SEQUEL PART 9

584 41 2
                                    

Rose tak terima sambil menatap serius pria paruh baya yang merupakan kepala sekolahnya. Sang kepala sekolah hanya menatap rose sekilas

"Keputusan saya sudah bulat. Klub basket tidak ada peminatnya jadi lebih baik di hapuskan" tegas sang kepala sekolah.

"Tapi pak...."

"Saya tak menerima bantahan"

Suara berat nan tegas itu mampu membuat rose bungkam. Hanni yang berada di samping rose hanya bisa mengusap bahunya.

"Bagaimana jika klub basket itu tetap bertahan"

rose, Hanni dan kepala sekolah serentak menatap Lili yang sedang berada di dinding sambil memainkan ponselnya.

"Keputusan saya sudah bulat" kekeah kepala sekolah.

Lili menyimpan ponselnya "Bukankah seharusnya pihak sekolah mendukung bakat dari murid2nya. Bukan malah sebaliknya

Skakmat

Kepala sekolah terdiam tak tau harus menjawab apa. Karena capek menunggu kepala sekolah yang masih bellum membuka suara, lili pun kembali berbicara

"Apa jadinya jika orang-orang tau jika sekolah ini memiliki kualitas yang buruk dalam bidang non akademik" ucapan lili begitu santai tapi bernada mengancam.

"Pastika akan merusak citra sekolah ini ya" lanjut lili sambil memanas-manasi sang kepala sekolah.

"Baiklah. Jika kalian bisa mengumpulkan 5 anggota maka klub basket tidak jadi dihapus" ucap kepala sekolah pasrah.

Seketika senyum diwajah rose mengembang. Begitu juga Hanni.

"Saya kasih waktu dua hari untuk mencari anggota baru" lanjut kepala sekolah.

Senyum luntur setelah mendengar kelanjutan ucapan kepala sekolah.

"Tapi pak...."

"Tidak perlu mencari, Anggota kami sudah cukup" potong lili.

Tiba-tiba saja minji dan gisel masuk dengan wajah bingungnya.

"Gimana pak. Kami udah cukupkan" lanjut lili. Kepala sekolah mengangguk dengan terpaksa.

"Cukup apaan?" bisik gisel pada minji. Minji yang juga tidak tau pun hanya mengangkat bahu.

"Baiklah. Klub basket sudah aktif kembali. Kalian bisa memulai latihan nanti sore" ucap kepala sekolah.

Minji dan gisel membulatkan matanya
tak percaya. Mereka menatap lili
meminta jawaban namun lili hanya
tersenyum kecil.

Kelima orang itu pun pamit kepada kepala sekolah. Ralat cuma 3 orang saja yang pamit sedangkan yang duanya masih dalam kebingungan, hanya mengikuti rose, lili dan hanni keluar.

Rose tersenyum syukur sambil menatap lili. "Aku benar-benar gak tau harus bilang apa, tapi makasih banyak ya" ucap rose.

"Gak masalah" balas lili seadanya sambil tersenyum tipis.

"Yaudah. Kami duluan ya. Jangan lupa pulang sekolah nanti latihan basket" lanjut lili.

Rose menggangguk semangat. Begitu mereka sudah jauh dari rose dan hanni. Minji dan gisel langsung menghentikan lili.

"Apa?" tanya Lili pura-pura tidak tau.

"Berhenti berpura-pura. Sekarang jelaskan maksud kepala sekolah tadi" ujar minji to the point yang diangguki oleh gisel.

"Oh itu, Secara garis besarnya kita adalah anggota basket"

"Apa maksudnya ini?" tanya gisel masih
bingung.

Waiting For You (GxG)(Chiyeon) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang