04. Perjodohan

167 6 1
                                    

Biyan adalah anak angkat di keluarga Tama, ia ditemukan di teras rumah oleh kedua orangnya dulu. Karena Biyan masih bayi dan belum tahu apa-apa, orang tua Tama langsung mengakatnya sebagai anak.

Biyan sendiri tahu dari mana asal-usulnya, ia hanya anak angkat keluarga dari Tama. Maka dari itu Biyan selalu mendedikasikan hidupnya kepada keluarga Tama. Jika dibutuhkan Biyan akan mengorbankan nyawanya demi Tama.

Di saat usia Bian lima belas tahun, ibu Tama diberi karunia oleh Tuhan. Tama hadir di dalam perut sang ibu angkatnya. Perut ibu Tama yang membesar membuar Biyan diam-diam belajar cara merawat seorang adik.

Namun, naas saat jenis kelamin Tama diketahui, ayah Tama malah meninggal dunia karena kecelakaan tragis di jalan tol.

Seperti nalurinya yang memang sudah dewasa, Biyan menggatikan sang ayah menjadi kepala keluarga. Di umurnya yang mau mengijak enam belas tahun Biyan menggatikan ayahnya bekerja. Selain menjadi kepala keluarga, Biyan di usia itu juga telah menafkahi adik serta ibunya.

Lewat perusahaan sang ayah, Biyan berkembang pesat. Biyan juga tidak membiarkan Tama kekurangan kasih sayang. Sebab Biyan akan melakukan apapun untuk Tama, terutama tentang kecukupan materinya.

Setelah umur Bayu dua puluh lima tahun, Biyan mantap untuk memutuskan menikah. Meninggalkan rumah tanpa lupa tanggung jawabnya.

Sekarang peran Biyan sebagai kakak kembali dibutuhkan. Biyan benar-benar pusing memikirkan kutukan yang dibawa keluarga angkatnya, dan tama juga kena.

Disaat Clarin mengukapkan fakta kalau Lili Anastaya lahir pada bulan purnama, tiba-tiba sercecah harapan muncul dalam benaknya.

"Jika harus menikahi Lili, kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Bayu yang sedikit ragu jika Tama akan menerimanya.

Terlihat dari eskpresi tama yang langsung tidak enak, sejak Clarina menyebut soal Lili.

"Kakak sangat gila, bagaimana bisa kita mengorbankan Lili demi keselematan aku?" Tama berkata dengan nada tidak suka.

Tapi tampaknya Biyan juga sudah putus asa menyangkut ini. "Tama, kita tidak perlu memikirkan hal lain dulu," ujar Bayu dengan nada lembut.

"Iya betul, lagian Lili juga mau, kok!" Lili tiba-tiba muncul di hadapan mereka, membuat ketiganya sangat terkejut.

Namun, Tama sepertinya tetap keras kepala.

"Lili kamu jangan ngaco, Om sudah tidak muda lagi, dan kamu pasti punya pasangan impian." Tama berbicara serius kalu ini.

Tapi Lili dengan cepat duduk di samping Tama, meyakinkan omnya itu jika Lili benar-benar serius ingin menikah dengan Tama.

"Sekarang Om nggak bisa nolak, karena Lili yang maksa. Bukannya Lili yang om khawatirkan juga sudah menerima dengan senang hati perjodohan ini?"

"Tapi ...."

"Kita hubungi pendeta untuk menikahkan mereka besok di gereja." Skat mat, Biyan sudah mengambil keputusannya.

Clarina yang merasa harus menyiapkan acara pernikahan putrinya besok juga langsung membawa Lili ke kamar.

Sepeninggalannya semua orang, Tama hanya menghela napas panjang dan bersandar di kepala sofa. Ini benar-benar ide yang sangat gila.

Tidak tahu saja Lili sekarang dengan ibunya sedang tampak senang.

"Akhirnya Lili bisa nikah sama Om Tama," gumam Lili yang didengar ibunya.

Clarina juga tahu kalau Lili sudah suka dengan Tama sejak SMA. Dan sekarang dia punya kesempatan untuk mendorong putrinya kepada pria impiannya.

"Tapi kalo Om Tama tidak cinta Lili bagaimana?" tanya Lili yang sedetik kemudian menghentikan langkahnya menuju kamar.

Clarina yang mengerti kegelisahan putrinya langsung menjawab. "Cinta selalu datang saat ada kesempatan, nanti Tama juga pasti akan terpikat sama kamu. Kamu tenang aja, Ibu akan membantu kamu." Clarina memeluk Lili dengan erat.

Om Tama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang