bab 20

2.2K 118 76
                                    

Pernikahan Lian dan Caca 10 hari lagi, Caca dan Lian sibuk mengisi acara on air maupun off air. semua persiapan pernikahan diurus oleh orangtua Lian. Lian sebenarnya menolak untuk melakukan pesta karena rencananya untuk meninggalkan Caca setelah melahirkan, namun bapak Lian tetap kekeh untuk melakukan pesta walaupun sederhana.

Caca kebingungan, bagaimana caranya untuk meluluhkan hati keluarganya, ia berulangkali mencoba menelfon orangtua dan kakaknya, namun tak pernah ada balasan dari mereka.

Hari ini Caca masih mencoba menghubungi ayahnya. Tak disangka ayah Caca menjawab telfonnya.

"Halo ayah?"

Caca memanggilnya namun ayahnya hanya diam, Caca mulai menangis.

"Ayah maafin Caca, sudah mengecewakan ayah, mama dan kakak. Caca mohon sekali lagi dukungan ayah, Caca mohon ayah mau jadi wali nikah Caca"

Ucap Caca sambil berurai air mata.

"Ayah?"

Panggil Caca lirih, kini Caca juga diam ia tak sanggup lagi berkata-kata. Caca mengusap airmatanya.

"Iya"

Jawab ayah Caca datar,
Caca kaget mendengar sepatah kata dari ayahnya

"Benar ayah, halo ayah?"

Ayahnya mematikan panggilan begitu saja. Caca sedikit lega dengan jawaban ayahnya, yang mau datang untuk menjadi walinya.

Ting tung

Bel apartemen Caca dan vio berbunyi, Vio berlari membukakan pintu. Pintu terbuka Wajah masam Vio tak dapat disembunyikan melihat Lian datang dengan menggandeng tangan flora, flora merasa jengkel melihat reaksi wajah vio.

"Mana Caca?"
Tanya Lian celingak celinguk mencari keberadaan Caca.

"Belum siap, masuk lu pada!"

Vio melipat tangan didadanya lalu berjalan dengan kesal dan menyuruh mereka duduk disofa depan televisi. Vio berjalan kedapur mengambilkan minum untuk Lian dan flora, dan kembali membawa dua kaleng kopi lalu melemparkannya pada Lian dan flora.

"Eh santai dong"

Ucap flora yang mulai kesal dengan tingkah Vio.

"Gue santai"

"Cckk Vi kok Lo gini sih ke gue, kita dulu deket banget kan"

"Itu dulu, sekarang enggak"

"Gara-gara Caca ha? buka mata Lo vi, Caca yang udah ngerebut cowok gue kenapa gue yang Lo musuhin"

"Lo yang harusnya dibuka matanya lebar lebar, nih cowok Lo ngehamilin caca dan akan jadi suaminya Lo masih mau maunya pacaran sama dia, gila Lo Flo. Dan Lian gue gak habis pikir sama cara kerja otak Lo"

" Salah Caca sendiri mau dihamilin cowok gue"

Vio syok mendengar jawaban flora, kemudian ia tertawa.

" Hhhh.. Emang pasangan t*lol, cocok banget dah, paass banget"

Ucap vio meledek sambil bertepuk tangan.

Caca keluar dari kamarnya ia memakai dress panjang dengan tas selempang ditangannya. Lian matanya tak berkedip melihat Caca yang terlihat sangat anggun, flora yang menyadarinya mengusap wajah Rony.

"Kamu lihat apa ha?"

Lian, flora dan Caca berangkat ke tempat penyewaan gaun pernikahan, cukup mepet acara karena memang mereka diburu oleh waktu.

Lian menyetir mobil dengan flora disampingnya, sedangkan Caca berada dibelakang. Sepanjang perjalanan flora begitu manja pada Lian ia menyenderkan kepala dibahu Lian, berbicara layaknya anak kecil yang sangat manja.

"Setelah ini kita lanjut ke mall ya sayang "
Pinta flora sambil mengelus ngelus lengan kiri Lian.

" Iya sayang "

"Tapi kita berdua aja kan?"

"Iyaaa sayang "

Caca rasanya ingin muntah mendengar percakapan mereka. Tak mau mendengar pembicaraan mereka Caca mengambil earphone yang ada di tasnya, menyetel musik dengan kencang agar tak mendengar sedikitpun obrolan mereka.

Sampai di butik. Lian dan flora bercanda tawa disofa sambil menunggu Caca memakai gaun. Caca keluar dari ruang ganti memakai gaun berwarna putih.

"Lian bagus nggak?"
Tanya Caca.

" Jelek"
Saut flora, Caca tak mendengarkan ucapan flora.

"Kurang menurutku"

Caca kembali dengan gaun berwarna dusty pink, gaun tersebut terlihat cocok untuk Caca. Lian yang melihatnya tersenyum lalu mengangguk.

"Oh oke ini aja ya"
Ucap Caca

"Eh enggak enggak, enggak cocok lepas"

"Apaansih Flo?"

Flora mendorong Caca memasuki ruang ganti untuk melepas gaun tersebut. Flora keluar mengenakan gaun yang ia rebut dari Caca.

"Bagusan diaku kan sayang?"

Lian melihat kearah flora, lengan dan bagian bawahnya agak kepanjangan untuk flora karena memang tubuh flora lebih pendek daripada Caca.

"Iya bagus sayang, tapi kepanjangan buat kamu"

"Ya kan tinggal dipendekin nanti, buat pernikahan kita nanti ya sayang"

"Iya sayang"

Caca moodnya yang sudah buruk, ia menunjuk gaun dengan asal tanpa persetujuan Lian. Caca keluar dengan memakai bajunya sendiri, Lian yang melihatnya bingung kenapa ia tak mencoba baju lain.

"Loh nggak milih baju?"

"Udah "

Flora keluar sambil tersenyum, ia membayangkan dirinya dan Lian menikah memakai gaun yang ia kenakan tadi.

"Caca udah selesai sayang"

"Udah selesai, jadi kemall kan sayang?"

"Jadi sayang "

"Berdua aja kan?"

"Iya sayang, kita antar Caca dulu ya"

"Kelamaan dong"
Flora menghentakkan kakinya dengan wajah kesal, ia tak mau Lian mengantarkan Caca pulang terlebih dahulu.

"Santai Yan gue pake taxi aja"

"Nggakpapa ca?"

"Yaudah gue pulang dulu ya"
Ucap Caca tanpa menjawab pertanyaan Lian, ia berlalu pergi dan memesan taxi. Selama perjalanan pulang Caca menutup matanya mencoba mengatur nafasnya dan meredakan emosinya yang campur aduk karena kelakuan flora.

Bersambung ...

By: inayatur robaniah

Next?!?!

Halo teman teman lama sekali tidak jumpa ya, maaf ya baru bisa up.... Makasih buaanyaakkk yang sudah menunggu wp aku love you....

Kapal Takkan KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang