bab 17

2K 153 96
                                        

Lian kembali dengan semangkuk mangga yang sudah ia iris kecil-kecil, mangga diletakkan dimeja, lalu ia duduk di samping Caca.

  "Mual nggak?"

  "Sekarang enggak, tapi gue takut mual lagi"

  "Makan mangga aja dulu"

Caca mengambil mangga dengan garpu yang sudah disediakan Lian. Lian memperhatikan Caca makan.

  "Gimana?"

Caca meneteskan air mata saat mengunyah mangga, lian bingung dibuatnya.

  "Loh kenapa?"

" Hiks enak banget mangganya, kenapa aku nggak kepikiran makan mangga , hiks"

Lian tersenyum melihat Caca yang menangis sambil mengunyah.

"hhh nggakpapa, sekarang makan yang banyak, makan sepuasnya"

Caca kembali menusuk mangga dengan garpu dan memakannya, Caca tak merasakan mual, ia mengambil mangga yang ketiga, pusing dan mual kembali terasa. Caca berlari ke wastafel, memuntahkan 3 potong mangga dan satu suap soto. Lian berlari, ia mengusap punggung Caca yang sibuk memuntahkan makanannya. Caca berkumur dan membilas wajahnya dengan air. Caca kembali menangis.

" Maafin gue Ron, makanannya kebuang"

"Udah nggakpapa"

Lian menuntun Caca duduk disofa. Caca mengambil gelas berisi air putih lalu meminumnya. Lian  membuka kresek yang berisi obat dan permen jahe, ia membuka toples permen jahe, dan memberikannya pada Caca.

"Permen jahe?"

Caca bertanya-tanya, kenapa rony membelikannya permen jahe.

"Kata dokter, jahe bisa mengurangi rasa mual"

Caca mengangguk, lalu membuka plastik permen jahe kemudian ia masukkan kemulut.

"Setelah itu makan lagi ya dua suapan aja, nanti kalau lebih mual lagi"

"Iya"

Lian mengambil ponsel di saku celana, memeriksa apakah ada pesan dari sang pacar. Sedikit
Hening, membuat Caca canggung.

"Li"
Lian menoleh pada Caca.

"Lu tidur aja, pasti capek kan"

"Enggak, lu makan dulu baru gue tidur"

Caca tidak tega melihat Lian kecapean, ia menggigit permennya agar cepat habis.

Caca minum sedikit air putih, lalu memegang sendok makannya.

"Loh udah habis permennya?"

"Udah, Aaaaaa"

Caca membuka mulutnya lebar, menunjukkan bahwa permennya benar-benar sudah lenyap.

"Nggak lu telan kan"

"Enggak Lian"

"Yaudah, dimakan nasinya"

Satu dua suap nasi dengan soto, masuk kemulut Lian, lalu memakan satu potong kecil mangga, yang terakhir air putih lalu meminum obat dan vitamin.

"Udah selesai lian, dah tidur"

Lian  mengangguk, matanya sayup karena kurang tidur dan cukup kelelahan. Ia pergi kekasur terlebih dahulu, menaruh ponselnya dimeja, dan tertidur begitu saja. Setelah membereskan makanan, Caca menyusul Lian lalu tidur dikasur yang sama dengan guling menjadi penghalangnya.

  Suara nada dering ponsel lian, membangunkan Caca. Caca membuka matanya, melihat jam menunjukkan pukul 8 pagi. Ia bangun dan melihat siapa yang menghubungi Lian. Caca meletakkan kembali ponsel lian, lalu ia pergi ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.

  Setelah mandi, Caca merapikan barang-barangnya. Menghangatkan kembali soto yang dibelikan Lian tadi pagi.

Tring-tring.

mungkin sudah 10 kali ponsel Lian berdering, namun Lian tetap tak bergerak dari tempat tidurnya. Caca tak membangunkannya, ia tak tega karena lian terlihat letih sekali.

  Jam 10 lebih, caca makan pisang dengan melihat berita seputar ibu hamil. Lian menggerakkan badannya, ia mulai bangun. Lian mengucek matanya, mengambil ponselnya, 10 panggilan tak terjawab dan 20 pesan belum terbaca. Lian membelalakkan matanya.

"Ca Lo nggak denger hp gue bunyi?"

"Denger"

"Kenapa nggak bangunin gue?"
Tanya lian kesal.

"Lu kelihatan capek banget li, lagian lu kurang tidur kan tadi malam"

"Halah alesan, sengaja ya Lo, biar gue berantem sama flora"

Caca yang sedang makan pisang, seketika menoleh pada lian, dengan raut wajah heran.

"Hhh untuk apa li, lagian salah gue ya, kalau lu nggak denger hp sendiri bunyi, ha?"

"Ya iyalah, tadi kan gue nggak tidur karena ngurusin elu"

"Ckkk"
Caca menggelengkan kepalanya, tak habis fikir dengan perkataan lian.

"Serah lu li"

Caca meninggalkannya, membuang kulit pisang ke tempat sampah, dengan membawa segelas air putih, lalu pergi ke balkon menikmati udara luar. Menenangkan fikirannya agar tak stress dengan tingkah lian, yang kadang membuatnya sedikit bahagia dan kadang memberinya banyak luka.

  Lian membalas pesan flora dan menelponnya kembali.

"Sayang maaf ketiduran, capek banget aku"

"Sayang maaf"

"Sayang?"

"Sayang angkat telfonnya"

"Sayang kamu mau apa, aku beliin?"

"Sayang setelah off air, kita ke mall yuk"

" Sayang please, maaffin yah"

Sepuluh kali lian menelpon dan baru di terima oleh flora.

"Sayang maafin ya, ketiduran aku"

"Emang kamu tidur jam berapa? Jam 10 baru bangun"

"Setelah telponan sama kamu aku langsung tidur sayang, aku kecapek an jadi nggak denger telpon dari kamu"

"Hhhh si pelakor nyusahin banget sih, kenapa nggak sendiri aja pulang kampung"

"Maafin aku ya sayang, please"

"Iya, jangan diulangi lagi ya, aku khawatir banget tau"

"Iya sayang"

Kurang lebih setengah jam caca berada di balkon, ia masuk  berjalan ke dapur, dan mengambil
2 sendok nasi ditaruh dipiring, sedikit ia guyur dengan kuah soto dan ayam beberapa suwir. Ia berjalan lalu duduk disofa.

"Li lu nggak makan?"

"Enggak"

" Makan li, lu nyetir, harus makan"

"Siapa Lu maksa- maksa gue"
Jawab li ketus.

Caca memutar bola matanya, ia mengambilkan nasi dan soto ayam lalu menaruhnya di meja dekat lian yang sedang berada dikasur.

"Terserah lu mau ngomong apa, dan terserah lu mau makan apa enggak"

Lalu caca kembali duduk disofa dan kembali memainkan ponselnya.

Bersambung.....

By: beuselv24

Next?!?!

Makasih semua yang udah vote, komen, follow me sayank kalian banyak banyak ♥️

Jangan lupa tulis reaksi kalian di kolom komentar yaa, aq cindah kamu semua 😘♥️♥️🤭

Kapal Takkan KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang