Sinar matahari yang menembus jendela tak membuat sepasang pengantin baru terbangun, keluarga Lian pun tak ada yang berniat membangunkan mereka berdua.
Jam menunjukkan pukul 8.30
Suara keras dering ponsel membuat sang pemilik terbangun, begitu juga wanita disampingnya. Lian dengan cepat mengambil ponselnya dan menjawab panggilan dari flora.
"Halo sayang?"
"Kamu ya.. sehari sama Caca udah lupa sama aku"
"Enggak lupa, aku baru bangun sayang, maaf ya"
"Pelakor.. juga masih tidur?"Caca mengucek matanya, lalu mengangkat tangan, matanya menyipit, mulutnya mulai terbuka bersiap untuk menguap.
Tangan kiri Lian segera menutup mulut Caca agar tak mengeluarkan suara, Caca kaget matanya terbelalak tangannya memegang tangan Lian. Lian mengisyaratkan untuk diam, Caca mengangguk. Lian perlahan melepaskan telapak tangannya dari mulut Caca ia kembali memberi penjelasan pada flora. Caca yang malas mendengar obrolan mereka ia beranjak ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya.
Caca keluar kamar menuju meja makan menghampiri keluarga Lian yang sedang sarapan.
"Sini nak!"
Ucap mamak Lian sambil tersenyum, Caca mengangguk lalu duduk diantara mereka."Maaf ma Caca nggak bantu nyiapin sarapan"
Kata Caca yang sungkan karena ia bangun kesiangan."Nggakpapa nak pasti kamu capek karena acara kemarin"
"Bang Lian belum bangun?"
Tanya diva yang belum melihat kakaknya keluar kamar."Sudah, bang lian masih mandi div"
Lian ikut berkumpul di meja makan, orang-orang sudah selesai makan namun Lian baru saja membalik piringnya.
"Lama kali sih bang baru keluar, mandi kek bidadari lu "
"Santai aja Napa div"
Jawab Lian sambil melihat Caca mengambilkan nasi untuknya."Sudah sudah, didepan makanan jangan bertengkar"
Bapak Lian menengahi sedikit pertengkaran kakak beradik itu.Matahari sudah berhenti bekerja kini waktunya bulan yang berjaga, keluarga Lian sudah berkemas untuk kembali ke Medan. mereka sedang berpamitan di ruang tamu, dengan saling mengucap perpisahan.
"Lian sekarang kau sudah punya keluarga.. tanggung jawabmu bukan hanya dirimu sendiri melainkan istri dan calon anakmu, tanggung jawabmu bukan hanya ekonomi tapi hati, fisik dan masa depannya adalah tanggung jawabmu, berikan kebahagiaan pada mereka berdua"
Ucap bapak Lian sambil memegang pundaknya, mendengar nasihat dari bapaknya Lian hanya menunduk lalu mengangguk, bapak Lian menubrukkan badannya yang tak kecil itu ke badan Lian, memeluk dan mengusap kepala anaknya, mereka perlahan melepaskan pelukan, bapak Lian meraih kepala Lian mengecup rambut atasnya sekilas.
Kini giliran mamak Lian yang memberi wejangan.
"Lian jaga kesehatan ya, jangan telat makan hiks hiks, mamak masih nggak nyangka anak mamak sudah sebesar ini, dan sudah memiliki keluarga sendiri"Lian tanpa aba aba memeluk mamaknya. cukup lama berpelukan, mereka berdua mulai ikhlas melepaskan pelukan.
" Caca titip Lian ya nak, dan juga jaga dirimu dan calon bayimu"
Caca mengangguk dengan berlinang air mata, mamak Lian memeluknya sekilas. Selesai mereka berpamitan dan saling melepaskan. Lian membantu membawa barang-barang, mengantarkan keluarganya hingga ke tempat parkir mobil.
Setelah mengantar keluarganya, Lian kembali memasuki apartemen, "kenapa kelihatan sepi sekali kemana Caca" pikir lian, ia celingak celinguk mencari keberadaan Caca.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal Takkan Karam
Roman d'amourComplete.. Caca Yulia seorang gadis dari surabaya yang berkali-kali gagal ditengah jalan dalam audisi dijakarta, namun ia tak putus asa sampai pada akhirnya ia memenangkan ajang pencarian bakat yaitu Indonesia idol. Namanya melejit bersama laki l...