bab 23

1.8K 117 48
                                    

Hari ini masih hari cuti Lian dan Caca, Lian sibuk dengan ponselnya dikamar, sedangkan Caca duduk disofa ruang tengah, ia mendengus kesal menatap barang-barangnya yang masih berada di kardus menumpuk dan tersegel dengan lakban.

"Hufftt"
Dengus Caca, ia merasa capek melihat barang-barangnya padahal belum ia sentuh.

Caca memaksa badannya berdiri menyentuh kardus-kardus itu ia berjalan malas. Caca mendorong kardus itu perlahan menuju kamar kosong sebelahan dengan kamar Lian, ya kini Caca dan Lian sudah pisah kamar.

Hanya 1 kardus yg berhasil Caca pindah ke kamar tetapi nafas caca tersenggal-senggal seperti orang yang terkena asma, ia tidak kuat untuk kembali mendorong sisa kardus yang masih berada di ruang tengah, Caca memutuskan untuk duduk mengontrol nafasnya.

Cekrek..
Lian keluar dari kamarnya dengan membawa satu gelas kosong, ia melihat Caca duduk dengan nafas tersenggal-senggal Lian mengernyitkan alisnya heran apa yang terjadi dengan Caca.

"Kenapa ca? Kok kayak capek gitu?"
Tanya Lian berjalan menuju dapur lalu mencuci gelasnya.

"habis mindahin kardus ke kamar"

"Bilang dong sama gue, kan bisa gue bantuin"
Ucap Lian lalu mengambil kardus Caca mengangkatnya masuk ke kamar.

1 kardus tersisa, nafas caca sudah stabil ia ikut memasuki kamar berjalan dibelakang Lian.

"Banyak banget barang lu ca, gue bantu beresin ya?"
Tawar Lian.

"Baik juga ya lu Lian"
Ucap Caca melipat lengannya serta mengangguk-nganggukkan kepala.

"Lah emang gue orang baik, lupa lu ya"
Jawab Lian tak terima sambil membuka kardus dengan gunting.

"Haha iya becanda, makasih Aaaaa"

Teriak Caca melihat Lian membuka kardus yang berisi baju dalemannya, ia berusaha meraih kardus itu namun Lian dengan santainya mengambil satu bh caca, Caca langsung menyerobot mengambil bhnya dari tangan Lian namun tangan Lian tertarik karena tersangkut tali bh caca.

"Santai aja kali ca, gue kan udah pernah liat"
Goda Lian ia tersenyum menaikkan alisnya, sambil melepaskan tangannya dari tali bh caca.

Caca melepas bhnya lalu meraih guling dikasur memukul Lian tanpa henti.

"Jangan diinget-inget dodol"

"Iya iya ampun"
Lian memohon sambil megangkat tangannya berusaha melindungi badannya dari pukulan Caca, akhirnya Caca berhenti memukul lalu mengembalikan guling ke atas kasur.

"Tapi besar juga ya ca"

Plokk

"Aduh sakitt"

Caca memukul mulut Lian cukup keras membuat Lian mengerang.

"Eh maaf maaf"
Caca memegang kedua pipi Lian mengarahkan wajah Lian ke arahnya, membuat Mereka saling berhadapan dengan jarak yang cukup dekat. Tak sengaja mata mereka berdua bertemu membuat mereka berdua salah tingkah Cacapun reflek melepaskan pengangan tangannya dipipi Lian.

"Lagian lu sih mulutnya, kan tangan gue reflek"

"Iya iya maaf "

Mereka berdua melanjutkan menata barang-barang Caca. Caca berusaha menaruh koper kosong diatas lemari tetapi badannya tak cukup tinggi untuk bisa meletakkannya diatas lemari, Lian yang melihat Caca kesusahan datang mengambil kopernya dan berusa meletakkan kopernya diatas lemari, namun gagal ternyata lianpun juga tak cukup tinggi. Caca yang melihat Lianpun tertawa.

"Hahah bogel"

"Hah apah?"

"Boogel"
Jawab Caca dengan nada mengejek kemudian ia berlari pelan keluar kamar sambil tertawa, Lian yang tak terima dikatain bogel ia menaruh kopernya dan berlari mengejar caca, Caca yang hanya berlari pelan jelas tertangkap oleh Lian, Lian yang berhasil menangkap Caca menggelitik pinggang Caca.

Kapal Takkan KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang