bab 4

1.9K 84 21
                                    

   Lian hanya memperhatikan dari kejauhan, ia merasa sungkan dan kaku mengingat apa yang terjadi tadi pagi.

   Diperjalanan pulang mereka duduk berdampingan di mobil belakang, sedangkan didepan, diisi oleh manager mereka berdua.

Tidak satupun yang bicara. manager Lian yang sibuk menyetir, sedangkan manager Caca tertidur pulas, dan Caca yang terus melihat keluar jendela, sedang Lian yang resah tidak bisa tidur dan tidak tau harus melakukan apa, ia memainkan hp sejenak namun tak tertarik dengan isi hp, karena flora pamit ke klinik sebentar untuk mengamplas wajahnya, agar semakin halus. Hanya suara keramaian dari luar yang terdengar samar-samar.

  
  Kini hari mulai petang, Lian sibuk memainkan hpnya, di sofa ruang tamu, dan nando sedang bertengkar didapur bersama wajan dan sodet ditangannya.

   Nando menghampiri Lian dengan sepiring nasi goreng, yang baru saja ia buat.

  "Nggk makan, lu ?"

Tanya nando lalu duduk disamping Lian.

  "Nggk mood ul"

  "Lu, lagi marahan sama Caca ?"

  " Hhhh , nggk"
Jawab Lian kaget dengan pertanyaan Nando.

  "Lu fyp Li, hastag Caca Lian jaga jarak, katanya haha, bener ?"

"Enggak do, emang lagi nggk mood aja"

"Moodnya dijaga lian, nanti dimarahin atasan"

  "Iya nando... "

" Zakia kok betah sama lu ya, cowok ko bawel kali "

  Ucap Lian, lalu mengambil sendok yang ada ditangan nando, kemudian menyendok nasi nando dan memakannya, setelah itu ia pergi kekamarnya.

  "Ya iyalah, orang gue ganteng, baik, perhatian "

  Ucap nando berteriak agar Lian mendengarnya, karena lari begitu saja.

  "Anjim si Lian"
Gerutu nando, lalu memakannya. Kalau saja ada orang disamping nando, mungkin mereka akan menertawakan expresi nando, yang kesal namun lucu.

   Caca berada didepan jendela yang terbuka, menikmati angin yang masuk, menabrak keseluruh tubuhnya. memandangi awan yang tidak ada motifnya sama sekali, bintang dan bulan mungkin malu menampakkan diri.

  " Bagaimana dengan hidupku kedepannya, siapa yang mau menerima gadis yang tidak perawan ini " pikir Caca.

  Airmata menetes kembali, entah berapa kali ia menangis hari ini.

Caca menangis memukuli dadanya, yang ia rasakan nafas sesak dihatinya, sakit sekali, hingga ia tak bisa mengeluarkan suara.

   "Caacaa.. yuhuuuu "

Teriak vio dari ruang tamu.

  Caca yang mendengarnya segera mengusap pipinya, menghilangkan bekas airmatanya.
Ia merapikan rambutnya lalu keluar kamar.

"Lihat ca, gue bawa apa, kesukaan Lo ini "

Ucap vio dengan menunjukkan martabak ditangannya. Caca tak bersemangat ia duduk disofa pelan, vio menaruh martabaknya dimeja, kemudian ia kedapur dan kembali lagi membawa 2 gelas es teh.

"Itu makanan, caca. bukan pajangan, kok dilihat doang"

"Lagi nggak mood vi"

"Makan ih, aq udah beliin Lo"

Kesal vio sambil memanyunkan bibirnya.

"Iya deh iya"

Lalu Caca mengambil sepotong martabak.

"Kok udah pulang Lo vi"

"Gue kangen elu "

"Peres lu Vi vi"

Ucap Caca yang sedikit berteriak, Kemudian vio tertawa.

"Nah gini dong Abang caca, lagi kenapa sih, kok burem amat muka Lo ca"

"Mata lu kelilipan kali vi, jadi burem liat gue"

"Seriusan Caca, Lo nggakpapa kan ?"

Caca menarik nafas pelan lalu tersenyum.

"Aq nggakpapa vio"

Jawab caca.

Memang vio teman yang sangat bisa diandalkan. karena dia, caca kembali tersenyum dan sedikit melupakan masalahnya, bahkan caca kembali ke tabiat aslinya, tertawa terbahak-bahak seperti Abang Abang.

  "Ca besok ke mall yuk, sambil belanja bulanan, beras sama gula abis"

Ajak vio pada caca.

"Free sih, tapi gue nggak mood keluar vi"

  "Ih ayolah, biar moodmu balik lagi kita belanja-belanja"

"Itumah elu yang seneng vi, gue sumpek"

  "Please caca sayank ikut ya "

"Hih.. jiji gue vi, iya iya ikut"

  Lian sedang video call dengan flora yang sudah pulang dari klinik, ia meminta lian menemani ke mall besok pagi, karena malamnya lian harus offair di Tangerang.

   "Sayank anterin ke mall ya besok pagi"

  "Iyaa, siap boss"

  " Tapi sama vio sama caca juga yah, aq udah janjian soalnya"

Ucap flora yang tak terdengar oleh lian, ia tak fokus karena melihat kecoa di dinding kamarnya.

"Iya sayang, terserah kamu"

"Aq matiin dulu ya sayank, ini mau eek dulu"

Pamit Lian dengan alasan bohongnya agar ia tak terlihat lembek didepan flora, karena takut terhadap kecoa.

ia memanggil nando untuk mengusir kecoa di kamarnya.

"Nan sini"
Teriak lian dari dalam kamarnya. Nando yang mendengar berlari masuk ke kamar lian.

"Apa, apa , kenapa li?"

Tanya nando panik.

"Itu kecoa"

Jawab lian sambil menunjuk kecoak Yang nemplok didinding.

Namun nando juga sedikit takut dengan kecoak. Nando mengambil toples kosong, ingin menangkap kecoaknya. Namun karena takut ia hanya maju mundur berkali kali, sedangkan lian bersembunyi dibalik selimut dan sedikit mengintip.

"Ngapain nih orang"Kata sikecoak, Jikalau kecoak dapat berbicara.

Bersambung...

Next kah??

By: beuselv24

Makasih yang sudah membaca karya ku ini teman- teman... Lop u pull pokoknya

Komen yah..

saran/masukan diterima kok, sampaikan dengan baik baik yah hihi..

Kapal Takkan KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang