Lian duduk disofa depan televisi apartemen Caca, mereka akan berangkat ke Surabaya pagi ini. Dengan mengendarai mobil pribadi Lian.
Caca yang memilih memakai mobil karena usia kandungan Caca yang belum mencapai 14 Minggu, kandungan yang masih muda, akan sering mengalami mual, dan cukup beresiko keguguran jika naik pesawat.
Caca keluar dari kamar dengan make up tipis, jilbab cokelat yang dililit leher, iner cokelat dengan balutan kardigan, serta rok hitam sebagai bawahan, tak lupa kacamata bulat yang sering ia pakai.
Vio juga ikut keluar dari kamar Caca, ia membawakan tas besar berisi baju ganti dan tas kecil berisi hp, dompet dan lainnya, milik Caca.
Mereka berdua berjalan menghampiri Lian.
"Ca hati-hati ya, jaga diri baik baik"
Pesan Vio sambil menurunkan tas-tas Caca, didepan Lian. Kemudian memeluk Caca sekilas, dan tersenyum pada Caca. Vio menoleh menatap Lian dengan tatapan tajam, ia sangat jengkel dengan Lian, namun ia mencoba menahan amarahnya.
"Jaga Caca li, awas kalau Caca sampai kenapa-napa"
Ucap Vio ketus.
"Iyaa"
Jawab Lian datar, lalu mengambil tas Caca, setelah itu mereka berjalan keluar menuju garasi mobil.
Caca memasuki mobil Lian begitupun dengan Lian.
Hampir setengah jam perjalanan mereka berdua hanya diam, Lian fokus dengan menyetirnya dan Caca fokus melihat jalanan Jakarta.
Sunyi yang cukup mencekam membuat Caca menggerakkan tangannya menyetel lagu kesukaannya.
" Monolog "
Kadang ia sedikit ikut bernyanyi, dan menggerakkan badannya kekanan dan kekiri pelan, mengikuti irama musik. lian melirik sekilas dengan datar dan kembali fokus menyetir.
Caca sedikit berdiri, menghadap belakang berusaha meraih sesuatu di kursi belakang.
"Kau mau pisang?"
"Enggak"
Jawab Lian cuek. Caca yang berhasil meraih pisang kembali ke posisi duduknya.
Ia mengupas pisang lalu memakannya dengan lahap, setelah itu mengambil vitamin, dan obat, meminumnya bersama air mineral.
Karena pengaruh obat, Caca pun tertidur.
Lian mengecek hpnya, membalas pesan dari Flora.
"Kamu sampai mana?"
" Baru masuk jalan tol sayang"
" Berapa jam perjalanan sih sayang, Sampai surabaya?"
" Jakarta-surabaya kira-kira 11 jam, perkiraan sampai sana jam 6 an yank kalau nggak ada macet"
" Nanti sebentar-sebentar istirahat ya, takut ada apa apa , kalau kamu kecapean"
"Iya sayang"
Lian tersenyum sendiri membalas pesan dari Flora.
Caca tertidur pulas, jiwanya sedang berada di alam mimpi saat ini.
2 jam berlalu. Lobang besar tidak dihiraukan oleh Lian, ia tetap mengendarai mobilnya dengan cepat, mengakibatkan guncangan cukup hebat membuat Caca terbangun.
" Li jangan kenceng-kenceng"
Ucap Caca yang baru terbangun, dan sedikit takut melihat Lian mengendarai dengan cepat.
Lian melirik Caca dengan tatapan tajam sekilas, lalu kembali melihat jalan." Diem lu, lu nggak ngerti gue capek "
"Ya kalau capek istirahat dulu"
"Nggak, gue nggak mau lama-lama berdua sama lu"
Caca tersenyum getir, ia menahan amarah dan sakit hatinya.
"Turunin gue kalo nggak mau lama- lama sama gue, daripada lu nyelakain gue dan anak gue"
"Diem bisa nggak sih"
Jawab Lian kaku, lalu mengurangi kecepatan mobilnya.
Caca tak habis pikir dengan perkataan Lian, ia memalingkan wajahnya kearah jendela, menggigit bibir bawahnya, matanya mulai berkaca-kaca. Satu tetes air matanya lolos dari pertahanannya, tangan Caca secepat kilat menghapus air matanya.
Lian menyadari bahwa Caca meneteskan air mata, ia melihat dari kaca. Lian sedikit iba namun kembali tak perduli dengan keadaan caca.
6 jam perjalanan cukup membuat pantat panas. Mereka berdua sampai di Semarang.
Perut Lian mulai keroncongan, ia memarkirkan mobilnya di bowery restaurant yang ada di Semarang.
" Makan dulu, gue laper"
"Lu masuk aja , gue masih ada pisang"
"Oh, oke"
Lalu Lian masuk, dan pesan makanan steik beff, dan segelas kopi. Ia ngopi sambil melakukan panggilan video dengan Flora.
Selesai makan ia kembali ke mobil dengan membawa sebungkus burger. Memasuki mobilnya dan memberikan pada Caca.
Caca ingin menolak tapi ia merasa tak enak pada Lian. Takut ia kecewa, Caca memakannya. Ia menahan nafasnya lalu menggigit burger itu, cepat-cepat mengunyah lalu menelannya, digigitan kedua ia lakukan hal yang sama, tapi perutnya mulai bereaksi, pusing dan mual ia rasakan. Caca menutup mulutnya menahan agar tak memuntahkannya, namun tak bisa.
Caca membuka pintu mobil, berlari keluar mencari tempat untuk memuntahkan segala isi perutnya.
Caca kembali kemobil dengan tisu ditangannya.
"Maaf Li gue nggak bisa makan ini, maaf banget gue buang ya?"
Ucap Caca sambil memasukkan burger kedalam kresek.
"Terserah lu, lagian lebay banget, gitu doang muntah-muntah Lo"
Caca menatap Lian, kembali tak percaya atas ucapan Lian. Lian yang dulu ia kenal tak seperti ini, apa dia dirasuki roh jahat, hingga berbicara yang sama sekali tak terpikirkan oleh Caca.
"Hahaha"
Caca mengeluarkan tawa terpaksa,
"Apa Lo akan berbicara seperti itu jika yang hamil itu mamak Lo, Via atau bahkan Flora ?"
Lian hanya terdiam mendengar pertanyaan Caca.
Caca keluar mobil dengan burger yang dibuntel kresek di tangannya, lalu membuangnya ke tempat sampah.
Mobil kembali berjalan, hening, sunyi, senyap, sepi menemani perjalanan mereka, kali ini Caca tak inisiatif mengaktifkan musik, ia hanya diam dan sesekali menatap ponselnya.
Bersambung....
By: beuselv24
Next??!?
Makasih semua yang sudah setia menunggu karyaku. Makasih banyak buat yang udah vote, komen, follow aku cinta kalian banyak-banyak pokonya. ♥️♥️😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal Takkan Karam
RomansaComplete.. Caca Yulia seorang gadis dari surabaya yang berkali-kali gagal ditengah jalan dalam audisi dijakarta, namun ia tak putus asa sampai pada akhirnya ia memenangkan ajang pencarian bakat yaitu Indonesia idol. Namanya melejit bersama laki l...