bab 27

1.2K 111 19
                                        

Lian menutup pintu mobil dengan keras, memasuki mobil dengan amarah.
" Li lu kenapa sih "
Lian tak menghiraukan pertanyaan Caca ia menancapkan gas mobilnya.
Karena Lian menyetir dengan ugal-ugalan Caca memejamkan mata berharap ia tidak mati malam ini.

Memasuki apartemen, Caca meraih tangan Lian
" Li please, kalo gue ada salah maafin gue "

" Hhm "
Dehem Lian mengiyakan permintaan Caca tanpa melihatnya sama sekali. Caca yang tidak puas dengan jawaban Lian ia menahan Lian untuk tidak berjalan.

" Issh kenapa sih "
" Tuh Lo masih marah "
" Iya iya udah gue maafin "
Caca menarik tangan Lian mengarahkan tangan Lian dengan hati-hati keperutnya takut Lian semakin marah, namun ia masih mencobanya. Lian yg terkejut ia menoleh melihat perut Caca.
" Anak kita laper Li " ucap Caca sambil tersenyum.
" Mmm mau makan apa? " Tanya Lian gugup.
" Nasi goreng, buatin ya Li "
Lian mengangguk kemudian menyingkirkan sentuhan tangannya dari perut Caca lalu membuka kancing kemeja sambil berjalan menuju dapur.

Lian menggigit bibir bawahnya mendengar spatula jatuh ke lantai " bodohnya aku " Lian mengutuk dirinya sendiri karena ini sudah ketiga kalinya ia menjatuhkan barang. Bagaimana tidak gugup ia sedang memasak diperhatikan oleh istrinya yang tak berhenti tersenyum setiap ia melihatnya.

" Ngapa dia senyum ya " pikir Lian.

Sementara Caca berpikir ia harus senyum agar Lian tidak mengingat alasan kenapa dia begitu marah saat menjemputnya. Caca kembali tersenyum melihat Lian membawa 2 piring nasi lalu melihat dapur yang begitu berantakan namun Caca tetap berusaha tersenyum walau ingin rasanya ia mengomeli Lian.
Lian menaruhkan piring didepan caca.
" Makasih ya "
Lian tersenyum kemudian duduk didepan caca, Mereka berdua makan bersama.

Setelah dapat pujian dari Caca karena nasi gorengnya ia membicarakan tentang masalah yang terjadi.
" Gue tetep kerja kayak biasa dan gak bakal menanggapi rumor tersebut "
Caca mengangguk paham.
" Oiya Sabtu besok gue ke malang kalo Lo takut dirumah sendiri telpon vio aja suruh nemenin "
Caca kembali mengangguk.
" Dan lu kalo kemana-mana tu bilang biar orang nggak khawatir "
Ucap Lian dengan nada sedikit emosi.
" Iya.. maaf yaa " ucap Caca dengan senyum menggoda.
" Dih gak usah sok manis deh Lo "
" Emang manis dari dulu, baru sadar " jawab Caca lalu menyisipkan rambut kebelakang telinga tak lupa mengedipkan mata kanannya.
" Dih gue getok juga Lo "
Ucap Lian salah tingkah melihat kelakuan caca.
" Udah bersihin dapur yok, pengen rebahan gue " ucap Caca lalu berdiri
" Ya rebahan aja biar gue yang bersihin "
" Gk mau, gue mau bantu "

Selesai membuang sampah Lian menyuruh Caca untuk istirahat.
" Udah sana biar gue yang cuci "
" Gak usah biar gue aja "
" Udah sana "
Mereka rebutan cucian piring yang tidak seberapa, saat berusaha merebut wajan tangan Lian terkena air mengalir dari keran wastefel membuat airnya muncrat ke wajah Caca.
" Ihhh Lian " Caca tidak terima ia membalas menyipratkan air ke Lian begitupun sebaliknya mereka saling membalas sampai baju mereka berdua basah.

" Eh ca husst " ucap Lian membuat Caca tak bergerak. Lian bergerak perlahan seperti ingin mengambil sesuatu di pipi Caca.
" Wahahaha " Lian tertawa setelah mengoleskan kerak hitam dipipi caca yang ia ambil dari pantat wajan.
Alis Caca berkerut ia memegang pipinya dan syok melihat jarinya yang ada noda hitam, Caca tak terima ia mengoleskan kelima jarinya kepantat wajan dan bersiap mengejar Lian yang sudah lari terlebih dahulu
" Pembalasan lebih kejam Lian haha " ucap Caca tertawa jahat sambil berjalan cepat. Caca berjalan mengitari apartemen namun tak kunjung menangkap Lian yang berlari dengan cepat.

" Please Li jangan lari capek gue "
" Yaudah berhenti, jangan ngejar dong "
" Ogah, gak terima gue sini Lo " Caca kembali bersemangat mengejar Lian. Namun tetap saja Caca tak berhasil menangkap Lian.
Caca mengatur nafasnya ia duduk di lantai. Dengan sombongnya Lian berjalan dan berdiri dihadapan Caca.
" Lu tega ya Li, gue lagi hamil kalo gue lari ngejar elo terus gue kepleset anak gue kenapa-napa gimana ?" Ucap Caca sambil terengah-engah.
" Yaudah gk usah bales, gk boleh dendam kayak gitu "
" Gk mau gue gak terima " ucap caca
" Lihat nak orang itu gak mau ngalah sama ibumu "
Mendengarnya Lian tersenyum lalu duduk dihadapan Caca.
" pinter .. " Caca senang ia mengusapkan kelima jarinya yang penuh kerak panci ke wajah
" Wahahaha, e tunggu " Caca membuatkan kumis dan jenggot diwajah Lian, ia kembali tertawa terbahak-bahak.
" Lihat nak ibumu begitu puas " ucap Lian yang tersenyum melihat Caca tertawa.
"Foto dulu nggak sih " Caca berusaha berdiri namun ia kesusahan Lian pun membantunya lalu mengambilkan ponsel Caca.
" Ciss dulu om " Lian mengikuti arahan Caca untuk berpose, lian begitu pasrah dengan perkataan Caca.
" Hahaha, aduh capek ketawa gue "
" Udah mandi yuk "
" Hah mandi, bareng " ucap Lian dengan mata berbinar ia mencoba menggoda Caca. Caca kembali meraupkan tangannya kewajah Lian.
" haha itu akibatnya kalo otak mesum "
Setelah pertarungan oles-mengoles kerak wajan Mereka kekamar masing-masing membersihkan diri.

Lian mandi sambil bersenandung sesekali ia berhenti dan tersenyum mengingat moment kemarin malam. sedangkan Caca sudah cantik dengan daster merahnya membuka gorden jendela mempersilahkan sinar mentari masuk memberikan cahaya kekamarnya.

Caca mengenakan daster dengan kardigan, wajahnya yang manis sudah dipoles makeup tipis dan tak lupa masker yang selalu ia bawa saat akan pergi keluar. Ia keluar kamar mendapati Lian yang bermain gitar disofa ruang tengah.
"Mau kemana ?" Tanya Lian.
" Kepasar " jawab Caca
" Tumben " ucap Lian.
Lirikan maut Caca mengisyaratkan ia kesal dengan ucapan Lian Caca kembali memasuki kamarnya membaringkan badan lalu menutup dirinya dengan selimut.
" Loh heh ca "
Lian meletakkan gitarnya berlari memasuki kamar Caca.
" Ca kok marah, gak jadi kepasar "
Bujuk Lian sambil menggoyangkan badan Caca pelan
" Gak.. "
" Sorry ca, jangan marah dong. Gue anter ya " Lian membujuknya ia merasa bersalah.
" Udah gak mood gue "
" Ayolah ca, kita kepasar yuk "

Dengan bujuk rayu Lian akhirnya Caca kepasar bersamanya.

Bersambung...

Next?!?!

By:beuselv24

Happy reading gaess ♥️♥️


Kapal Takkan KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang