bab 21

1.7K 124 68
                                    

Caca sampai di apartemen membuka pintu dengan lesu, ia masuk tanpa ragu. Caca kaget melihat tamu yang tak asing baginya.

"Woy lama sekali nggak ketemu ya"

"Woy "

Mark berdiri menyalami Caca ala lelaki ia sangat senang melihat Caca, karena cukup lama mereka tak bertemu. Caca menaruh buah yang ia bawa ke meja dapur dan kembali menemui Mark yang berada disofa.

"Mau keluar sama vio kak?"
Tanya Caca sambil duduk disamping Mark.

" Enggak sih main aja, pengen ketemu kalian berdua, emang Lo nggak kangen sama gue?"

"Enggaklah ngapain kangen haha "
Jawab Caca tertawa lepas.

" Dari mana ca?"
Pertanyaan Mark membuat Caca gugup.

" Anuu dari ituloh, beli buah kak"

" O iya kakak mau buah apa?"

" Nggak, nggak usah"

" Aku cuciin dulu buahnya ya"

" Nggak usah ca"

" isshh nggakpapa"

Caca beranjak dari duduknya lalu berjalan kedapur mencuci semua buah yang ia beli, kemudian menyiapkannya diatas piring untuk dihidangkan pada mark.

"Kak lagu ini bagus nggk?"

Vio berlari kecil sambil menggenggam handphonenya lalu menunjukkan pada mark, lagu yang ingin ia nyanyikan bersama Mark nanti. Caca membawa sepiring buah yang sudah ia cuci pada Mark dan vio.

"Lagu apa?"

Tanya Caca yang ikut nimbrung bersama.

"Ini Loh ca yang lagi viral, old love tau kan?"

"Oh itu, tapi genre musik beda jauh sama yang biasa Lo bawain Vi, Lo yakin?"

"Yakin aja sih, ka Mark suka nggak?"

"Suka, Caca suka nggak?"

"Hm? Kok aku?"
Caca bingung kenapa Mark bertanya padanya.

"Yaelah modus modus"
Ucap vio lalu mengembangkan lubang hidungnya membuat Caca tertawa terbahak-bahak.

"Heh vio jaga image"
Caca menutup hidung vio agar Mark tak melihatnya.

"Sama kak Mark gausah jaim Jaiman, orang spesiesnya sama kita haha"

Mark mengambil buah yang dihidangkan Caca.

"Ooo kalian mau cover lagu?"
Tanya Caca

"Kita dapat job bareng disuruh duet, jadi ngulik ngulik lagu dulu yang cocok biar cemistrynya dapet"
Jawab Mark

Caca mengangguk paham.


Hari yang sakral dimulai, semua orang sibuk dengan perannya masing-masing, berjalan kesana kemari mengurus acara pernikahan Lian dan Caca. Lian sedang duduk dengan selembar kertas berisi kalimat ijab qobul Lian menghafalnya sambil menikmati seputung rokok, ia begitu tenangnya seperti tak ada rasa gugup ataupun gelisah.

Lain halnya dengan Caca yang sedang dirias, ia begitu gugup takut jika ayahnya tak datang kepernikahannya.

Lian, bapak Lian, penguhulu dan para saksi sedang menunggu pengantin wanita. Caca berjalan perlahan menuruni anak tangga, dengan vio dibelakangnya membantu memegangi gaun.

Semua mata tertuju pada pengantin wanita, bibir mereka tersenyum melihat calon pengantinnya, Caca sangat cantik dan anggun memakai gaun berwarna putih bak putri raja.

Kapal Takkan KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang