bab 28

1.2K 93 2
                                        

Jalan Tempat parkir yang sempit diarea pasar mereka berdua terpaksa memarkirkan mobil diarea yang cukup jauh dari pasar. mereka turun dari mobil dengan tampilan mereka yang seperti ninja, mengenakan masker dan kacamata hitam.
" Ini lumayan jauh kalo jalan kaki kepasar, jadi kepasar ?" Tanya Lian ragu
" Jadilah, nanggung Li sudah nyampe juga "
Lian mengangguk, kemudian mereka berjalan menuju pasar.

Sampai dipasar Caca duduk dikursi kosong didepan toko tutup.
" Istirahat bentar Li capek gue " ucap Caca sambil terengah-engah.
" Iya " ucap Lian lalu duduk disamping Caca. Setelah energi Caca sudah kembali mereka kembali masuk kepasar.
" Mau masak apa ca ?"
" Nggak tau "
" Lah gimana mau masak tapi nggak tau mau masak apa " ucap Lian heran.
" Sebenarnya gue pengen belanja kepasar aja nggak pengen masak sesuatu, lu pengen dimasakin apa?"
" Heh dasar, Sop ayam aja sama tempe goreng  pake sambal tomat, wuih mantap itu "
" Siap "
Kurang lebih setengah jaman mereka mengelilingi pasar, tangan Lian sudah penuh dengan kantong belanjaan berisi sayur, ayam dan buah-buahan. Setelah mengitari pasar, mereka cukup lelah dan perut kosong membuat cacing dalam perut berteriak akhirnya mereka mampir kewarung prasmanan sembari mengistirahatkan kakinya.
" Li capek gue, mana masih jalan jauh lagi kemobil "
" Ngeyel sih "
" Ya gimana orang pengen kepasar, harusnya kalo kepasar naik motor aja, kenapa tadi naik mobil sih " ucap Caca yang tak mau dibilang ngeyel oleh Lian.
" Iya iya gue yang salah "
" Ya kenapa motor bocor segala sih "
" Udah yok makan, dedeknya udah laper tuh "
Ucap Lian agar Caca berhenti mengomel.

  Jalan yang jauh dengan terik matahari membuat Caca berhenti berkali-kali, Lian yang lelah karena tak sampai-sampai ketempat parkiran mobil ia menawarkan punggungnya untuk menggendong Caca namun Caca menolak ia takut menjadi pusat perhatian orang-orang.
Sampai didalam mobil Caca menangis.
" Ca hei kok nangis " tanya Lian sambil berusaha membuka tangan Caca yang menutupi wajahnya.
" Capek banget gue Li " ucap Caca  sambil mengusap air matanya.
Lian menahan tawanya melihat kelakuan caca hari ini.

Sampai dibasement apartemen Lian tidak tega dengan Caca yang kecapekan berjalan, ia memaksa caca agar mau digendong.
" Kayak nggak nyaman ca, agak kedepan dikit "
" Kalo kedepan ketekan perut gue Li "
" Oiya "

  Lian masuk apartement dengan susah payah karena membawa belanjaan, istri dan anak dipunggungnya. Setelah berhasil masuk betapa terkejutnya melihat flora yang duduk diruang tengah dengan tatapan yang ingin menerkam mangsanya.

Lian buru-buru menurunkan Caca menjatuhkan barang belanjaannya.
" Aiisshh " ringis Caca karena Lian menurunkannya sedikit kasar.
" Wih romantis banget main gendong-gendongan " ucap flora sambil berdiri. Lian menghampiri lalu menggandeng tangan flora ia berusaha menjelaskan pada flora namun flora menepis tangannya.
" Makin hari makin romantis ya, kalo cinta sama Caca udah putusin gue Li "
" Nggak aku cintanya sama kamu, aku kasian tadi sama Caca dia kecapek an flo please percaya sama aku " ucap Lian, flora hanya diam ia tak menjawab penjelasan Lian.
" Tanya Caca, aku cuma kasian sama Caca "
Mendengar ucapan Lian Caca tersenyum getir.
" Iya bener kata Lian " malas mendengar drama mereka berdua Caca mengambil barang belanjaan dan menaruhnya dilemari pendingin kemudian masuk kekamar dengan berjalan perlahan.

   Sampai ja 3 sore Caca berada didalam kamar ia mencoba keluar karena ia dan anaknya butuh asupan makanan, ia sudah menyiapkan mental untuk melihat pemandangan dua sejoli yang bercumbu rayu karena sudah baikan. Saat ia keluar ternyata ia tak menemukan dua sejoli itu. Mereka berdua keluar tanpa berpamitan pada Caca.

   Caca tak ambil pusing karena perutnya yang lapar ia bergegas memasak.

Caca menurunkan karet celana karena makanan yang baru saja masuk membuat perutnya semakin mengembang. Mengingat tadi pagi ia berjalan cukup jauh Caca mengirim pesan untuk Lian agar mampir ke supermarket membeli koyo. Lian hanya membaca tak membalas pesan Caca.

  Hari sudah malam kaki Caca mulai terasa nyeri, ia duduk diruang tengah menunggu Lian membawakan pesanannya.

  Setelah mengantar flora, Lian pulang seperti tanpa beban karena sudah berhasil membujuk flora.
" Li mana "
" Tadi flora nggak mau mampir sorry ya ca " ucap Lian yang berlalu begitu saja kedalam kamar.
" Ngeselin banget kalo nggak mau dititipin kenapa nggak bilang sih " gerutu Caca kemudian berusaha bangun dari duduknya lalu kekamar untuk mengoleskan hotcare dibetisnya.

  Jam menunjukkan pukul 12 malam hotcare yang ia oleskan dibetisnya tak mempan membuatnya tak bisa tidur hingga larut malam. Karena tidak tahan Caca pergi ke Indomaret untuk membeli koyo. Sampai diindomaret ia tak langsung pulang caca duduk di depan Indomaret lalu menempelkan satu plastik koyo kekakinya, ia menikmati angin malam sambil makan ice cream.
  Caca yang sibuk memandangi jalanan tak sadar seseorang duduk disampingnya.
" Ca ?"
" Eh bang Mark " kaget Caca
" Kok malam-malam disini sendiri ?" Tanya Mark
" Iya " jawab singkat Caca
" Lian mana ?" Tanya Mark lagi
" Dia udah tidur bang, kecapekan dia "
" Emang ada jadwal kemana dia hari ini sampai ngebiarin kamu pergi malam-malam sendiri gini "
Caca yang bingung menjelaskan ia mengalihkan pembicaraan.
" Beli apa bang ?" tanya Caca
" Ini beli rokok sama kopi " jawab Mark sambil menunjukkan yang ia beli.
" Kok bisa kebetulan gini ya kita ketemu disini " ucap Mark
" Berarti tuhan sudah menakdirkan bang Mark untuk nemenin gue makan ice cream " canda Caca lalu tertawa.
" Hahaha bisa aja lu ca "

  Saat caca ingin pulang Mark ngotot untuk mengantarkannya pulang. Sampai diapartement caca berterimakasih pada Mark yang sudah mengantarkannya sampai depan pintu apartement. Saat membuka pintu jantung Caca terasa mau copot melihat sesosok yang hanya berdiam diri didepan pintu.
" Dari mana ?" Tanya Lian dengan gayanya memasukkan kedua tangan kedalam saku celana.
Caca yang baru masuk mengerutkan alisnya " kenapa ni orang " pikir Caca. Caca masuk kedalam tanpa menghiraukan pertanyaan Lian.
" Caa.. "
" Apasih Li " jawab Caca yang tampak kesal dengan Lian.
" Dari mana, kenapa bisa Mark ?"
Tanya Lian lagi.

Caca berdecak kesal
" Dari Indomaret beli koyok "
" Kok bisa sama Mark ?"
Tanya Lian sambil mengikuti langkah Caca.
" Emang kenapa, nggak boleh ?" Tanya Caca balik badan hingga saling berhadapan.
" Nggakpapa, kan gue cuma nanya " ucap Lian gugup.
" Udah ya gue capek, kaki gue nyeri mau tidur " Caca pergi tanpa menunggu jawaban Lian.
Lian memanyunkan bibirnya lalu kembali kekamar.

Bersambung...

By: beuselv24

Next???

Happy reading..
Terimakasih yang sudah mendukung ceritaku ♥️

Kapal Takkan KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang