malam hari pun tiba, saatnya mereka semua bakar-bakar, nge-grill bersama
"mami zizi mau sup jamur dong"-ucap zee kepada shani, lalu shani pun mengambilkan apa yang anaknya inginkan.
sementara itu para bapak-bapak sedang membakar ayam dan ikan.
"woy ken ini arangnya tambahin lagi"-ucap cio kepada keenan.
"bawel lu, cio"-ucap keenan sembari menambahkan arang.
"papii"
"kenapa sayang?"-tanya cio dengan lembut.
"adek mau bantu papi sama om ken bakar ayam nya"-ucap zee.
"ehh dedek zizi jangan yaa. mending zizi bantu kakak-kakak aja bakar sosis, frozen food"-ucap keenan dengan lembut.
"humm tapi zizi mau nya bantu bakar ayam dan ikan"-ucap zee.
"jangan ya, di sini ada asap. nanti adek batuk kena asapnya"-ucap cio.
"mending bantu kakak aja sana"-lanjutnya.
"oke deh zi bantu kakak aja"-ucap zee berlalu pergi berjalan menghampiri sang kakak.
"kakak, adek bantu ya"-ucap zee.
"ya udah sini"-ucap chika.
"adel lagi apa?"-tanya zee kepada adel.
"motong cabe sama bawang, zi"-jawab adel yang sedang memotong cabai dan bawang.
"aku bantu ya, del"-ucap zee yang diangguki adel.
namun saat sedang memotong bawang tiba-tiba.....
"HUAAAA MAMIII HIKS HIKS"-teriak zee dengan kencang, ia menangis.
"astaga kok bisa berdarah jari nya, dek?"-tanya chika berjalan menghampiri zee yang sudah menangis.
"hiks kakak hiks"
"chup chup adekk"-ucap chika memangku zee lalu ia isap darah zee yang mengalir di jari nya.
"kakak, ada apa? kok tadi kayak suara dedek teriak sambil nangis?"-tanya shani.
"ini mi jari adek berdarah, kena pisau"-ucap chika sembari menunjukkan jari zee yang berdarah.
"ya ampun adek. sini nak sama mami"-ucap shani yang langsung menggendong zee.
"hiks sakit mami sakit hiks"-ucap zee sembari terisak.
"iya sayang mami obati dulu ya"-ucap shani membawa zee masuk ke dalam rumah.
"sini nak mami bersihkan dulu darahnya"-ucap shani membersihkan darah yang terus mengalir keluar dari jari zee.
"aww sakit mami"
"tahan sebentar ya sayang"
"udah selesai deh, muach"-ucap shani setelah selesai mengobati luka di jari zee dan tak lupa ia beri plester.
"mau sama cici"-ucap zee.
"mau ke cici?"-tanya shani yang diangguki zee. lalu ia pun membawa putri bungsunya ke kamar putri pertamanya.
"kakak mami masuk ya"-ucap shani dari depan pintu kamar.
"iya mami masuk aja"-sahut gracia dari dalam kamar.
"eh dedek. kok sembab matanya, kamu kenapa?"-tanya gracia.
"jari nya kena pisau ci"-jawab shani.
"hah kena pisau? kok bisa?"-tanya gracia yang terkejut.
"mami juga ga tau"
"ini adek mau sama kamu, kamu gapapa kan? ga ganggu waktu belajar kamu kan?"-tanya shani kepada gracia.
"ga kok mi. kebetulan tugas cici juga udah selesai"-jawab gracia.
"sini dek main sama cici aja"-ucap gracia, lalu zee pun di turunkan dari gendongan shani.
"adek main sama cici ya"-ucap shani dengan lembut, dan zee hanya mengangguk nurut aja.
"ya udah kalau gitu mami turun lagi ya, mau bantu yang lain. nanti kalau semuanya udah matang mami panggil cici sama adek"-ucap shani yang diangguki keduanya. lalu shani pun berjalan keluar dari kamar putri pertamanya.
"coba sini cici liat jari yang lukanya"-ucap gracia memegang tangan zee.
"sakit ya?"
"ga ci, ga sakit"-jawab zee dengan malas karena pertanyaan yang di lontarkan oleh cici nya itu.
"hehe sorry adek sayang, muach"-ucap gracia mencium kening zee.
"sini tiduran, kita nonton aja. tapi jangan tidur ya"-ucap gracia yang berbaring dan diikuti zee.
"kamu mau nonton apa?"
"din-"
"hari ini ga ada dino. dino terus kamu tuh. hari ini kita nonton film disney aja
"tadi nanya, giliran di jawab ga boleh. gimana sih cici cici pik satu ini"-gumam zee dengan malas.
"cici denger ya kamu ngomong apa, dek"-ucap gracia menatap sang adik dengan malas.
"lagian cici nanya aku jawab tapi ga boleh nonton itu"
"ya kan cici pikir kamu bakal jawab film yang lain"
"aku kan suka nya dino. jadi aku maunya nonton dino"
"shutt diem. udah nonton aja"
"nyenyenye"
"heh kurang ajar bener anak bungsunya tuan gracio winata dan nyonya shani indira"-ucap gracia mencomot bibir zee.
"udah lah ci diem. aku mau nonton"
"padahal cici belum puas isengin kamu, dek. padahal cici mau kamu tuh nangis pas cici isengin, tapi ternyata rencana ku kali ini gagal"-batin gracia menatap gemas ke arah zee yang sedang fokus menonton.
"ngapain cici liatin aku kayak gitu?"-tanya zee kepada sang cici. pasalnya cici nya itu menatapnya dengan serius sembari senyum-senyum sendiri.
"emangnya ga boleh kalau seorang kakak liatin adiknya yang imoettz, pipi nya kayak bakpao gini?"-tanya gracia.
"ga! cici serem natap nya kayak gitu"
"dih kamu pikir cici apa hmm?"-ucap gracia sembari menaik-turunkan alis nya.
"tuh kan cici serem, sejak kapan sih cici kayak gini? jadi takut aku"
"dih bener-bener adek kurang ajar. btw cici ga gigit dek, kenapa harus takut?"
"kira-kira yang kayak gini ngejar ga ya?"-batin zee menatap heran ke arah gracia yang menatapnya sembari senyum-senyum dan menaik-turunkan alis nya.
"genit banget sih"
"gapapa dong genit ke adek sendiri, ya gak?"-ucap gracia yang semakin menjadi.
"seterah"-ucap zee singkat lalu ia fokus menonton kembali.
"padahal tangis mu bahagiaku, dek"-batin gracia yang akhirnya menyerah untuk mencoba membuat adiknya menangis. ia pun fokus menonton sama seperti zee.
..................................................................................
helloada yg dari tangerang juga ga nih?? kalau ada ayo kita nonton bareng, hehe🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Azizi [END]
RandomHi, this is the author's new story, come on, read it and help vote!! . Kisah Seorang Gadis Kecil Kesayangan Keluarganya. . !NO PLAGIAT! !Baca dan di Vote!