bab 7

1.6K 85 11
                                    

Vio menuntun caca kekamarnya, membaringkan tubuhnya diatas kasur.

"Lu istirahat aja dulu ca, kecapek an pasti kamu, gue beliin obat ya"

Ucap vio, sambil meletakkan telapak tangannya didahi caca, untuk mengecek suhu tubuhnya.

"Lu mau dibeliin apa ca, gue cariin ?"

"Enggak vi, enggak mood makan gue"
Jawab caca lirih.

"Hey harus makan, baru nanti minum obat, gue nggak mau ya, lu harus makan pokonya"

Vio lumayan cerewet soal kesehatan, tapi itulah tanda kasih sayangnya terhadap Caca.

" iya vio..Gue pengen... Pisang vu, sama bakpao cokelat"

"Oke, gue berangkat ya "

Caca mengangguk, lalu vio pergi membeli obat dan makanan untuk caca.

Lagi-lagi Nando sedang berada didapur, ia sedang bertengkar lagi dengan wajan dan sodetnya. kali ini nando sangat bersemangat, ia tersenyum dari awal sampai akhir pertarungannya dengan sodet dan wajan, karena ada orang spesial yang akan datang, untuk mencoba nasi goreng buatannya, yang sering ia sombongkan, yang katanya terasa sangat nikmat.

Nasi gorengnya sudah siap, ia menaruhnya di piring besar menambahkan sendok dengan pasangannya yaitu garpu. Namun nando merasa sedikit aneh, seperti ada yang kurang, ia berpikir sejenak sambil menggigit jatinya.
Tiba-tiba ia menggetok dahinya, karena baru mengingat bahwa ia lupa menambahkan irisan bawang merah goreng.

Akhirnya ia mengambil bawang merah lalu mengirisnya cepat, ia merasa seolah-olah seorang chef.

"Awww.."

Teriak Nando. Jari telunjuknya terkena pisau, darah segar mengalir dari jarinya. Nando berlari ke meja makan mengambil hpnya menelpon orang yang ia tunggu.

"Halo sayang"

"Iya sayank ?"

"Jariku kena pisau"

"Kok bisa, sekarang gimana nggakpapa kan?"

"Keluar darah"

"Loh nggak dibersihin ?"

"Belum sayang"

"Yaudah, sekarang kamu ke wastafel cuci jarinya lalu kasih bitadin, setelahnya pakein plester"

"Plester sama bitadinnya nggak ada sayang"

"Oke oke, ini aku udah Deket kok, aq mampir dulu ke apotek ya, itu darahnya bersihin dulu yaa"

"Iyaaa, cepetan ya"

"Iya sayang ."

Beberapa isi Percakapan nando dan Zakia ditelfon, jika orang asing mendengar mereka berdua mungkin akan mengira nando lah yang masih dibawah umur, karena tingkahnya yang begitu manja pada kia.

"Pak mampir ke apotek dulu ya"

Sopir zakia mengangguk, menuruti perkataan majikan kecilnya.

Mobil zakia berhenti, kia turun lalu ia bergegas ke apotik.

Zakia berdiri disamping seorang wanita remaja, ia berambut panjang yang sedikit Curly, zakia baru menyadari bahwa itu vio.

"Kak vio?"
Sapa Zakia yang berada tepat disampingnya. Vio menoleh dan tersenyum lebar.

"Hey kia, beli apa ke apotek?"
Tanya vio merangkulnya sejenak

"Ini, nando jarinya kena pisau minta dibeliin plester, lalu kak vio kesini, siapa yang sakit ?"

"Itu caca tadi mual-mual, kecapek an kayaknya, akhir-akhir ini jadwalnya padet banget kan"

Jawab Vio.

Kapal Takkan KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang