Lian pergi menemui flora. Air mata Caca lolos dari pertahanannya ia pergi kekamar mengemasi barang-barangnya. Caca berpikir Lian akan kembali pada flora, sebelum itu terjadi ia memutuskan untuk pergi ia tidak mau mendengar bahwa Lian kembali kepelukan flora dan menghadapi hari melihat kemesraan mereka berdua. Ia lelah dengan sikap Lian yang plin-plan kadang baik juga kadang begitu jahat padanya.
Selesai mengemasi barang caca mencari surat cerai yang Lian simpan dari awal pernikahan, ia menemukan lalu menandatanganinya, kemudian ia letakkan diranjang kamar Lian. Caca memesan taxi online, tangisnya pecah saat berada dalam mobil.
Dilain tempat Lian sudah bersama flora. Flora menangis ditolak Lian untuk kembali menjalin hubungan.
" Jadi lo menyepelekan ancaman gue " ucap flora.
" Tidak flo, gue mohon jangan sebarin berita tentangku kamu dan Caca ."
" Ya kalo gak mau disebarin ya kembali sama gue "
" Lu baik, cantik, pintar Lu pantas dapat yang jauh lebih baik dari gue flo "
" Tapi gue maunya elo " teriak flora.
" Gue udah mau punya anak flo, dan rasa gue ke elo udah nggak kayak dulu lagi. Ini semua salah gue, gue minta maaf banget ".
Penjelasan Lian tak membuat flora mengerti, ia tetap bersikukuh menyebarkan berita tentang mereka bertiga.Setelah berbicara dengan flora ia bergegas pulang menemui Caca, sampai di apartement ia memanggil Caca namun tak ada sautan, ia kekamar caca mencarinya. Kamar Caca terasa kosong ia memeriksa lemari dan laci Caca, ia tidak menemukan pakaian Caca yang ia temukan hasil foto USG. Lian memeriksanya ia menangis mendapati 2 gambar bayi mungil didalamnya terdapat tulisan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Lian menghubungi nomor ponsel Caca namun tidak aktif kemudian ia menghubungi vio ia tidak tahu menahu, viopun juga tidak bisa menghubungi Caca.
Lian mengambil jaket dikamarnya, ia semakin frustasi mendapat surat cerai yang sudah ditanda-tangani oleh Caca. Lian menancapkan gas kebandara dan juga stasiun namun tak menemukan Caca. Ia memutuskan pergi kesurabaya naik mobil ia tidak sabar lagi jika harus menunggu tiket pesawat atau kereta api.
Sampai di Surabaya.
Lian mengetuk pintu rumah keluarga Caca. Mama Caca keluar melihat yang datang Lian ia kembali menutup pintu namun ditahan oleh Lian.
" Tante Lian minta tolong, Lian mau tanya sebentar saja "
Mama Caca membuka kembali pintunya dan berdiam diri pertanda siap mendengarkan pertanyaan Lian.
" Caca pulang kesini Tan?" Tanya Lian.
" Maksudnya apa kamu tanya gitu, Caca tidak bersamamu " tanya balik mama Caca.
Lian mengiyakan pertanyaan mamanya Caca.
" Yah.. "
Teriak mamanya Caca memanggil ayah Caca. Ayah Caca keluar.
" Ada apa ini "
" Caca tidak bersama dengannya "
Ucap mama Caca lalu menangis histeris.
" Kamu sudah merusak masa depannya, sekarang kamu tidak bisa menjaganya dengan baik ". Ucap mamanya sambil memukuli Lian. Setelah memohon maaf berkali-kali pada keluarga Caca akhirnya mereka mau mempersilahkan Lian masuk.
" Om, Tante, tolong kabari Lian jika Caca pulang kemari "
Orang tua Caca mengangguk.
" Kau juga harus mengabari jika Caca sudah ketemu " tegas ayah Caca.
" Pasti om "Vio juga ikut mencari Caca, ia ketempat-tempat yang biasa dikunjungi Caca. Ponsel vio berdering panggilan masuk dari Lian.
" Gimana Vi ketemu ?" Tanya Lian
" Belum "
" Kalo ada kabar dari Caca hubungi gue ya Vi "
Vio mengiyakan lalu menutup ponselnya dan kembali mencari Caca.1 bulan berlalu, Lian seperti tidak punya kehidupan telat makan dan kurang tidur membuatnya sering sakit, dia hanya bekerja beberapa kali dalam sebulan karena masalah kesehatannya.
Media dihebohkan dengan pernyataan flora disalah satu stasiun televisi. Ia menceritakan semua masalahnya dengan Lian dan Caca pada media. Namun Lian sudah tidak peduli dengan hal tersebut ia masih memikirkan keberadaan Caca.Setiap hari Lian menelfon vio, menanyakan apakah dapat informasi tentang Caca. Vio kasian melihat keadaannya namun Caca melarangnya memberitahu keberadaannya.
1 bulan lebih sudah Caca pergi, semakin hari vio semakin tak tega dengan keadaan mereka berdua, Caca yang hamil besar tinggal sendiri ia takut Caca melahirkan saat dia sedang sibuk dan tidak dapat membantu, dan Lian yang frustasi ditinggal Caca. Setelah mempertimbangkan semuanya Caca memutuskan untuk memberitahu keberadaan Caca pada Lian.
Vio mengirim pesan pada Lian memberitahukan alamat tempat Caca berada. Lian yang baru saja memejamkan mata mendengar notifikasi ponsel matanya terbuka lebar. Dia yang sedang berbaring membaca pesan dari vio segera berdiri mengambil jaket dan pergi menuju ketempat Caca.
Caca duduk didepan rumah kontrakannya, menikmati suasana disore hari yang berada didesa. Ia memejamkan matanya, tenang rasanya jauh dari keramaian jakarta, kebun teh didepannya yang berada diseberang jalan. pohon, dan dedaunan disamping rumah membuat udara semakin segar.
Caca melihat burung-burung terbang, angin berhembus menerpa wajahnya. Suara mobil berhenti tepat disamping rumahnya Caca berpikir suara mobil itu milik tamu tetangganya ia mengecek ponselnya, jam menunjukkan pukul 17.45." Caca "
Suara itu sangat familiar ditelinganya, Caca melihat kearah sumber suara. Terdapat Lian dengan rambut sedikit panjang yang acak-acakan, kumis dan jenggotnya yang sudah tumbuh, kantung matanya begitu tebal, Lian benar-benar tidak mengurus dirinya dengan baik. Caca tak menjawab sepatah kata ia berusaha berdiri dan berjalan memasuki rumah. Lian berlari menahannya.
" Ca please kasih aku kesempatan untuk jelasin "
Lian memohon padanya. Caca menepis tangan Lian.
" Aku capek li " ia kembali berjalan masuk lalu mengunci pintunya.
" Ca aku butuh kamu, please kasih aku kesempatan ca, maafin aku ca " ucap Lian berada tepat didepan pintu. Caca mengabaikannya ia memilih memakai headphone menyetel lagu dengan keras. Namun Lian tak menyerah ia menunggu hingga malam tiba.Caca sesekali goyah ia masih berpikir bahwa Lian belum makan malam ini. Mengingat kembali perkataan flora dan perilaku Lian ia kembali pada prinsipnya untuk mengabaikan Lian.
Hari semakin malam angin dan rintik hujan menambah cuaca semakin dingin. Caca berusaha tidur dengan memejamkan mata namun tak bisa tertidur, ia memikirkan keadaan Lian.
Caca berjalan membawa selimut tebal dan bantal menaruhnya dikursi ruang tamu. Caca membuka pintu rumahnya.
" Li masuk, diluar dingin " ujarnya. Lian mengangguk senang. Caca menyuruhnya tidur diruang tamu.Baru kali ini Lian tidur nyenyak setelah kepergian Caca hingga ia kesiangan. Caca mendorong keranjang baju dengan kakinya untuk ia jemur karena sudah tidak kuat untuk mengangkatnya. Lian yang mendengar suara berisik bangun dari tidurnya melihat Caca mendorong-dorong keranjang baju ia bergegas mengangkat kan keranjangnya.
" Kamu istirahat aja, pakaian ini serahkan padaku " ucap Lian sambil mengambil satu baju untuk ia jemur. Caca tak mendengarkannya ia membungkuk berusaha mengambil baju namun ditahan Lian.
" Udah kamu duduk aja "
Ucap Lian sambil mengantarkan Caca duduk dikursi teras rumah. Caca menuruti Lian untuk duduk namun ia berdiri kembali memasuki rumah. Lian hampir selesai menjemur Caca membawa sarapan untuknya, Caca meletakkannya dikursi teras. Kemudian masuk kembali kedalam rumah menutup pintu dan menguncinya. Lian tersenyum semarah-marahnya Caca ia masih sangat peduli.Bersambung...
By: beuselv24

KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal Takkan Karam
RomanceComplete.. Caca Yulia seorang gadis dari surabaya yang berkali-kali gagal ditengah jalan dalam audisi dijakarta, namun ia tak putus asa sampai pada akhirnya ia memenangkan ajang pencarian bakat yaitu Indonesia idol. Namanya melejit bersama laki l...