mereka masih tidak percaya bahwa Raga akan kembali keruangan itu untuk menemui mereka.

Dari belakang tubuh Raga, Bintang memberi kode kepada mereka yang tertegun agar segera menghampiri Raga untuk mengambil es krim yang telah dibawakan oleh Raga. Mereka semua langsung melengkungkan bibirnya keatas, menampakkan senyuman ceria yang timbul setelah kode yang diberikan Bintang menyadarkan mereka.

Namanya SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang