So, With Who 13 : Loh, Kok?

14 2 0
                                    

Recomended song for this chapter

Nuansa Bening by Vidi Aldiano

Don't forget to vote this chapter guys

Enjoy this chapter 🌸

Enjoy this chapter 🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aakhhh..Shit."

Zaura menggeram frustasi, ia menatap layar laptopnya yang penuh dengan berbagai macam data dan gambar yang menurutnya pun aneh. Namun, meskipun begitu ia tetap mengerjakan projek penelitiannya itu dengan susah payah, dibantu dengan partnernya.

"Za lo tau gak sih?" tanya Faza, teman satu timnya.

Zaura yang sedang berkutat dengan laptopnya menoleh ke arah Faza lalu menaikkan alisnya, seolah bertanya 'ada apa?' kepada Faza.

"Tim kita gak jadi maju buat lomba yang minggu depan, karna diambil alih sama anak baru yang ada di kelas lo itu, siapa tuh namanya? Syasya ya kalo gak salah," ucap Faza yang membuat Zaura menutup laptopnya dengan kasar.

"LOH KOK?!" Zaura meninggikan suaranya, Faza yang berada di sampingnya dengan cepat membungkam mulutnya. Pasalnya, mereka sedang berada di tempat umum saat ini, bisa-bisa mereka menjadi tontonan publik karena suara Zaura yang menggelegar.

"Za, pelanin sedikit suara lo. Di depan masih ada pelatih kita kalo lo lupa." Faza menurunkan tangannya dari mulut Zaura.

"Sorry," ucap Zaura pelan.

Ia termenung sejenak, memikirkan semua yang terjadi begitu mendadak. Zaura merasa tidak terima dengan keputusan guru pembimbingnya yang sebelah pihak. Zaura dan timnya sudah menyiapkan penelitian ini sejak 3 bulan yang lalu, dirinya sudah berharap bisa membawa penelitiannya ini ke kancah internasional, tapi sedetik kemudian harapan dan khayalannya itu harus musnab karena keputusan yang terjadi secara mendadak ini.

"Fa, lo tau kan ini udah kita kerjain lebih dari 3 bulan? Bahkan udah mau 4 bulan loh, dan minggu depan kita bakal ke Singapur buat lomba dan bawa penelitian ini, gue gak bisa terima gitu aja Fa. Gue udah ngeluangin semua waktu gue, tenaga, pikiran gue, semuanya Fa, gak bisa gue gak bisa ikhlas gitu aja," ucap Zaura. Suaranya perlahan menghilang, hanya tersisa deru napasnya yang terasa begitu berat.

Dada Zaura terasa sesak, ia berusaha untuk mengatur napasnya dan air matanya agar tidak jatuh sekarang.

Menurutnya, siapa yang tidak kecewa? Semua orang pasti kecewa jika berada diposisi yang sama dengan Zaura saat ini. Bayangkan saja, Zaura telah menyiapkan 3 bulan lebih untuk karya ilmiah kali ini dan tentunya dengan penuh pengorbanan, banyak yang ia pertaruhkan di sini hanya untuk membanggakan nama sekolahnya dan negaranya. Namun, dengan tiba-tiba dirinya tidak bisa lagi maju untuk mewakili sekolahnya entah apa alasan yang lebih jelasnya.

"Gue juga sama kecewanya Za, bahkan menurut gue penelitian kita lebih bagus daripada tim mereka. Tapi gue gatau kenapa jadi orang lain yang harus maju ke lomba minggu depan, gue udah coba negosiasi sama Bu Eva tapi beliau cuma bilang, kita disuruh gantian sama tim lain dan jangan kita mulu yang maju buat lomba dibidang ini."

So, With Who? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang