Bab 22

433 41 2
                                    

"Lan."

"Hmmm."

"Ha hmm ha hmmm mulu daritadi. Kamu kenapa sih? Kusut banget hari ini. Lagi ada masalah?" Clarie nampak khawatir melihat Bulan yang sejak tadi hanya diam dan melamun.

"Aku bingung Clar."

"Bingung kenapa?"

"Semalem aku diajak Bunda pergi ke pesta temen-temennya. Dan tebak apa yang terjadi?"

"Apa? Aku nggak tau."

"Bunda jodohin aku sama anak temennya, dan yang lebih epiknya lagi orang itu pacar kakak aku sendiri."

"Hah? Kok bisa?"

"Ya mana aku tau. Sumpah kenapa makin rumit aja sih hidup aku?"

"Emang Bunda kamu nggak tau kalo kakak kamu pacaran sama orang itu?"

"Bunda nggak tau karena dari dulu Kak Tari selalu menyembunyikan hubungannya dari orang-orang. Dia nggak mau pacarnya ter ekspos karena orang tuanya nggak suka sama Kak Tari."

"Kamu juga nggak ngomong sama Kakak kamu soal semalem?"

"Aku bingung harus jelasinnya gimana. Kakak aku sama Kak Bintang tu lagi nggak akur akhir-akhir ini, Bunda sama Kak Tari juga udah mulai merenggang. Kalo Kak Tari tau aku dijodohin sama Kak Bintang, kamu bisa bayangin nggak perasaannya gimana? Bunda bakal sedih karena ngecewain temennya, Kak Tari juga pasti down, Kak Bintang juga bakal lebih bingung mau bujuk Kak Tari gimana."

"Terus sekarang kamu sendiri gimana? Kamu nggak bisa diem-diem ngebiarin ini semua jadi bola liar."

"Aku tau Clar. Aku juga nggak mau Kakak aku makin sakit."

"Terus?"

"Kemarin aku udah berusaha buat tolak keputusan Bunda yang sepihak itu. Tapi dia masih ngotot buat jodohin aku. Bunda kasih waktu selama dua bulan. Kalo dalam waktu dua bulan itu aku nggak bisa bertahan sama Kak Bintang, baru aku boleh memutuskan untuk menolak."

"Jadi kamu harus bertahan selama dua bulan untuk pura-pura didepan semuanya?"

"Ya mau nggak mau."

"Kamu nggak takut beneran jatuh cinta sama Kak Bintang?"

"Kamu gila apa ya? Nggak mungkin aku jatuh cinta sama Kak Bintang, dia itu udah aku anggep Kakak aku sendiri selama pacaran sama Kak Tari."

"Ya bagus deh kalo kamu sadar. Sampai akhir kamu harus tetep bertahan sama kata-kata kamu ini."

"Akuku minta bantuan kamu ya Clar kalo ada apa-apa, aku nggak sanggup ngadepin ini sendiri. Nggak mungkin juga nambah beban Kak Tari."

"Kamu tenang aja Lan. Aku selalu disini kok."

"Makasih ya Clar."

Kedua sahabat itu saling memeluk dengan erat bahkan hingga tak ada sekat. Mereka bersahabat sudah sejak lama mulai dari mereka masih duduk di bangku SMA. Saking dekatnya, mereka seolah tak ingin dipisahkan sehingga mengambil jurusan dan kampus yang sama untuk melanjutkan studi.

***

"Lang gue udah nemu kendaraan yang dipake sama cowok bermasker yang motong rem mobil elu waktu itu." Rama nampak serius mengajak berbincang Langit di salah satu cafe.

"Serius lu Ram?"

"Serius Lang. Tapi lu tunggu dulu, kita nggak boleh gegabah. Gua rasa tu orang cuma suruhan dan bukan pelaku utama."

"Jadi ada dalang dibalik ini semua?"

"Bener. Dan gua rasa lu harus mulai hati-hati sama sekeliling elu. Karna gue curiga ada penyusup yang mungkin dimasukkan ke dalam kantor."

Langit dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang