Chapter 18

844 64 6
                                    

Chiquita masih memikirkan bagaimana cara berbicara dengan ahyeon. Pasalnya dari tadi ahyeon selalu menghindarinya.

"Tanggung jawab ya" gumamnya. Chiquita mengacak rambutnya frustasi.

Lagian ngapain dia cium ahyeon tiba-tiba, tanpa hubungan yang jelas. Dan sekarang ahyeon memintanya bertanggung jawab.

"Apa yang harus aku lakukan?" gumam chiquita sambil menatap ahyeon yang sedang bersama Rami.

Tapi meskipun begitu ia bersyukur karena yeri tidak mengganggunya lagi. Ngomong-ngomong soal yeri, chiquita belum melihatnya dari tadi.

Ia tidak mengkhawatirkan yeri kok, tapi ia khawatir jika yeri berbuat nekat. Dan akan sangat menyusahkan jika itu karenanya. Tiba-tiba saja ada yang menepuk pundak Chiquita.

"Ah Riri. Kamu buat kaget saja" ujar chiquita.

"Apa kamu benar-benar tidak mengingat yeri, perempuan yang bersamamu malam tadi?" tanya pharita tiba-tiba sambil menatap chiquita.

"Gak" balas chiquita singkat. Seingat chiquita ia baru pertama kali bertemu dengan perempuan itu. Dan kedua kalinya pas pagi tadi.

"Kamu ini makin pikun saja" ejek pharita.

"Memangnya kenapa. Oh iya kenapa wajahmu kaget pas ngeliat orang itu?" Tanya Chiquita, Pharita memasang wajah kaget.

"Kamu nyadar ternyata" Chiquita mengangguk. Pharita menghela nafas panjang .

"Terserah jika kamu tidak ingat dengan yeri. Tapi satu hal yang perlu kamu ingat Canny" Pharita menatap Chiquita serius.

"Yeri itu berbahaya. Dia itu seperti psikopat. Dia juga akan melakukan apapun agar keinginannya terpenuhi. Karena itu aku bersikeras mengajakmu pindah sekolah" satu fakta yang baru diketahui chiquita. Pantas saja pharita kekeuh ngajak chiquita untuk pindah sekolah.

Pharita menatap chiquita lekat "Jangan pernah lengah meski sedetik pun. Nyawa ahyeon bisa terancam, lindungi dia".

Pharita tersenyum simpul dan mengacak rambut Canny "Ingat itu". Setelah itu pharita bergabung dengan Ruka dan teman-temannya.

==================================

Tap Tap Tap

Hentakan alas kaki terdengar begitu menggema. Sesekali gadis itu menengok
kebelakang. Seringai jahat terukir di wajah orang yang sedang mengejarnya. Ia mengeluarkan pisau yang siap menancap kapan saja.

Gadis itu tersandung, ia tersungkur kelantai. Begitu ia berbalik orang itu telah berada didepannya dengan pisau yang ia angkat tinggi-tinggi.

" Hallo ahyeon,kita bertemu lagi" . Ada kata-kata terakhir? "

Ahyeon menggeleng-gelengkan kepalanya disertai air matanya yang telah membasahi pipinya. Wajah ketakutannya semakin membuat orang itu bersemangat.

"Hikss jangan"

"Bye-bye "

*JLEBBB.

"AHYEONNN!!!!!"

Chiquita terbangun dari mimpinya dengan nafas yang tersengal-sengal. Wajahnya juga dipenuhi keringat. Ia memeriksa jam di ponselnya yang baru menunjukkan

pukul 2 pagi.

Chiquita mengusap wajahnya frustasi. Perkataan pharita siang itu masih terngiang dalam ingatannya. Dan ia juga mengalami mimpi buruk. Chiquita keluar dari kamarnya dan berjalan ke kamar ahyeon dan Rami.

Chiquita berniat mengetuk pintu kamar ahyeon tapi tak jadi karena takut mengganggu.

Ia pun berjongkok dan menyandarkan
punggungnya didinding. Dan memejamkan matanya. Tanpa sadar ia
tertidur.

Begitu ahyeon keluar dari kamarnya, ia di kagetkan dengan chiquita yang tertidur. Ahyeon berjongkok didepan chiquita. Ia bertanya-tanya sejak kapan chiquita berada disini dan apa alasannya.

"Canny" panggil ahyeon sambil bahunya.

Perlahan wajah chiquita terangkat dan
matanya mulai terbuka.

"Ahyeon" gumam chiquita dengan suara
seraknya. Chiquita berdiri dan meregangkan tubuhnya. Ahyeon pun ikut berdiri.

"Kamu kenapa tidur di sini, nanti dingin loh?" tanya ahyeon.

Chiquita menggenggam tangan ahyeon "Tetap berada disampingku". Ahyeon mengernyit heran. Ia hendak bertanya tapi tidak jadi, karena melihat raut khawatir chiquita. Ahyeon pun mengangguk.

Chiquita melangkahkan kakinya diikuti ahyeon karena chiquita masih menggenggam tangannya. Begitu telah masuk kedalam kamarnya.

"Kamu ngikutin aku? "Tanya chiquita

" Ckkkk"
Ahyeon berdecak kesal, ia mengangkat tangannya yang digenggam chiquita. Chiquita langsung melepaskan genggamannya dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Ahyeon terkekeh "Ternyata kamu juga bisa salah tingkah ya" ejek ahyeon.

"Diamlah" Chiquita berjalan ke kamar
mandi tapi tangannya ditahan oleh
Ahyeon. Ahyeon membalikkan tubuh chiquita. Ia mendekatkan wajahnya ke telinga chiquita.

"Aku masih menunggumu, untuk bertanggung jawab" bisik ahyeon.

Chiquita mendorong ahyeon dan langsung masuk kedalam kamar mandinya. Ahyeon terkekeh geli melihat reaksi chiquita.

==================================

"Oke , Karena hari ini adalah hari terakhir kita di Bali. Jadi sebagai kenang-kenangan tambahan kita bakal menjelajahi Bali" ujar Bona.

"Gak terasa ya. Udah empat hari kita disini" celetuk Asa diangguki
teman-temannya.

Mereka sekarang berada didalam bus yang telah di sewa oleh Bona. Dan hari
ini adalah hari terakhir mereka berada di Bali.

"Pertama kita akan ke Tegallalang Rice Terrace. Setelah itu Monkey Forest Ubud, Dan yang terakhir Air Terjun Tegenungan. Disana pemandangannya sangat indah. Dan bisa dijadikan tambahan foto kenang-kenangan" jelas Bona.

"Kau yakin disana aman?" Rami menatap chiquita. Tak biasanya ia bertanya.

"Aman kok. Tapi jika kamu gk yakin kita batalkan saja" jawab Bona seakan sadar
ketakutan chiquita.

"Tak perlu" Bona mengangguk. Setelah
ia memberikan pengarahan kepada
teman-temannya, Bona pun kembali duduk.

Chiquita menatap keluar jendela.
Perasaannya semakin resah. Ia semakin mengkhawatirkan ahyeon. Apalagi ia tidak melihat yeri lagi.

Waiting For You (GxG)(Chiyeon) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang