27. diam-diam

64 6 1
                                    

*******

*Selamat datang di cerita*
"Namanya Sagara"
Wahai para Cawirku💓💓💓
*
*
*
Eh iya, kalau seumpama ada typo tolong kasih tahu ya, nanti biar di revisi ulang.
*
*
*
*
💗

Malam itu, malam dimana Tasya menceritakan kejadian pertemuannya dengan Billa bersama Sagara kepada Bintang, ternyata tanpa disadari ada dua orang pria yang tidak sengaja mendengarkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, malam dimana Tasya menceritakan kejadian pertemuannya dengan Billa bersama Sagara kepada Bintang, ternyata tanpa disadari ada dua orang pria yang tidak sengaja mendengarkannya.

Saat itu Sagara, Raga dan Ciko tidur berjajar. Ciko yang memang aslinya anaknya pecicilan sudah tentu punya cara tidur yang tidak biasa, bagaikan jarum jam, Ciko tidak bisa tidur hanya dengan bagian tempatnya saja.

Raga yang tidur diantara Ciko dan Sagara terkena imbas dari kebiasaan buruk Ciko. Ketika semuanya sudah tertidur pulas, barulah kebiasaan buruk Ciko itu beraksi, kakinya tanpa rasa belas kasihan menendang tubuh Raga sampai menubruk tubuh Sagara.

Akibat dorongan itu bukan hanya Raga yang terbangun melainkan Sagara pun juga ikut terbangun dari tidurnya.

"Geli nyet" ucap Sagara lirih sebab baru sadarkan diri karena tubuh raga yang memepet dirinya membuatnya terbangun dari tidurnya.

"Si Cicak dorong gue nyet" sahut Raga juga dengan suara lirih tetapi sedikit ngegas. Saat itu mereka menganggap semuanya sedang tertidur pulas, makanya mereka melanjutkan berbicara dengan suara lirih agar tidak membangunkan siapapun.

"Naksir gue lo? Jangan deh, kasihan Bintang"

"Jijik nyet! Gue sleding jug lo!,"

Di akhir percakapan ketika mereka sudah ingin terlelap kembali, samar-samar mereka mendengar suara hisakan tangisan seorang perempuan yang tidak asing di telinga mereka.

"Kamu tahu kan aku punya perasaan lebih buat kak Saga, perasaan lebih dari sekedar temen dekat ataupu adik kakak, tapi...."

Tasya, suara itu jelas suara Tasya. Kedua pria itu saling menatap tak percaya dengan apa yang mereka dengar saat ini.

Senyuman terukir di wajah Sagara tanpa sadar, "Apalo senyum-senyum! Jangan macem-macem ya lo!," bisik Raga penuh penekanan kepada pria di depannya.

"Tapi?" Sahut Bintang.

"Tapi kayaknya kak Saga cuma nganggep aku adek nya aja. Billa juga ngomong kalau dari awal aku gak bakalan bisa dapetin kak Saga, karena kak Saga cuma nganggep aku adeknya-"

Jujur saja Sagara sangat terkejut dengan pengakuan Tasya tersebut, awalnya Sagara memang ragu apakah perasaannya ini salah atau tidak. Tasya adalah adik dari sahabatnya sendiri, bukankah akan sedikit persentase kemungkinan mereka bisa bersama.

Selain itu, Sagara sempat ragu akan perasaannya karena Tasya memperlakukan seluruh inti Ago sama dengan dirinya, apalagi pada Ciko. Sagara ragu apakah Tasya memiliki perasaan yang sama dengan dirinya.

Namanya SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang