"Haechan."
Haechan mendongak menatap gurunya.
"Dari 4 mata pelajaran, bahasa inggris, matematika, geografi sama ekonomi paling suka apa?" Tanya Jaemin membuat Haechan menggerakkan bola matanya rancu berpikir.
"Paling suka geografi, tapi biologi juga Haechan suka pak." Jawab Haechan dengan semangat dan Jaemin hanya mengangguk.
"Kalo nonton dokumenter suka nya nonton apa?" Tanya Jaemin lagi.
"Hmm, hewan hewan? Bapak tau yang discovery animal itu gak?? Haechan suka itu pak! Jadi kayak ngeceritain misal dari bayi zebra, tumbuh tumbuh tumbuh sampe jadi zebra dewasa, itu ternyata tantangan hidup zebra banyak pak, harus cari rumput yang subur, cari air apalagi kalo musim kemarau, terus juga harus lari dari hewan predator pak! Haechan juga nonton yang edisi hewan predatornya, ternyata hewan predator aja kalo masih bayi masih banyak ancaman pak! Dunia hewan semengerikan itu ternyata."
Jaemin hanya mengangguk kaku, sedikit terkejut dengan Haechan yang bercerita panjang sekali.
"Kalo gitu, mau belajar geografi? Kita belajar peta topografi, jadi kamu tau hewan hewan itu hidup di dataran segimana sih, mau gak?"
Mendengar ajakkan Jaemin tentang hewan dan lingkunhan hiduo si hewan tentu membuat Haechan mengangguk semangat. "Mau mauu!!"
"Okayy, kamu nonton video penjelasan gapapa? Atau mau saya yang jelasin? Nanti habis nonton kerjain soal ini ya."
Atas pertanyaan pilihan Jaemin yang banyak itu, Haechan hanya mengangguk membuat guru itu juga mengangguk dan memberikan leptopnya pada Haechan, mulai memutarkan penjelasan peta topografi dalam bahasa inggris.
Haechan ingin sekali marah, kenapa pakai bahasa inggris?! Haechan pusing!!
Tapi sekali lagi, Haechan hanya diam dan berusaha memahaminya.
Sementara itu, Jaemin menyamankan duduknya di sofa. Meneliti bagaimana raut wajah serius Haechan menonton hingga lambat laun, kedua mata guru itu pun terpejam.
Haechan tidak menyadari itu, ia hanya terus fokus menonton sampai habis. Setelah selesai menonton, Haechan pun mendongak dan mendapati gurunya yang tertidur.
Merengut, Haechan memilih mengambil buku latian yang disodorkan oleh Jaemin sebelum menonton. Terusssss, mengisi dengan serius sampai akhirnya Haechan menyelesaikan soalnya.
Cukup lama Haechan mengerjakan soalnya karena hitung-hitungan. Jadi bisa kalian bayangkan seberapa lama guru itu tertidur?
"Sudah selesai?"
Suara Jaemin yang tiba-tiba itu membuat Haechan berjengit kaget padahal, Haechan baru saja ingin mencoret-coret bagian kosong dari lembar soal terakhir.
"Su-sudah pak."
"Bagus, sini saya periksa."
Haechan hanya memberikan bukunya pada Jaemin dan kembali terdiam menunggu komentar dari gurunya.
"Perkaliannya di perhatihan Haechan."
Memajukan bibirnya kesal pada diri sendiri, Haechan benar-benar meruntuki dirinya. Menghitung kenapa sangat sulit sih!
"Ini salah."
Sret!
Suara coretan kasar membuat Haechan takut. Apakah ia banyak melakukan kesalahan?
"Ini juga,"
Sret!
Menghela napas pelan, Haechan merasa sangat gagal. Disusul suara coretan kasar di kertas itu membuat Haechan benar-benar lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendición
FanfictionHaechan yang terbiasa harus menuruti segala perintah kakaknya, bertemu dengan jodohnya yang mau menuruti segala keinginannya... "Ini semua aneh." Haechan harem, 21++ (BXB, Incest, Seks, Naked, Kekerasan, Kata Kasar.)