Glup!
Jaemin menyadari itu, bagaimana air muka Haechan yang menegang dan kebingungan atas pertanyaannya itu membuat Jaemin semakin penasaran.
Pasalnya, sejak dulu, Mark selalu melarangnya untuk bermain ke rumahnya atau mengajak bermain adiknya. Padahal, dulu Jaemin tahu bagaimana keadaan rumah kakak tingkatnya itu.
Mark yang selalu menginap atau kabur ke rumahnya saat ada masalah itu, jatuhnya seperti kabur tanpa memperdulikan adiknya, ya, adiknya, Haechan.
Lalu sekarang? Tampak sangat menjaga adiknya? Oh, justru mengekang adiknya.
Perkara adiknya yang sudah menikah di bawah umur saja ini sudah salah, dan yang membuat Jaemin tidak habis pikir lagi adalah, temannya, Jeno, menikahi anak dibawah umur?!
Jaemin baru sadar, kedua temannya ini tidak waras ternyata.
Jeno, adalah sosok pedofil. Sebuah kejutan setelah mengenalnya sekian lama.
"Kamu kenal sama Jeno dari kapan?" Desak Jaemin sangat-sangat ingin tahu. Ayolah, ia hanya manusia yang pasti ada hasrat ingin tahu masalah orang lain.
"Emm, itu... dari, dari... dulu..." Jawab Haechan dengan asal membuat Jaemin semakin mengernyitkan dahinya.
Sejak dulu? Bukankah, Mark kenal dengan Jeno karena satu perusahaan? Sejak dulu dari mana? Isi pikiran Jaemin semakin riuh mempertanyakan asal muasal anak didiknya yang terdampar dalam jalan kehidupan ini.
Sementara Haechan semakin panik, apa jawabannya salah?
"I-itu, pernikahan ayah sama mama, y-ya, ituu."
Katakan cerdas pada Haechan. Haechan merasa sangat lega saat menjawab pertanyaan yang masuk logika itu.
"Hm? Oh, 3 tahun lalu itu?"
Tanpa ragu pun Haechan mengangguk.
Dan Jaemin semakin bingung, 3 tahun yang lalu? Bukan kah, Jeno masih berhubungan dengan-
Bet!
"Ah, asik, listriknya nyala, pa-pak, ayo makan, Hae-Haechan laper." Haechan langsung menarik tangan Jaemin begitu lampu sudah menerangi seisi apartement. Mengajak gurunya ke dapur tanpa membiarkan gurunya itu berpikir untuk kembali bertanya.
Jaemin hanya menuruti, tahu jika Haechan tampak tidak nyaman atas pertanyaannya. Tapi sungguh! Jaemin benar-benar ingin tahu!
Masalah ke dua temannya yang kesannya seperti membodohi anak remaja bernama Haechan ini membuat Jaemin tidak tega sebenarnya.
"Mau makan apa, hm?" Tanya Jaemin begitu melihat Haechan mengeluarkan sebuah telur dan tepung.
"Kue, rainbow cake?"
Sial,
Jaemin terkekeh, anak ini cerdas, menyuruhnya membuat sesuatu yang sulit agar ia tidak kembali bertanya.
"Saya ga bisa, nasi goreng aja ya?" Tawar Jaemin, toh ia juga malas membuat kue.
"Em... pake sosis goreng?"
"Boleh."
Haechan segera mengambil bahan-bahan yang sekiranya oerlu untuk nasi goreng. Sosis, ayam, udang, melon, nanas, sawi, wortel, bawang daun, bawang merah, putih, susu, mentega, jeruk, chiki-
"Haechan, gak usah di keluarin semua bahan di kulkas." Jaemin terkekeh, tahu jika anak ini sedang error karena gugup atau berusaha menutupi rasa tidak nyamannya atas topik tadi.
Tapi dari sini lah yang membuat Jaemin semakin penasaran, memang nya ada apa sampai sampai anak ini menyembunyikan sekali? Apa yang di sembunyikan?
Atau,
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendición
FanfictionHaechan yang terbiasa harus menuruti segala perintah kakaknya, bertemu dengan jodohnya yang mau menuruti segala keinginannya... "Ini semua aneh." Haechan harem, 21++ (BXB, Incest, Seks, Naked, Kekerasan, Kata Kasar.)