Bab 11

413 40 1
                                    

"Kak, Bulan mau ngomong."

"Ngomong apa Bulan?"

"Hari ini Bulan mau ke kampus buat persiapan OSPEK besok. Doain lancar ya."

"Wihhh. Udah mau aktif kuliah aja nih adek kakak. Semangat ya Lan. Pokoknya kalo butuh apa-apa bilang ke kakak.

"Emmm. Iya." Bulan tersenyum kecut. Meski Mentari sudah biasa berusaha memenuhi kebutuhannya, tapi ia tetap merasa terus menjadi beban. Terlebih saat ia pernah melihat Mentari waktu masih bekerja di cafe saat itu.

-Flashback-

"Lan, mampir dulu yuk cari minum." Ajak Clarie teman Bulan yang saat itu tengah berjalan dengannya.

"Ayok. Dimana?"

"Tuh di sebelah counter hp." Ternyata cafe yang ditunjuk oleh Clarie adalah cafe dimana tempat Mentari bekerja, tapi Bulan belum menyadarinya.

"Ya udah yuk langsung aja."

"Yuk."

Mereka berdua berjalan cepat menuju cafe itu karena sudah merasa sangat kehausan. Namun belum sampai di depan pintu, Bulan menyadari keberadaan Mentari yang tengah melayani pelanggannya.

"Lan kenapa berhenti?" Tanya Clarie karena melihat Bulan yang tiba-tiba menghentikan langkahnya dan fokus mengamati cafe itu.

"Oh. Nggak. Anu, Clar kamu aja ya yang masuk. Aku lupa aku harus pulang sekarang."

"Loh kenapa? Kok tiba-tiba gitu sih?"

"Iya. Aku ada janji sama kakak."

"Yah. Padahal cuma minum bentar. Masa nggak bisa sih Lan?"

"Nggak bisa. Ini aja aku udah telat. Maaf ya."

"Ya udah deh. Hati-hati ya pulangnya."

"Iya kamu juga. Duluan ya."

"Daaa Lan."

"Daaa."

Bulan terpaksa berbohong untuk menghindari kakaknya. Ia sendiri juga tidak mengerti mengapa Mentari harus menyembunyikan masalah ini darinya. Dan entah sejak kapan pula Mentari bekerja di cafe itu. Sebab selama ini Mentari mengaku bekerja sebagai admin di salah satu perusahaan.

-Flasback off-

"Kak Tari."

"Apalagi Lan?"

"Kakak nggak ada sesuatu yang mau dibicarain sama Bulan?"

"Maksudnya? Sesuatu apa?"

"Ya kali aja ada yang mau kakak omongin gitu sama Bulan."

"Ooh. Nggak ada Lan. Udah kamu fokus kuliah aja. Kakak bakal ngusahain apapun biar kamu lulus."

Bulan tiba-tiba memeluk Mentari dengan erat. "Maafin Bulan ya kak."

"Kenapa jadi melow gini sih Lan?"

"Bulan nggak pernah tau rasanya jadi kakak. Tapi Bulan sayang banget sama kakak. Kakak jangan capek-capek ya."

"Iya Lan. Kamu tenang aja, kakak baik-baik aja kok. Ya udah ih jangan ngalem. Kakak mau berangkat dulu nanti telat."

"Iyah."

Seperti biasa Mentari berangkat naik bis, karena motornya belum ia ambil dari bengkel.

Ponsel Mentari berbunyi seketika setelah memasuki bis. Ternyata panggilan dari Langit.

"Halo. Lang."

"Halo. Kamu dimana Ri?"

"Ini lagi di bis mau ke kantor. Kenapa?"

Langit dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang